Jenderal Hoegeng, Polisi Paling Jujur Masa Lalu dan Masa Kini

0

Utama, Bulir.id – Di tengah bobroknya moral sebagian oknum polisi, Jenderal Hoegeng dimunculkan ke permukaan sebagai tawaran untuk menjawab keresahan masyarakat atas memudarnya nilai humanisme pelayanan korps yang dipimpin oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Beranjak dari keresahan di atas sekaligus untuk mengenang100 tahun Jenderal Hoegeng inilah, wartawan senior Farouk Arnaz, menulis buku berjudul “Dunia Hoegeng, 100 Tahun Keteladanan” yang diluncurkan di Jakarta, Mingggu 7 November 2021.

Selanjutnya, dalam kesempatan tersebut Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto meminta pihak Kepolisian mencontoh keteladanan Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso.

“Terus terang saya sampai sekarang belum menemukan sosok semacam Pak Hoegeng,” ungkap Sidarto.

Baginya karakter dan kepribadian dari Jenderal Pol. (Purn) Hoegeng patut dijadikan contoh oleh siapa saja, terutama pejabat negara dan khususnya Korps Bhayangkara.

Hoegeng menampilkan karakter dan kepribadian yang kuat serta teguh pada idealismenya saat menjabat sebaggai Kapolri ke-5.

Jenderal Hoegeng sebagai Kapolri, terkenal lantang serta selalu berani berkata jujur itu tak segan berbeda pandangan termasuk berhadapan dengan presiden.

Berkat kepribadiannya tersebut, Presiden Soekarno merangkul dan menjadikan Kapolri kelahiran 14 Oktober 1921 itu sebagai seorang sahabat.

Menurut Sudarto, apa yang dilakukan sang jenderal tidak lepas dari bentuk profesionalisme dan sikap sebagai abdi negara yang sulit ditiru oleh siapa saja. Sebab, membangun sikap secara konsisten bukan perkara mudah.

“Jadi orang yang sederhana seperti Pak Hoegeng dengan gaji yang saat itu serba kurang tidaklah mudah,” ungkapnya.

Sebagai orang nomor satu di institusi Kepolisian, ia membuktikan diri bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara tidak diukur dari apa yang ia terima. Hal tersebut dapat dilihat dari kesederhanaan hidupnya. Bahkan, saat menjalankan tugas negara, ia kerap memakai sepeda ontel.

Point penting dari buku tersebut adalah sosok Hoegeng yang meninggalkan warisan mempertahankan prinsip, menjaga integritas, dan dedikasi.

Hoegeng juga mengajarkan kepada keluarganya untuk memasuki kehidupan yang penuh idealisme dan antikompromi yang sesungguhnya tak pernah mudah itu.

Hoegeng tidak mau berkhianat dan berkongsi dengan ketidakadilan.*