Lila Jeminta: Keringat Suamiku adalah Nafas untuk Kami Bertiga

0
Sumber Foto: Facebook LIla Jeminta

Labuan Bajo, BULIR.ID – Istri Almarhum Martinus Jeminta (MJ), Lila Jeminta mengungkapkan isi hati atas kematian suaminya MJ yang dikeroyok oleh sekelompok orang yang terlibat tawuran di Komplek Waterfront, Labuan Bajo, Minggu (2/10/22). Lila mengungkapkan isi hatinya di media sosial Facebook pribadinya, Lila Jeminta pada Selasa (4/10/22).

Dalam unggahan itu, Lila mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam atas kematian suaminya. Bagi Lila, sosok suaminya merupakan orang paling berjasa dan bertanggung jawab penuh atas hidupnya dan kedua anaknya yang masih bayi. Lantas, Ketika suaminya mati secara tak wajar, Ia mengalami kehilangan cinta dan harapan sebagai seorang Istri sekaligus sebagai seorang Ibu.

Pada unggahan yang sama, Ibu dua anak itu tampak mengungkapkan kekesalannya pada pelaku yang secara membabi buta membunuh suaminya. Ia mengatakan, sosok suaminya adalah manusia yang punya hati, sama seperti pelaku tetapi memilih pasrah Ketika ada orang yang mengancam dan membunuhnya.

Berikut curahan hati lengkap Lila Jemita yang kami Kutip dari Facebooknya. Dalam unggahan ia menyertakan beberapa foto terduga pelaku yang berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.

Kalian boleh duduk dan masih bisa menghirup udara…..Sedangkan suamiku ….SDH ada di balik tanah yg TDK akan dia Kembali lagi untuk aku dan anaknya ….sedikit aja punya hati….biarkan kalian siksa dia…tapi jangan sampai ambil nyawanya….Kami butuh dia..keringatnya adalah nafas untuk kami bertiga…Suamiku bukan binatang…dia sama spt kalian…sama-sma manusia…tapi dia punya hati dia hanya pasrah, utk terima segala kejagoan dan kesaktian kalian…dia tau dirinya makluk lemah…dan dia tau juga kalian adalah orang paling kuat bisa mencabut nyawanya…cumin kalian yang bisa…Tubuhnya ada pada kalian yg seraka..bisa mengambil dia kapan saja…Tuhan sembeng hia

 

Unggahan Lila Jeminta dari Facebook

Untuk diketahui, korban MJ (28) adalah warga Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur.  Di Labuan Bajo ia sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjual barang dagangannya di sekitar Kompleks Waterfront.

Usai dikeroyok korban sempat dilarikan ke RSUD Komodo untuk mendapatkan perawatan namun tak tertolong. Korban dinyatakan meninggal sekira pukul 20.42 Wita, Minggu (2/10/22).