Jakarta, BULIR.ID – “Gogo Bangun Negeri” (GBN) akan mengadakan acara diskusi publik bertajuk “Peluang Yusril Ihza Mahendra Jadi Cawapres Prabowo Subianto” dalam rangka mendiskusikan hasil riset persepsi publik terkait calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024. Diskusi publik ini akan berlangsung pada Sabtu, 14 Oktober 2023, pukul 13:00 – 15:00 WIB, di Kopi Bangi, Jl. Raya Pasar Minggu No.12 Km. 18 Jakarta Selatan.
Diskusi ini akan menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka seperti Bapak Dr. Emrus Sihombing, pendiri Gogo Bangun Negeri dan Komunikolog Indonesia, Bapak Prof. Effendi Gazali, pakar Komunikasi Politik, Bapak Dr. Anggawira, Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, dan Bapak Dr. Fahri Bachmid, pakar Hukum Tata Negara.
Saat ini, hanya pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang secara resmi mendaftar sebagai calon pemimpin negara. Namun, untuk pasangan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, belum ada pengumuman resmi terkait calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi mereka dalam kontestasi Pemilu 2024.
Dalam diskusi publik yang diadakan oleh Gogo Bangun Negeri, berfokus pada potensi Yusril Ihza Mahendra untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto. Yusril Ihza Mahendra dianggap memiliki kapabilitas, profesionalitas, kepemimpinan, manajerial, dan pengalaman dalam pengelolaan pemerintahan serta kualitas lain yang diperlukan untuk memimpin Indonesia.
Emrus Sihombing, pendiri Gogo Bangun Negeri dan Komunikolog Indonesia, mengungkapkan tujuh alasan utama mengapa Yusril Ihza Mahendra berpotensi menjadi pasangan Prabowo Subianto dalam Pemilu 2024. Salah satunya adalah magnet elektoral yang dimiliki oleh Yusril, terutama di luar Pulau Jawa. Faktor elektoral ini dianggap penting bagi kesuksesan Prabowo dalam Pilpres 2024.
Selain itu, Yusril Ihza Mahendra memiliki kedekatan relasional dengan tokoh agama dan komunitas religius mayoritas di Indonesia, yang merupakan modal penting dalam konteks Pilpres 2024. Yusril juga dikenal secara nasional karena tokohannya dan kredibilitasnya sebagai guru besar hukum serta pengacara yang telah mengawal berbagai kasus dengan dukungan positif dari berbagai kalangan masyarakat.
Alasan lain adalah kemampuan Yusril Ihza Mahendra untuk mewakili suara masyarakat di luar Pulau Jawa, mengatasi stigma Jawa-sentris, dan mewakili kalangan muslim. Yusril juga dianggap sebagai pasangan yang kuat bagi Prabowo, bahkan memposisikan diri sebagai cawapres alternatif jika terjadi deadlock di koalisi Prabowo.
Pakar Komunikasi Publik, Effendi Gazali, menambahkan bahwa Yusril Ihza Mahendra, dengan pengalamannya dalam menjalankan roda pemerintahan, dinilai dapat mewakili suara masyarakat di luar Pulau Jawa. Prabowo yang identik dengan Pulau Jawa dapat didukung oleh Yusril untuk menjauhkan stigma Jawa-sentris dan memperkuat representasi kalangan muslim.
Selanjutnya, Pakar Hukum Tata Negara, Fahri Bachmid, menilai bahwa Yusril Ihza Mahendra dapat merepresentasikan suara nasional dan mewarisi sistem ketatanegaraan yang kuat untuk membangun sistem yang mengayomi semua pihak dan potensi bangsa Indonesia.
Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Anggawira, menegaskan bahwa Prabowo membutuhkan pendamping yang mampu mengakomodasi kebutuhan bangsa ini. Yusril Ihza Mahendra, sebagai pemimpin yang kuat, diharapkan mampu melengkapi Prabowo dan mengakomodasi segala kebutuhan bangsa.
Hingga saat ini, Prabowo Subianto dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) didukung oleh beberapa partai seperti Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, dan Partai Garuda. KIM sedang mendengarkan masukan publik terkait calon pendamping Prabowo Subianto sebagai bakal calon Wakil Presiden di Pilpres 2024, dengan beberapa nama seperti Yusril Ihza Mahendra, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Gibran Rakabuming, Airlangga Hartarto, dan Yenny Wahid menjadi bursa calon yang berpotensi.