Menuju Metropolis Global, Jakarta Susun Road Map hingga 2045

0
Kepala Biro Kerja Sama Daerah Setda Provinsi DKI Jakarta, Marulina Dewi (Foto: Ist)

Jakarta, BULIR.ID – Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang telah diakui dalam geliat pertumbuhannya, mengusung target mencapai kota modern yang dapat disejajarkan dengan kota-kota besar di dunia maju. Tak dipungkiri, dalam perjalanannya Jakarta terus melakukan langkah inovatif seperti peningkatan layanan publik, kemandirian daerah, serta inovasi dalam pembangunan yang bersinergi dalam kerja sama.

Kepala Biro Kerja Sama Daerah Setda Provinsi DKI Jakarta, Marulina Dewi mengungkapkan, pihak saat ini sedang menunjukan komitmennya dalam langkah inovatif dengan perencanaan program jangka panjang.

“Kita saat ini sedang menunjukan rencana program di 2025 dan rencana jangka panjangnya secara bertahap, yang mana kami ingin menjadikan Jakarta sebagai Kota bebas emisi di 2020 dan lets start di 2030 itu dengan tahapan-tahapan, dan dengan perencanaan yang sudah diusung oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapeda) dan grand desain yang sudah disajikan oleh Biro Kerjasama Daerah. Saya optimis, kita setiap tahunnya akan menambah infrastruktur untuk memperkuat Jakarta menjadi kota yang menglobal dengan ranking di atas yang sekarang,” terang Dewi, kepada awak Media di sela-sela kegiatan Forum Diskusi Kaleidoskop Kerja Sama Jakarta 2024 ‘Jatidiri Nusantara Meretas Megapolis Global’, di Hotel Borobuduer Jakarta.

Lebih jauh terkait agenda pelaksanaan, Dewi menyampaikan, di tahun 2025 pihaknya rencananya sudah mulai realisasi pelaksanaan program. Yang mana di Grand desain Biro Kerjasama Daerah ini startingnya di tahun 2025.

“Kita ada delapan sub bidang, yaitu pendidikan dan ketenagakerjaan, komunikasi dan informasi, ekonomi kreatif dan juga UMKM serta Budaya, Kesehatan dan Lingkungan hidup. Selebihnya adalah program-program pendukung yang keterkaitannya dengan layanan publik dan pembangunan kota Jakarta,” ungkapnya.

Terkait dengan peningkatan kapasitas ASN Pemprov DKI Jakarta, Dewi mengungkapkan dengan melakukan kerja sama sister city.

“Pengiriman SDM ke Kota New York merupakan upaya peningkatan kapasitas SDM ASN Pemprov DKI Jakarta, karena SDM menjadi pondasi dasar yang bisa mendorong Jakarta bisa maju lagi. Mereka dikirim dalam rangka magang, diklat bersama. Untuk ASN yang dikirim ke Roterdarm, mereka melakukan magang di perusahaan-perusahaan dan juga diklat di Pemerintah Kota Roterdarm sekaligus mempelajari bagaimana Kota Roterdarm menangani banjir karena Roterdarm level permukaannya di bawah permukaan laut,” ungkap Dewi.

“Setiap tahun kita akan mengirimkan empat ASN. Tetapi memang untuk ke Roterdarm kami mengirimkan 20 dan sudah dilakukan lima tahun yang lalu. Kota-kota yang dipilih dalam rangka pendidikan adalah kota-kota yang rankingnya di atas Kota Jakarta seperti London, Berlin, New York, Tokyo, Seoul,” lanjutnya.

Otonomi Daerah Jadi Payung Hukum

Desentralisasi dan otonomi daerah menjadi payung regulasi yang dapat mendukung kerja sama antar pemerintah daerah dan pihak terkait, guna mencapai tujuan bersama yang berfokus pada pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Tujuannya adalah menyusun standar dan skema kerja yang dapat dijadikan acuan dalam penerbitan road map/ peta jalan untuk meningkatkan pelayanan dan pembangunan yang lebih efektif di provinsi DKI Jakarta.

Forum diskusi ini menjadi penting karena membahas, bagaimana Jakarta membangun dirinya sebagai pusat megapolis dunia termasuk Transformasi infrastruktur, digitalisasi, keberlanjutan lingkungan, dan upaya kota ini untuk bersaing dengan kota-kota global lainnya dapat diangkat sebagai bagian dari narasi ini.

Mengedepankan unsur budaya Nusantara yang mencakup kebhinekaan, gotong royong, dan nilai-nilai lokal sebagai daya tarik bagi dunia internasional. Bagaimana Jakarta mampu mempertahankan keaslian identitasnya sambil meretas sebagai kota berstandar global?

Apa visi Jakarta di tahun-tahun mendatang, terutama dalam hal kerjasama internasional dan integrasi dengan ekonomi global? Proyeksi mengenai rencana pembangunan kota, daya saing internasional, dan bagaimana Jakarta akan menavigasi tantangan globalisasi dengan identitas Nusantaranya.

Mengangkat isu-isu utama seperti dampak globalisasi terhadap ekonomi Jakarta, tantangan urbanisasi yang cepat, upaya kota untuk menjadi ramah lingkungan (smart city), serta bagaimana budaya lokal tetap terjaga dalam arus modernisasi.

Dalam forum diskusi ini menghadirkan para pakar dan para pejabat Pemrpov DKI, antara lain, Teguh Setiabudi, PJ Gubernur DKI Jakarta memberiakn keynote speech, Setio Prabowo, Partner Infrastructure Advisory Ernst & Young Indonesia, Bambang Brodjonegoro, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Heru Subolo, Staf Ahli Bidang Sosial, Budaya dan Pembangunan Manusia dan Abdul Malik Sadat Idris, Direktur Regional I Bappenas dengan dipandu oleh moderator Elvira Khairunisa.*