Bulir Membaca: Digital Fortress Sebuah Resensi

0

Spiritual, Bulir.id – Tepat pada 9 juli 2020 lalu saya dipinjamkan sebuah buku milik opa Dan Brown berjudul DIGITAL FORTERSS dengan tebal 600 halaman. Beliau adalah seorang penulis novel terkenal, namanya melambung lewat THE DAVINCI CODE yang kemudian menimbulkan banyak kontroversial termasuk di gereja Katolik.

Pada situasi pandemi Covid 19 ini kehidupan kita semakin ditantang dan tidak jarang menimbulkan kejenuhan dan stress berlebihan sebab kebebasan kita semakin dibatasi. Waktu luang untuk berekreasi di luar rumah pun dipersempit. Kebersamaan dengan alteritas menjadi tidak mungkin.

Pada situasi semacam ini opa Brown memberi ruang untuk menyegarkan otak kita dengan menelanjangi buah penahnya. Dari penelanjangan itu kita boleh bersenggama dengan ide-ide liar yang ditawarkan.

DIGITAL FORTRES merupakan sebuah triller teknologi terbaik dan paling realistis yang ada di pasar setelah bertahun-tahun. Kecakapan Dan Brown menggambarkan area abu-abu antara kebebasan personal dan keamanan nasional.

Novel tersebut menceritakan mengenai konflik yang terjadi di sebuah agensi kriptografi Amerika Serikat, yaitu NSA (National Security Agency). Kegiatan-kegiatan NSA adalah melakukan penyadapan-penyadapan komunikasi seperti komunikasi militer, diplomatik, serta komunikasi-komunikasi rahasia atau sensitif pemerintah. Karena tugasnya mengumpulkan informasi, termasuk informasi rahasia, maka NSA juga terlibat dalam penelitian kripto analisis, pemecahan sandi dan kode.

Proyek besar ini dibawah pimpinan Trevor J. Strathmore sebagai wakil direktur operasional dan Leland Fontaine adalah Direktur Utama. Strathmore dikenal sebagai pria yang patriotis dan visioner.

Strathmore sangat peduli terhadap Susan sebab dia adalah satu-satunya staf wanita. Sang wakil tidak mau kehilangan seorang rekrutan muda tercedas hanya karena masalah pelecehan sexual. Bagi Strathmore Susan adalah aset berharaga NSA dalam pengolahan translator.

Kisah cinta antara David Becker dan Susan Fletcher akan menambah susasana romantisme dalam novel tersebut. Susan yang dikisahkan sebagai wanita berparas cantik dan super cerdas dengan IQ 170 adalah seorang kepala Divisi Kriptograf NSA. Kriptograf adalah sekelompok elite yang terdiri atas ahli matematika atau ahli pemecah sandi.

Sedangkan Becker adalah seorang profesor termuda di Universitas Georgetown dan ahli bahasa asing yang cemerlang dan menguasai beberapa dialeg Asia. Dia hanpir menyerupai selebriti di bidang pendidikan. Lahir dengan kemampuan mengingat yang baik dan kegemaran akan bahasa. Sebagai dosen yang tanpan, dia banyak digemari oleh para mahasiswinya.

Keduanya bertemu ketika Becker menerima jasa penerjemah untuk memecahkan sebuah sandi bersimbol Mandarin di NSA. Susan menawarkan pada pria ini sebuah posisi percobaan dibagian Divisi Kriptografi Asiatik.

Perjumpaan keduanya di NSA merupakan awal baru kisah percintaan mereka. Mereka adalah dua manusia cerdas dengan kemampuan analisis tinggi yang seharusnya kebal terhadap perasaan jatuh cinta yang tidak masuk akal. Masa pacaran mereka berjalan romantis.

Hubungan mereka tidak biasanya seperti pasangan lawan jenis pada umunya. Mereka sering menggunakan kode rahasia dalam memberi pesan cinta mereka. Itu yang membuat mereka berbeda dan semakin intim menjalin hubungan asmara diantara keduanya.

Sebagian besar waktu Susan dihabiskannya di Crypto sebuah rumah bagi para jenius untuk memecahkan kode rahasia deri berbagai belahan dunia untuk kepentingan Amerika. Di tempat itu terdapat TRANSLATOR satu-satunya komputer termahal di dunia. Sebuah komputer dengan teknologi super canggih untuk memcahkan sandi rahasia.

Mesin pemecah kode tersebut menggunakan kekuatan pengolahan data secara paralel serta beberapa kemajuan di bidang penafsiran teks untuk menebak kunci dan memecahkan kode. Dalam waktu 10 menit mesin tersebut dapat menemukan sebuah kunci berkarakter 64 digit.

Semua komunikasi rahasia baik telpon dan email disadap. Hal tersebut untuk menjaga keamanan Amerika dari para kriminal, teroris dan mata-mata. Orang-orang yang melakukan bisnis ilegal melalui email segera menyadari bahwa rahasia mereka tidak seaman yang mereka bayangkan.

Dengan Translator, tidak ada lagi yang rahasia di dunia maya. Khusunya bagi NSA atau Amerika. Password email dapat dibongkar dalam hitungan detik. Tidak ada lagi privacy, tidak ada lagi rahasia.

Inilah yang menjadi alasan salah satu staf Strathmore, Ensei Tankado seorang jenius memilih keluar dari NSA. Dia merupakan seorang keturunan Jepang yang tidak setuju sebuah badan yang melanggar hak-hak privacy publik.

Sebagai bentuk perlawanannya dia mengumumkan telah menemukan ‘digital fortress’, sebuah benteng digital yang melindungi dokumen dengan password yang tak mungkin terpecahkan oleh mesin manapun, termasuk Translator. Kemudian dia melelang penemuannya ini ke seluruh dunia. Tankando pun mempertaruhkan nyawanya dalam pelariannya dan berakhir dengan kematian dirinya di sebuah negeri asing, Spanyol.

Meski demikian kematian Tankando bukan mengakhiri masalah melainkan memperumit NSA. Sebuah ‘cacing’, sesuatu yang lebih dahsyat dari virus mulai menginfeksi bank data digital NSA. Jika cacing tersebut menggerogoti semua lapisan keamanan bank data maka setiap orang di seluruh dunia nantinya bisa mengakses data rahasia Aamerika. Hal tersebut berarti setiap negara mempunyai akses untuk mengcopy konstruksi rudal balistik Amerika, peta peta satelit, dan teknologi termutakhir kapal selam militer. Sebuah password dari almarhum Tankando harus dipecahkan. Tapi bagaimana caranya?

David Becker diutus ke Spanyol oleh sang wakil Direktur secara diam-diam tanpa sepengetahuan Susan untuk mencari cincin milik Tankado. Cincin itu merupakan satu-satunya kunci untuk memecahkan benteng digital.

Cincin yang selalu berpindah tangan berkali-kali mengharuskan David Becker bekerja ekstra untuk menemukannya. Namun tanpa diduga, keberadaan Becker di Spanyol diawasi oleh pembunuh bayaran. Becker harus berjuang menyelamatkan nyawahnya dari kejaran para pembunuh bayaran.

Sedangkan Susan yang sedang berada di Cripto bergulat dengan mati dan hidupnya serta keberlangsungan nasib translator kedepannya. Pergulatan antara Strathnmore, Greg Hale dan Susan berujung pada kematian Hale dan salah satu staf Cripto lainnya.

Strathmore berhasil memperdayai Susan namun bernasib naas karena harus terpanggang api akibat ledakan yang terjadi di Cripto. Susan adalah salah satu saksi hidup yang mengetahui siapa dalang dibalik semua peristiwa tersebut.

Dalam keterbatasan waktu Susan dan Direktur Utama harus berjuang ekstra untuk memcahkan kode rahasia yang ada di dalam cincin. Waktu terus berjalan, sehingga menambah situasi semakin mencekam sebab jika kode rahasia tidak dapat dipecahkan dengan segera maka semua dokumen di dalam benteng digital dapat diakses oleh para peretas.

*******
Catatan:
Tidak seperti novel pada umumnya, Dan Brown menyajikan cerita yang terbilang berat. Butuh konsentrasi dan pikiran yang jernih untuk memahami alur ceritanya. Pembaca tidak akan mampu menebak alur ceritanya sebab Brown memoles ceritanya yang penuh dengan enigma.

Anda tidak akan bisa menebak tokoh protagonis dan antagonis dengan mudah ketika anda belum menyelesaiakan keseluruhan bab dalam novel tersebut.

By Djanuard LJ

09/10/20
************
Mari mencinta
Cari buku itu dan BACA