Dad
Oleh
Mariana Juliance Perru
Night vibrations of my longing
I want to dig a mound and uproot the nameplate of my every sorrow
Let my breath embrace you, Dark poems lull me,
Tear-laden rhymes embrace me
And weave every lament around the darkness
As if you sent crickets to cover my fatigue
Chanting stories of thirsty longing
As if you left a blessing through a cold night’s mouthful.
A spell to erase the wetness of my gaze
Each chant of macapat song accompanies melancholy
Like the voice of the heart that is conveyed to me.
Even the sound of the guitar is different when I want to go to your memories.
The vibration that emanates gives birth to poetry like a poet who sings
This is for you, that is for you, and a prayer as my devotion.
I miss you, Dad.
Ayah
Getaran malam dari kerinduanku
Aku ingin menggali gundukan dan mencabut papan nama setiap kesedihanku
Biarkan nafasku memelukmu, puisi-puisi kelam membuai aku,
Sajak-sajak sarat air mata memelukku
Dan menenun setiap ratapan di sekitar kegelapan
Seolah kau kirim jangkrik untuk menutupi lelahku
Melantunkan kisah-kisah kerinduan yang dahaga
Seolah kau titipkan doa restu melalui suap malam yang dingin.
Mantra untuk menghapus basahnya tatapanku
Tiap lantunan tembang macapat mengiringi kemurungan
Seperti suara hati yang tersampaikan padaku
Bahkan suara gitarpun berbeda ketika aku ingin menuju kenanganmu.
Getaran yang terpancar melahirkan puisi seperti pujangga yang bernyanyi
Ini untukmu, itu untukmu, dan doa sebagai baktiku.
Aku merindukanmu, Ayah.
Mariana Juliance Perru merupakan Mahasiswa Semester VI-Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Nusa Nipa Maumere