Inilah Eka Handayani, Caleg DPRD Kabupaten Bone Berlatar Belakang Jurnalis

0

Jakarta, BULIR.ID – Malang melintang di dunia jurnalis sejak akhir 2012 lalu, Eka Handayani, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Wartawan Independen Bone (WIB), mencoba peruntungan di dunia politik.

Memilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Eka, sapaan akrabnya, sempat mendaftar sebagai Bacaleg Partai Gerindra. Meskipun masih ada kesempatan sebelum DCT, Eka mengaku sudah nyaman dan melabuhkan hati di PKS.

Sebagai orang yang sudah lama bergelut di dunia jurnalis, Eka optimis sepak terjangnya selama ini bisa menjadi nilai jual untuk mendulang suara di Dapil I, yakni di wilayah Kecamatan Tanete Riattang, Tanete Riattang Timur, Tanete Riattang Barat dan Palakka.

“Insya Allah optimis dong, apalagi dengan dukungan semua teman-teman media yang ada di Bone karena merekalah yang menjadi alasan saya untuk ikut bertarung di Pileg mendatang, saya harus bisa menjadi wakil yang peduli pada mereka nantinya,” terang Eka.

Selain keinginan untuk membantu aspirasi para awak media di Kabupaten Bone, Eka juga merasa terpanggil untuk berbuat lebih banyak bagi masyarakat. Menurutnya, saat ini masyarakat butuh wakil yang benar-benar mampu menyuarakan kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan pribadi dan kelompok.

“Sejak jadi wartawan tentunya saya tahu banyak bagaimana kondisi masyarakat saat ini. Kadang sedikit geram ketika mereka hanya dibutuhkan saat jelang pemilu, padahal harusnya kebutuhan merekalah yang prioritas,” tambahnya.

Kini Eka bersama tim relawan yang terdiri dari para awak media, komitmen untuk berjuang bersama hingga Pileg, Februari mendatang. Ketua Tim Relawan, Rico Mastam, jurnalis senior yang juga Pimred Media Bonesatu.com, menyatakan bahwa pihaknya siap memenangkan Eka, Bacaleg PKS nomor urut 8, Dapil I Bone.

“Kami sudah bertekad untuk membantu Eka, persoalan duduk tidaknya itu sudah garis tangan. Kami sudah siapa apapun hasilnya karena kalau wartawan itu, duduk atau tidak pasti akan tetap dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.

Dapil I sendiri selalu disebut sebagai Dapil Neraka karena hampir semua calonnya mumpuni, sementara masyarakat dapil ini dianggap sebagai pemilih cerdas sehingga sulit memprediksi Caleg mana yang terkuat.