Siluet, Bulir.id – Tokoh Nasional Asri Hadi punya cara yang khas merawat Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengatakan, merawat NKRI harus melampaui cara-cara konvensional dengan tidak hanya membatasi diri pada pendekatan-pendekatan lama yang cenderung eksklusif.
Pendekatan eksklusif yang dimaksud Asri adalah soal pola dan metode menjaga NKRI yang seolah-olah hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pihak-pihak tertentu saja. Ia mengatakan, harus ada komitmen bersama seluruh elemen bangsa untuk sama-sama berjuang, memastikan semua merasa terpanggil agar terlibat aktif dalam menyelamatkan rumah bersama Indonesia.
“Menjaga NKRI menjadi tugas bersama seluruh elemen bangsa. Karena itu, siapa saja, terutama para elite harus menunjukkan komitmennya dengan melibatkan diri secara langsung dalam setiap usaha menopang keberlanjutan NKRI,” ungkap Asri kepada media ini di kediamannya, di Kompleks Institut Pendidikan Depertemen Dalam Negeri (IPDN), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (11/6/2022).
Dosen senior di IPDN itu Menambahkan, tugas menyelamatkan Indonesia juga tidak boleh terjebak dalam pemahaman yang sempit dengan mengedepankan ego kewilayahan atau kedaerahan. Sebab kalau itu yang terjadi, maka setiap orang akan saling lempar tanggung jawab sehingga pembangunan nasional akan berjalan di tempat.
“Jangan terjebak dalam ego kedaerahan. Misal, hanya karena saya orang Minang, saya tidak peduli dan merasa tidak memiliki tanggung jawab untuk membantu teman-teman kita di daerah lain. Kalau ini yang terjadi, kita tidak akan pernah maju dan konsep NKRI tidak memiliki arti”, katanya.
Sejauh ini, Asri Hadi sendiri telah banyak melakukan aksi nyata untuk menjaga keutuhan NKRI. Dan, apa yang telah dilakukan Asri lebih banyak berorientasi pada penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat, terutama masyarkat di daerah-daerah tertinggal seperti NTT dan daerah-daerah lainnya.
Donasi Buku ke NTT
Penggagas Desa Bersinar, Asri Hadi betul-betul menyadari, tantangan keindonesiaan hari ini sangat beragam. Salah satunya ialah melemahnya SDM masyarakat di tengah arus digitalisasi yang semakin kompetitif.
Asri berusaha membuka jalan mengurai kemelut ini dengan melakukan donasi buku ke beberapa daerah di Indonesia, termasuk NTT. Menurutnya, donasi buku merupakan langkah awal membuka kontak Pandora dari sejumlah keterbelakangan yang mendera masyarakat di sejumlah daerah.
“Arus digitalisasi yang semakin kompetitif harus mengerucut pada aksi nyata menyelamatkan Indonesia. Donasi buku ke NTT ini merupakan bentuk kecintaan saya terhadap masyarakat di sana. Saya sangat berharap, ini dapat membantu membuka akses terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat bersaing di dunia yang makin kompetitif”, ujar Asri.
Buyung, sapaan akrabnya mengaku, NTT sebenarnya memiliki banyak potensi sangat menjanjikan apabila dikelola dengan baik dan sunguh-sungguh. Di tingkat nasional, ia merasa bangga dengan beberapa tokoh nasional asal NTT yang sangat berprestasi dan menduduki jabatan strategis di Pemerintahan.
“Saya bangga dan betul-betul terinspirasi dengan tokoh-tokoh asal NTT yang memiliki banyak prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Saya berharap generasi baru dari NTT akan mengukir prestasi yang sama dengan senior-seniornya itu. Itulah sebabnya segala daya upaya harus kita lakukan agar semakin banyak putra-putri NTT yang go nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Untuk diketahui, NTT merupakan salah satu daerah dengan satu daerah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah, sedikit lebih tinggi dari Provinsi Papua dan Papua Barat.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, IPM NTT hanya bertengger di angka 66,11, Papua 60, 44 dan Papua Barat 65, 19. Di level nasional, Jakarta tercatat sebagai Provinsi dengan IPM tertinggi, yaitu 80, 77 menyusul Yogyakarta 79, 97 lalu Kalimantan Timur (Kaltim) 76, 24.
Mendorong Kaum Muda
Asri Hadi mendorong kaum muda agar menjadi garda terdepan menjaga keutuhan NKRI. Itulah yang membuat dia memilih bekerja sama dengan Yayasan Cipta Insan Bakti (YCIB), yayasan yang dikelolah oleh anak-anak muda NTT di Jakarta untuk menyalurkan ratusan buku yang telah dia kumpulkan ke NTT.
“YCIB ini harus menjadi katalisator dan fasilitator untuk menjembatani semua keinginan dan cita-cita positif membangun NTT. Kalian harus bisa mengarahkan serta mengakomodasi gerakan-gerakan inovatif dalam rangka membangun NTT,” pesan Asri Hadi kepada YCIB.
Kontribusi anak muda untuk pembangunan bangsa kata Asri, sangat penting. Sebagai generasi penerus, anak muda harus diberi suport terus-menerus sehingga NKRI terus eksis. Itulah salah satu alasan mengapa Asri memilih mengundurkan diri sebagai aktivis Anti Narkoba tepat menjelang rayaan Hari Anti Narkoba pada 26 Juni 2022 kemarin.
Hal ini ia lakukan bukan untuk melepas tanggung jawab, tetapi semata-mata agar generasi muda mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi bagian penting dalam proyek kemanusiaan menjadikan Indonesia bebas narkoba.
“Bagi saya 40 tahun sudah cukup mendedikasikan diri untuk memerangi narkoba, setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, di jaman sekarang ini sudah regenerasi biarkan estafet dipegang anak-anak muda yang lebih energik,” ini” kata Asri, wartawan senior di sejumlah media itu.
Untuk diketahui, hampir sudah 40 lamanya bergelut dengan aktivitas pencegahan Narkoba. Mulai dari penerima telepon Hotline pengaduan korban narkoba hingga memegang jabatan pengurus dan koordinator di organisasi BERSAMA.
Pada tahun 1986, Asri Hadi ditugaskan untuk ikut sebagai anggota delegasi RI hadir di acara Konferensi Internasional Non-Goverment Organization (IFNGO) di Sidney berdasarkan surat perintah dari Bakolak inpres VI tahun 1971.
Konferensi Internasional NGO adalah forum pertemuan dari berbagai negara yang membahas tentang strategi apa yang harus dilakukan untuk penanggulangan penyalahgunaan Narkoba.
Berdasarkan surat perintah yang sama yakni Bakolak inpres VI tahun 1971, Asri Hadi juga ditugaskan untuk menjadi anggota delegasi RI dalam acara IFNGO di Hongkong tahun 1987, di Singapura tahun 1990, di Brunei tahun 1995, dan di Malaysia tahun 1996.
Oleh BERSAMA Asri Hadi bahkan banyak ditugaskan mewakili organisasi untuk menghadiri berbagai acara Simposium Internasional, Pelatihan, diskusi, dan acara IFNGO organisasi internasional pencegahan Narkoba di berbagai negara, mulai dari Singapura, Hongkong, Brunei, Australia.
Untuk diketahui, Bulir bergerak dan bernaung di bawah yayasan Cipta Insan Bhakti (YCIB). Yayasan ini memiliki sejumlah program antara lain pendistribusian buku-buku di berbagai taman baca milik Komunitas Bulir Menabur yang tersebar di berbagai daerah di NTT.
Adapun buku-buku yang diterima oleh YCIB antara lain buku pendukung pembelajaran, buku motivasi, novel, komik, dan buku lainnya yang sesuai dengan segmentasi usia pembaca seperti usia SD, SMP, SMA hingga Mahasiswa.
Selain itu, YCIB juga tengah merancang kerja sama dengan peguyuban sejumlah Rumah Susun (Rusun) di Jabodetabek untuk memberikan kursus bahasa inggris gratis bagi anak-anak NTT di Jakarta. Kursus ini menitikberatkan pada conversation.
Selanjutnya, YCIB juga menggelar seminar berseri baik online maupun offline dengan mengangkat tema-tema seputar Indonesia bagian Timur, khususnya NTT.
Bagi pembaca yang ingin mengambil bagian dalam kegiatan YCIB baik dengan mendonasikan buku-buku bekas layak baca, maupun dukungan dalam bentuk dan caranya masing-masing dapat menghubungi pihak YCIB di nomor 0853 2786 0471 a.n Djanuar.*