Jelajahi 1001 Tikungan, Tour De Flores Heritage Gandeng Yayasan Cipta Insan Bhakti

0

Jakarta, BULIR.ID – 1001 titik tikungan di Pulau Folres Nusa Tenggara Timur (NTT), akan dijelajahi mantan pembalab nasional yang tergabung dalam  Komunitas Legend Riders atau Legend Riders Club dalam ajang Tour De Flores Heritage (TdFH) yang berlangsung  pada 24-30 Oktober. TdFH kali ini menggandeng serta Yayasan Cipta Insan Bhakti (YCIB), sebuah Yayasan yang diprakarsai sekelompok anak muda NTT di Ibu Kota.

YCIB sendiri merupakan Yayasan kemanusiaan yang berorientasi pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah-daerah terpencil, termasuk NTT. Pelibatan YCIB dalam ajang TdFH dimaknai sebagai awal penyatuan semangat sekaligus bukti kerja sama untuk terus mendorong pembangunan di NTT di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Pertama, TdFH membawa semangat untuk menciptakan kekompakan putra-putri NTT diaspora maupun non diaspora dalam menciptakan dan mendorong pembangunan NTT, Khusus Flores dalam segala sektor. Sehingga diharapkan dapat tercipta cita-cita bersama yakni kemakmuran warga NTT melalui pariwisata,” kata pengurus YCIB,  Rikard Djegadut kepada media ini di Jakarta, Senin (17/10/22).

Kedua, TdFH berupaya menjembatani dan mempromosikan pariwisata Flores ke kancah nasional hingga internasional. Hal ini cukup menjanjikan karena para riders yang datang merupakan pengusaha-pengusaha besar yang memiliki jaringan kuat dan sangat dekat dengan pengambil kebijakan baik di pusat maupun daerah. Jaringan yang mereka miliki merupakan modal utama untuk memperkuat daya saing pariwisata Flores.

Panitia Tour de Flores Heritage

“Kedua, TdFH berupaya menjembatani dan mempromosikan pariwisata Flores ke kancah nasional hingga internasional. Para riders yang kita undang dan libatkan ini tak hanya pembalab beken di jamannya, namun juga merupakan pengusaha nasional yang jaringannya cukup luas dan beberapa dari mereka merupakan orang penting di pemerintahan. Yang kita lakukan ini merupakan investasi yang dampaknya mungkin baru dirasakan 5 hingga 10 tahun ke depan”, kata Rikard.

Namun meski begitu, Rikardo menegaskan, pembangunan NTT tidak cukup hanya dengan membuka kran investasi ekonomi. Harus dibarengi dengan penguatan di sektor-sektor vital lain. Salah satunya dengan memberi penguatan pada investasi SDM.

“Investasi dengan nilai ekonomis saja tidak cukup, diperlukan investasi SDM. Dunia pariwisata NTT harus dibenahi dari segala aspek, salah satu yang menjadi titik kunci mau dibawa kemana atau quo vadis pariwisata NTT adalah SDM. Sehingga ini yang harus disiapkan secara matang”, tegas Rikardo.

Foto (kiri-kanan): Rikard Djegadut, Rio Sarwono (Pengusaha dan Pembalap Legendaris), Chepot Hani Wiano (Pengusaha dan Pembalap Legendaris), Alex Dungkal (Jurnalis senior), Dionisius Pare (jurnalis senior), Joel D. Mastana (pembalap dan instrukter safety riding ternama Indonesia)

Dalam rangka itu, YCIB selama ini gencar mendorong dan menggerakkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, swasta dan pemerhati pendidikan untuk bersama-sama, bahu membahu mengatasi persoalan SDM yang sudah menjadi masalah akut di NTT ini. Di ajang TdFH ini, lanjutnya, YCIB akan melakukan penyerahan buku di kota-kota di Flores sepanjang lintasan yang sudah disiapkan oleh panitia.

“Kita selalu mendorong pemerintah, swasta dan pemerhati pendidikan agar terus memberikan perhatian lebih untuk memperbaiki kualitas Pendidikan di NTT. Kita sendiri akan melakukan penyerahan buku di beberapa kota di Flores berdasarkan itinerary yang sudah disiapkan oleh panitia. Dan, YCIB hingga saat ini akan terus membuka donasi buku bekas layak baca bagi yang ingin mendonasikan bukunya”, papa Rikard.

Mendapat Dukungan dari Kemenparekraf dan KLHK

Tour de Flores Heritage yang berlangsung tanggal 24-30 Oktober ini mendapat dukungan penuh dari dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraft) serta Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

Alex Dungkal selaku Ketua TdFH mengatakan, dukungan kementerian ini tidak terlepas dari semangat dan tujuan dari kegiatan ini. Dijelaskannya, kegiatan tour ini tidak hanya sebatas mengukur jalan, namun pihaknya telah bersepakat dengan para Riders untuk mengunjungi warisan-warisan budaya yang tersebar dari ujung timur hingga barat Flores.

“Selain itu, kita juga melakukan aksi penyelamatan lingkungan hidup berupa penanaman manggrove di beberapa titik yang difasilitasi oleh Direktorat Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove KLHK,” kata Alex di Jakarta, Jum`at (14/10).

Tim Panitia TdFH bersama anggota DPR RI, Dr. Andreas Hugo Parera

Di sela-sela kegiatan touring ini, para riders juga akan melakukan aksi sosial, sumbangan buku, dan penanaman Mangrove di kawasan Sikka, Maumere.Penanaman manggrove akan difasilitasi oleh Direktorat Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove Ditjen (PDASRH) KLHK.

Adapun para legenda balap yang mengikuti turing bertajuk “Jelajahi Flores 1001 Tikungan” ini yakni Chepot Hani Wiano, Rio Sarwono, Fauzi Aldjufrie, Dolly Indra Nasution, Dani Sarwono, Dodo TS, Arie Hermanto, Irwan Rachim, Rimetz de Hendry, Joel D. Mastana dan lain-lain.

Para Legenda ini diajak untuk berhenti sejenak di pusat-pusat peradaban tua di Flores. Seperti Kota Renya Larantuka, sebagai peninggalan satu-satunya kerajaan Katolik di Indonesia, kampung-kampung adat (Nagekeo), kampung megalitik Bena (Ngada), situs Homo Floresiensis di Liang Bua (Manggarai) hingga Warloka/Golo Mori (Manggarai Barat).*