Segitunya! Rektor UTU Pecat 4 Mahasiswa Gegara Unggah Ucapan Selamat Jumat Agung

0
Salvation

Jakarta, BULIR.ID – Empat orang mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat dianggap murtad gara-gara mengunggah flyer ucapan selamat memperingati Jumat Agung di akun resmi Instagram DPM UTU.

Kempat mahasiswa ini merupakan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa UTU. Lantaran kasus ini, mereka lantas dipecat juga dari jabatannya sebagai pengurus inti di dewan kemahasiswaan.

Setelah dipecat, keempat mahasiswa tersebut juga diminta mengucapkan syahadat kembali karena sudah dianggap murtad secara perbuatan.

Informasi mengenai pemecatan tersebut diunggah dalam sebuah video berjudul ‘Posting Flyer Jumat Agung, Empat Mahasiswa di Aceh Dianggap Murtad dan Dipecat dari Organ Kemahasiswaan’, narator dalam video itu menyayangkan pemecatan keempat mahasiswa itu yang dilakukan secara sepihak.

Di dalamnya juga dikutip pendapat Koordinator Jaringan Islam Anti-diskriminasi (JIAD) Gus Aan Anshori yang menegaskan mestinya keempat mahasiswa itu justru diapresiasi karena telah meneguhkan toleransi di tengah kebhinekaan Indonesia.

Dilansir dari Detik.com, melihat unggahan video tersebut, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyayangkan terjadinya pemecatan terhadap mahasiswa UTU. Ia pun mengecam pimpinan UTU karena telah memecat mahasiswanya.

Menurutnya, pihak kampus seharusnya mengonfirmasi maksud dan tujuan diunggahnya ucapan selamat peringatan Jumat Agung.

“Jika berita yang ditulis oleh portal itu benar, saya sangat menyayangkan dan mengecam pimpinan UTU Meulaboh yang menganggap keempat mahasiswa itu telah murtad hanya karena mereka memposting flyer ucapan selamat hari keagamaan tertentu. Seharusnya perbuatan keempat mahasiswa itu dikembalikan pada niat mereka. Apakah benar saat  memposting flyer itu mereka berniat murtad?” kata Basarah baru-baru ini.

Basarah menyampaikan keputusan rektor UTU Meulaboh ini menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat. Menurutnya sangat berbahaya jika setiap elemen bangsa mudah menjatuhkan vonis kafir dan murtad kepada orang lain hanya berdasarkan tafsir mereka sendiri atas ajaran agama Islam.

Contohnya adalah apa yang dilakukan Rektor UTU Meulaboh yang menganggap murtad empat mahasiswanya hanya gara-gara mereka memosting flyer ucapan selamat memperingati Jumat Agung.

“Apa dasar dalil mereka? Kata murtad itu ‘kan Bahasa Arab yang artinya kembali, yakni kembali kepada agama sebelumnya jika seseorang dulu bukan muslim lalu masuk Islam. Sekarang, apakah benar keempat mahasiswa itu adalah mualaf lalu kembali ke ajaran agama sebelumnya. Saya yakin jika mereka Muslim sejak lahir, tidak akan menjadi kafir hanya gara-gara memposting sebuah flyer yang justru berisi pesan-pesan kedamaian,” tegas Basarah.

Ketua DPP PDI Perjuangan itu memandang semestinya pimpinan UTU Meulaboh menilai apa yang dilakukan keempat mahasiswa itu dari niat masing-masing.

“Ada hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan, ‘innamal a’malu bin-niyyati, sesungguhnya setiap perbuatan seseorang dinilai oleh Allah sesuai niatnya. Saya tak yakin niat keempat mahasiswa itu memposting flyer tersebut karena berniat ingin mengkompromikan akidah agama mereka apalagi sampai menjadi murtad tetapi mereka hanya sedang menjalankan prinsip toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar bangsa yang majemuk ini rukun dan damai,” papar Basarah.