Jakarta, Bulir.id – “Tri Tangtu Di Buana” adalah sebuah film karya Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) bekerja sama dengan Eka Buana Sinema yang kental dengan nilai-nilai kebudayaan. Film ini mengangkat falsafah kuno Leluhur Tatar Galuh pada masyarakat suku Sunda terkait banyak hal, terutama soal pemerintahan, kepemimpinan, jati diri dan relasi dengan alam.
Sebagai karya perdana, film ini mendapat perhatian dan dukungan penuh dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat luas. Terbukti, saat tayang pertama kali di Gedung Usmar Ismal, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, (13/12/22), antusiasme dan kehadiran penonton dari berbagai lapisan masyarakat tak terbendung.
Adapun penayangan film ini, selain sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas warisan para leluhur, khusunya lelehur Tatar Galuh, juga menegaskan komitmen FSKN untuk memperkuat dan memperluas digitalisasi konten-konten kebudayaan nusantara dalam berbagai formulasi dan bentuk karya-karya pada masa kini.
“Berbagai macam layanan dengan berbagai macam plafform digital, telah membuka wawasan dan pergaulan kita secara luas. Dalam kaitan dengan perkembangan ini, FSKN tentu tidak ingin ketinggalan untuk berkontribusi dalam rangka memperkaya khazanah konten di bidang kebudayaan” kata Ketua Umum FSKN dalam sambutannya, Brigjen Pol (P) Dr. A.A Maparessa,M.M.,M M.Si. Karaeng Turikale VIII Sulawesi Selatan.
Brigjen Pol Maparessa menegaskan, sejarah dan falsafah seluruh kerajaan dan keraton di seluruh nusantara perlu dihidupkan Kembali dalam rangka menemukan nilai-nilai filsafati dan kebudayaan untuk menopang kemajuan bangsa di tengah gempuran peradaban yang semakin kompetitif.
“Oleh karena itu salah satu visi FSKN adalah menghadirkan karya-karya yang mengangkat tentang sejarah, falsafah maupun budaya dari keraton, kerajaan dan kesultanan nusantara khususnya yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara” katanya.
FSKN sendiri mengawali komitmennya dengan menggelar Gala Sinema Budaya Keraton Nusantara. Ini merupakan wadah bagi kegiatan pelayanan bagi karya-karya sinema ataupun multi media lainya yang mengangkat konten-konten tentang falsafah, sejarah, budaya keraton dan kesultanan di Indonesia.
Diakui oleh Maparessa, walaupun hari ini Gala Sinema Budaya Keraton Nusantara masih bersifat eksemisi, namun diharapkan bisa berkembang menjadi kompetisi yang bersifat sinema di masa yang akan datang. Dan juga diharapkan mampu menarik minat generasi muda Indonesia untuk berpartisipasi aktif menghidupkan nilai-nilai kebudayaan nusantara.
Dengan semangat nilai penguatan budaya, penguatan nilai-nilai bangsa dan penguatan nilai-nilai Pancasila, Maparessa lantas mendukung penuh pergelaran Gala Sinema Budaya Keraton Nusantara. Tidak hanya itu mengajak seluruh masyarakat terutama generasi muda untuk terlibat aktif dalam mengembangkan khazanah kebudayaan nusantara.
Untuk diketahui, Gala Sinema Budaya Keraton Nusantara diawali dengan Pameran UMKM dan Pameran lukisan (10.00-21.00), Rembuk Budaya Nusantara dengan tema, “Kepemimipinan Berbasis Nilai-Nilai Luhur Keraton Nusantara” (14.00-16.30), kemudian dilanjutkan dengan Premier Film FSKN (18.30-21.00).
Pantauan media, hadir dalam kegiatan ini antara lain Raja Sultan Nusantara, Pimpinan Instansi Pemerintahan Republik Indonesia, tokoh nasional, mahasiswa, pegiat seni, aktor dan lain-lain sebagainya.