JAKARTA, Bulir.id – Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menghembuskan nafas terakhir di RS Mitra Medika Pontianak pada Sabtu, 5/10/24, pukul 00.15 WIB
Lima hari menjelang ulang tahunnya ke-55 pada 10 Oktober mendatang, Romo Benny Susetyo ternyata terlebih dahulu berpulang ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Jenazah Romo Benny rencananya akan disemayamkan di Malang dan akan dimakamkan pada Senin 7 Oktober 2024 di Pemakaman Sukun di Malang.
Mendiang Romo Benny dikenal sebagai sosok yang berkomitmen kuat dalam mengawal nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan.
Sebagai Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo banyak berkontribusi bagi bangsa dan negara serta Gereja Katolik.
Ia bekontribusi dalam hal memperkuat pemahaman dan implementasi ideologi Pancasila di masyarakat. Terutama pemikirannya terkait kebhinekaan dan toleransi telah memberikan inspirasi bagi banyak pihak.
Semasa hidupnya Romo Benny diketahui tak kenal lelah mengadvokasi mereka yang terpinggirkan terutama masyarakat yang termarjinalkan, korban bencana dan korban kekerasan.
Romo Benny sangat konsern terhadap isu-isu kemanusiaan dan dialog lintas agama. Hal itu terlihat sejak ia aktif di Konferensi Wali Indonesia (KWI).
Romo Benny juga pernah menjabat menjadi Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) di KWI.
Imam yang pernah mengenyam pendidikan di STFT Widya Sasana Malang ini juga merupakan salah satu tokoh pendiri Setara Institute, organisasi yang memperjuangkan perlindungan keberagaman dan menjunjung tinggi martabat manusia.
Romo Benny merupakan sosok yang menjadi garam dan terang dunia sebab ia vokal dalam memperjuangkan kebebasan berpikir dan berpendapat. Ia sempat mengkritik tindakan aparat Kodim dan Kejari Padang yang menyita buku diduga berpaham komunis pada 8 Januari 2019.
Sebab baginya tindakan tersebut tidak masuk akal. Ia mendesak agar pembredelan itu dihentikan dan tidak lagi dilakukan. Sebaliknya, ia mendesak agar buku-buku itu diperbolehkan dibaca dan dipelajari untuk mengetahui apakah ada hal yang salah dari paham tersebut.
Tak hanya itu, Romo Benny juga pernah menolak izin pengelolaan lahan tambang yang diajukan pemerintah untuk ormas Katolik. Baginya gereja merupakan pelayanan pastoral yang fokus pada pendidikan, kesehatan, dan keumatan. Mereka tidak pernah diajarkan mengelola konsesi tambang sehingga ormas Katolik perlu berhati-hati agar tidak terperangkap dalam jebakan.*
