Paus Fransiskus: Begini Cara Bunda Maria Mengajari Umat Katolik Menapaki Tahun Baru 2023

0

VATIKAN, Bulir.id – Paus Fransiskus dalam refleksinya mengungkapkan kepada seluruh umat Katolik untuk belajar bahasa cinta dan peduli dari Bunda Maria. Hal tersebut dikatakannya di hadapan 40.000 peziarah di lapangan Santo Petrus.

Lebih lanjut Paus Fransiskus menambahkan, kita perlu merenungkan peran Maria di kandang tempat Yesus dilahirkan. Kita perlu bertanya pada diri sendiri: Bahasa apa yang digunakan Perawan Suci untuk berbicara dengan kita? Bagaimana Maria berbicara?”

“Apa yang bisa kita pelajari darinya untuk tahun yang akan datang ini?” dia menambahkan. “Kita dapat mengatakan: Perawan Maria, ajari kami apa yang harus kami lakukan di tahun yang baru ini,” kata paus.

Bahasa cinta

Refleksi paus asal Argentina itu berfokus pada “bahasa Maria”, khususnya kelembutan dan kepeduliannya terhadap Bayi Yesus.

Injil Lukas menggambarkan perjumpaan para gembala dengan Keluarga Kudus dan bagaimana mereka melihat bayi Yesus “berbaring di palungan”.

“Kata kerja ‘dibaringkan’ ini berarti menempatkan dengan hati-hati, dan memberitahu kita bahwa bahasa yang tepat untuk Maria adalah keibuan. Dia dengan lembut merawat bayi mungil Yesus. Ini adalah bahasa Maria untuk merawat Anak dengan lembut. Inilah kehebatan Maria,” ujarnya.

Dia menggambarkan suasana yang bising. Para malaikat merayakan kelahiran Kristus dan para gembala berlari untuk menemui Yesus, serta semua orang memuji Tuhan dengan sukacita.

Maria tidak berbicara dan tidak mencari perhatian. Sedangkan kita suka mencari perhatian! Sebaliknya, dia menempatkan sang Anak di tengah dengan penuh kasih merawatnya.

Paus mengenang sebaris puisi dari penulis Italia Alda Merini yang mengatakan bahwa Maria “bahkan tahu bagaimana menjadi bisu, […] karena dia tidak ingin melupakan Tuhannya.”

Semua ibu melakukan hal yang sama. Setelah membawa hadiah keajaiban misterius di dalam rahimnya selama sembilan bulan, para ibu terus-menerus menempatkan bayi mereka sebagai pusat perhatian. Mereka memberi makan, memeluk dengan lembut membaringkan mereka di buaian.

Bahasa Bunda Allah adalah “bahasa seorang ibu,” tambahnya.

Maria, kata Paus Fransiskus, “mengingatkan kita bahwa, jika kita benar-benar ingin Tahun Baru menjadi baik, jika kita ingin merekonstruksi harapan, kita perlu meninggalkan bahasa, tindakan dan pilihan yang diilhami oleh egoisme, dan belajar bahasa cinta yaitu peduli.”

Dia melanjutkan, “Inilah komitmennya untuk peduli terhadap hidup, waktu dan jiwa kita. Peduli terhadap ciptaan dan lingkungan tempat kita hidup, terlebih untuk sesama kita. Sekaligus terhadap mereka yang telah Tuhan tempatkan di samping kita, serta saudara dan saudari kita yang membutuhkan dan yang meminta perhatian dan belas kasih kita.”

Bahasa Bunda Allah adalah “bahasa seorang ibu,” tambahnya.

Paus Fransiskus mengingatkan bahwa jika kita benar-benar berharap Tahun Baru menjadi baik, kita perlu meninggalkan bahasa, tindakan dan pilihan yang diilhami oleh egoisme, dan belajar bahasa cinta, yaitu peduli.

Pada kesempatan itu juga, Paus Fransiskus mengenang pendahulunya, Benediktus XVI, yang meninggal pada 31 Desember di usia 95 tahun.

Dia mengundang seleuruh umat Katolik untuk memohon perantaraan Perawan Maria untuk paus emeritus Benediktus yang berpulang.

“Marilah kita semua bergabung bersama, dengan satu hati dan satu jiwa, bersyukur kepada Tuhan atas karunia hamba Injil dan Gereja yang setia ini,” tutupnya.*