Tokoh Muda Ardy Mbalembout Sambangi Kantor Polda NTT Pertanyakan Proses Penerimaan Casis Taruna Akpol

0
Tokoh Muda Nusa Tenggara Timur (NTT) diaspora, Dr.(c) MM. Ardy Mbalembout, S.H, MH., C.L.A., AIIArb bersama Karo SDM Polda NTT, Kombes Satria di Gedung Utama Polda NTT, Rabu (10/7/24)

Jakarta, BULIR.ID – Tokoh Muda Nusa Tenggara Timur (NTT) diaspora, Dr.(c) MM. Ardy Mbalembout, S.H, MH., C.L.A., AIIArb menyambangi Kantor Polda NTT di Kupang pada Rabu, (10/7/24). Kedatangan Ardy sebagai bentuk tanggapan atas polemik proses rekrutmen dan penetapan kelulusan terhadap 11 calon siswa (casis) taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dari Panitia Daerah (Panda) Polda NTT tahun ajaran 2024, Rabu 3 Juli 2024.

Sebagaimana isu beredar, masyarakat NTT menuding Kapolda NTT telah melakukan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam penetapan kelulusan 11 casis taruna Akpol 2024. Hal ini usai viral nama-nama catar yang menyebutkan hanya 1 dari 11 casis taruna tersebut merupakan putra asli daerah NTT. Buntutnya, publik memelesetkan NTT sebagai “Nusa Titip Taruna”.

“Rabu kemarin saya mendatangi Kantor Polda NTT dan diterima langsung oleh Karo SDM Polda NTT, Kombes Satria di ruang kerja beliau di Lantai 3 Gedung Utama,” kata Ardy yang akhir-akhir ini namanya disebut-sebut menjadi salah satu calon yang ikut dalam kontestasi Pilgub NTT 2024 sebagai Bakal Calon Gubernur kepada media di Jakarta, Sabtu (13/7/24).

Dalam kunjungan tersebut, advokat pemilik firma hukum Ardy Mbalembout Law Firm itu menyampaikan dirinya ingin mengurai persoalaan dan mempertanyaan fakta yang sesungguhnya terkait proses rekrutmen dan penetapan kelulusan para casis Akpol di lingkup Polda NTT sebagaimana ramai di media massa.

“Saya meminta penjelasan secara data dan fakta. Bahwa dari Karo SDM Polda NTT menyebutkan ujian terdiri dari 3 penilaian yakni fisik, akademik dan psikologi. Tes akademik dan psikologi melalui server Mabes Polri dan nilainya diketahui peserta hari itu juga,” ungkap Ardy menirukan penuturan Karo SDM Polda NTT, Kombes Satria.

Sementara terkait 11 casis taruna yang dinyatakan lulus merupakan hasil perangkingan dengan pembagian 6 merupakan perangkingan Polda NTT dan 5 lainnya berasal dari Mabes Polri. Adapun untuk syarat dan tata cara seleksi semua diatur dari Mabes Polri.

“Tentang kuota 11 itu, 6 merupakan perangkingan dari Polda NTT sendiri, sedangkan 5 orang lainnya merupakan perangkingan dari Mabes Poril. Kemudian terkait syarat dan tata cara seleksi semua diatur dari Mabes Polri,” tambahnya.

Dalam upaya melakukan cross check lebih lanjut, setelah pertemuan tersebut, Kombes Satria memberikan data dari 11 Casis taruna Akpol atas permintaan Ardy.

“Pada kesempatan itu, saya meminta Polda NTT obyektif dan transparan. Juga kepada adik-adik Catar yang belum lulus agar benar-benar mempersiapkan diri secara matang jauh-jauh hari baik fisik maupun akademik dan psikologi. Tunjukkan bahwa kita anak-anak NTT hebat dan bisa bersaing dengan anak-anak dari luar,” tukas Ardy.

Melalui Kombes Satria, Ardy juga berpesan kepada Polda NTT agar ke depan perlu dilakukan pengawasan eksternal dengan melibatkan para tokoh masyarakat, pemuka agama, akademisi dan lain-lain. Terutama para pihak yang memiliki kepedulian dan konser terhadap kepolisian dan masalah sosial di NTT. Hal ini guna meminimalisir kontroversi di masyarakat.

“Isu ini sudah meluas dan menjadi pekerjaan rumah buat kita semua agar ke depan dalam seleksi tingkat daerah perlu juga pengawasan eksternal seperti tokoh agama, masyarakat, akademisi dan lain-lain yang punya konsern terhadap kepolisian dan sosial di NTT sehingga meminimalisir hal-hal yang mengundang kontroversi di masyarakat,” tandas Ardy.

Usai mendapat data dari Polda NTT terkait 11 casis Akpol tersebut, Ardy langsung melakukan komunikasi dengan pejabat di Mabes Polri untuk melakukan cross cek terhadap data yang disampaikan. Dikabarkan, Ardy akan beraudiensi dengan pejabat di Mabes Polri pada Senin mendatang.

Pertemuan Ardy dengan Karo SDM NTT siang itu diselingi makan siang bersama dengan menu masakan Padang.*