Vatikan Klarifikasi Peran Maria dalam Karya Keselamatan

0

VATIKAN, Bulir.id – Departemen Doktrin Iman menerbitkan Catatan Doktrinal Mater Populi fidelis (“Bunda Umat Beriman”), sebuah dokumen yang membahas secara mendalam makna teologis dan batasan dari sejumlah gelar Maria, seperti Corredentoray Mediator, Kerja sama Perawan Maria dalam karya keselamatan juga dipahami dengan baik.

Naskah yang ditandatangani oleh Kardinal Victor Manuel Fernandez, Prefek Dikasteri, menanggapi berbagai konsultasi yang diterima selama beberapa dekade terakhir mengenai devosi kepada Maria. Tujuan utamanya adalah untuk memperjelas posisi Perawan Maria dalam misteri Kristus, satu-satunya Perantara dan Penebus, dan untuk menawarkan kriteria yang aman dalam menghadapi interpretasi atau ungkapan yang tidak pantas, bahkan yang tersebar di media sosial.

Maria, Bunda dan pendoa syafaat dalam pelayanan kepada Sang Penebus

Catatan tersebut menegaskan kembali keibuan rohani Maria dan peran uniknya dalam sejarah keselamatan, tetapi menekankan bahwa kerja samanya harus selalu dipahami sebagai sesuatu yang lebih rendah daripada Kristus. Menggunakan gelar “Bunda Allah. Corredentora ” untuk mendefinisikan kerja sama Maria selalu kurang tepat, demikian yang ditunjukkan oleh teks tersebut, mengingat bahwa istilah semacam itu dapat mengaburkan mediasi unik Yesus Kristus dan “dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakseimbangan dalam keselarasan kebenaran iman Kristiani”.

Demikian pula, dokumen tersebut menunjukkan bahwa Maria bukanlah penyalur rahmat ilahi, melainkan pendoa syafaat dan teladan iman. “Hanya Allah yang dapat memberikan rahmat, dan Dia melakukannya melalui Kemanusiaan Kristus, karena ‘kepenuhan rahmat Kristus, manusia, yang dimiliki-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,'” demikian bunyi salah satu paragraf.

Dengan pendekatan pastoral dan ekumenis, Catatan Doktrinal berupaya menghargai kesalehan Maria yang populer, khususnya kesalehan kaum miskin yang “menemukan kelembutan dan kasih Allah dalam wajah Maria,” sekaligus menghindari pembesar-besaran teologis yang menyimpangkan pesan Injil.

Dokumen ini mencakup perkembangan biblis, patristik, dan magisterial yang luas, dan sejalan dengan Konsili Vatikan II, yang mengusulkan kultus Maria yang “berorientasi pada pusat Kristologis iman Kristen, sehingga ‘sementara Bunda dihormati, Putra pun dikenal, dikasihi, dan dimuliakan sebagaimana mestinya’. Singkatnya, keibuan Maria tunduk pada pilihan Bapa, karya Kristus, dan karya Roh Kudus.”

“Lebih dari sekadar menetapkan batasan, Mater Populi fidelis berusaha untuk mendampingi dan memelihara cinta kepada Maria serta kepercayaan pada perantaraan keibuannya,” pungkas Kardinal Fernandez.*