Fakta Tentang Letkol Ary, Komandan Macan TNI Penerkam Pembunuh 6 Brimob

0

Tabur, BULIR.ID – Ada fakta menarik dari sosok Komandan Brigade Infanteri Raider 20/Imo Jayakeramo, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Letnan Kolonel (Letkol) Inf Arynovian Hany Sampurno.

Perwira menengah TNI Angkatan Darat yang baru dilantik menjadi Dan Brigif Raider 20/IJK menggantikan Kolonel Inf Edy Widyanto, ternyata memiliki rekam jejak yang luar biasa.

Dari catatan VIVA Militer, Letkol Inf Arynovian diketahui pernah membawa pasukannya tempurnya berjaya menembak mati gembong teroris paling dicari, Santoso alias Abu Wardah atau Syekh Abu Wardah di pedalaman hutan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Jadi ketika itu, Letkol Inf Arynovian menjabat sebagai Komandan Yonif Raider 515/Ugra Tapa Yudha, Divisi 2 Kostrad. Pada 2016 sebanyak 9 prajurit TNI pimpinan Letkol Inf Arynovian diterjunkan untuk terlibat dalam Operasi Tinombala untuk memburu pimpinan kelompok teroris yang menamakan diri Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santos dan kaki tangannya.

Pada 18 Juli 2016, pasukan Yonif Raider 515/UTY alias  Macan Kumbang TNI yang dikerahkan dengan sandi Tim Alfa 29 berhasil menembak mati Santoso. Malah tak cukup pimpinan khilafah itu saja yang berhasil diterkam, tapi juga tangan kanannya, Mukhtar dalam baku tembak yang berlangsung selama 30 menit.

Santoso sudah cukup lama diburu petugas kepolisiaan dan Detasemen Khusus (Densus) 88, tapi tak kunjung bisa lumpuhkan apalagi ditangkap hidup-hidup.

Kematian Santoso oleh pasukan Macan Kumbang TNI menjadi pelipur lara bagi kepolisian. Sebab selain tak pernah mampu menangkap Santoso, sudah banyak anggota polisi menjadi tumbal keganasan Santoso di hutan Poso.

Anggota polisi yang pertama kali menjadi korban kelompok Santoso ialah dua personel Polsek Poso Pesisir Selatan, yaitu Briptu Andi Sapa dari tim Buser dan Kepala Unit Intelkam Brigadir Sudirman.

Keduanya dibunuh dengan cara yang tak manusiawi, leher mereka disembelih, tangan mereka diikat dan jenazah mereka dipendam ke dalam lumpur di hutan wilayah Gunung Biru. Keduanya dibunuh dengan disiksa terlebih dahulu.

Sebelumnya mereka diculik, saat itu mereka ketahuan melakukan penyelidikan atas laporan latihan militer di wilayah tersebut. Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman diculik pada 8 Oktober 2012, dan jenazah mereka baru ditemukan delapan hari kemudian.

Dua bulan berselang, tepatnya 20 Desember 2020, Santoso kembali beraksi, mereka menyergap patroli kepolisian, tak tanggung-tanggung empat anggota Brigade Mobil (Brimob) Polri dibantai dalam sebuah kontak senjata di Desa Kalora, Tambarana.

Empat anggota Brimob itu tewas kondisi parah, semuanya tewas diterjang peluru. Dua Brimob tertembak di kepala, dua lainnya tertembak di dada dan leher.

Meski sudah banyak anggotanya yang tewas, kepolisian terus berusaha menembus hutan Poso untuk bisa menghancurkan Santoso dan kelompoknya. Sayangnya, tahun demi tahun tak juga polisi mampu mewujudkan impiannya. Polisi hanya bisa menangkapi dan melumpuhkan kelompok Santoso yang berada di kota saja.

Malah di tahun-tahun berikutnya, Brimob harus kehilangan anggotanya di hutan Poso. Pada 6 Februari 2014, anggota Brimob Polda Sulteng bernama Bharada Putu Satria Wibawa, tewas dalam baku tembak  di Desa Taunca, Poso Pesisir Selatan.

Lalu pada Agustus 2015, kelompok Santoso melenyapkan nyawa perwira Brimob. Korban bernama AKP Bryan Theopani Tatontos tewas dalam baku tembak di Pegunungan Langka Poso, Desa Kilo, Poso.

Bahkan, karena kegagalan polisi menjangkau Santoso, gembong teroris itu semakin congkak, Santoso cs kemudian malah menantang polisi dan Densus 88 untuk berperang terbuka di hutan Poso.

Letkol Inf Arynovian menjabat Danyonif 515 Raider/UTY pada periode 2015 hingga Oktober 2016, dia dipercaya memimpin batalyon tempur Divisi 2 Kostrad itu menggantikan Letkol Inf Nanang T.T. Wibisono. Kemudian dia menyerahkan tongkat komando Yonif Raider 515/UTY kepada Letkol Inf Syafruddin.*