“Tak Terjangkau Gelombang,” Kumpulan Puisi Berseri “Setelah Ini” Gerard N Bibang

0

SETELAH INI-19:

TERKOYAK WAKTU

benar, badai meniup kencang sesudah ini
gelombang tak kan berhenti berdebur hingga ke pantai
apakah cinta kita terkoyak-koyak ?
harum puspita menghampiri tanpa pernah diundang
siapa bilang tercerai-berai padahal cinta kita datang sendiri

senandung rinduku menembus langit putih cuaca
mengguyur cahayanya ke tebing waktu
menyejukkan rinduku padamu
bagaikan kembang di luar sana yang melambai-lambai sepanjang waktu
*
(juni, ’21)

SETELAH INI-20:

SIAP BERTABUR

bertabur rindu dalam sunyi
itulah yang menghiasi hari-hari setelah ini
menjadi contoh nyata
aroma rinduku kepadamu sedang mencari kemerdekaan di jagat semesta

apakah aku sendiri?
coba lihat burang gelatik terbang sendiri
berkicau tak henti-henti di kesunyian abadi
ia adalah bahasa rindu dalam sanubari
menantikan ada-bersamamu dalam hembusan bayu
kuncup-kuncup puspita siap bertabur pada hatimu dan hatiku
**
(jkt:’21)

SETELAH INI-21:

TAK TERJANGKAU GELOMBANG

setelah ini, apakah yang menjadi kekuatanku?
engkau memang tidak sedang di sini
ini jawabku: merindukanmu adalah kekuatanku
untuk menyapa godaan yang berulang menghadang
seperti cakrawala tak terjangkau ketinggian gelombang

setelah ini, aku memang mengalami apa yang disebut situasi ‘tiada’
ingin rasanya aku merebah
melelehkan liur di bawah terpaan dedaunan puspita
menghentikan segala langkah
membuang resah
rindu ini tak tahan untuk mencair
melumer ke tangkai bunga dan perut bumi

benar bahwa setelah ini rasanya tak mampu aku membayangimu
cintaku padamu menggebu
ajarilah aku nyanyian semesta
agar kerinduanku tak berlama-lama digenapkan
*
(jkt:’21)

Gerard N Bibang

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.