Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa Kunjungi Maumere dan Ende, Hadiri Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila

0

MAUMERE, Bulir.id – Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI Andika Perkasa bersama rombongan tiba di Bandara Fraseda Waioti Maumere pada pukul 05.28 WITA menggunakan pesawat TNI AU jenis Boeing 737-400. Kedatangannya tersebut dalam rangka mengikuti upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di Lapangan Perse, Kabupaten Ende, Rabu (1/6/22).

Jenderal Andika disambut langsung oleh Danlanud El Tari Kupang Kolonel PBN, Marsma TNI Aldrin Petrus Morgan beserta Forkopimda Sikka dan segenap jajaran perwira TNI.

Selanjutnya Panglima TNI beserta rombongan melanjutkan penerbangan ke Ende menggunakan pesawat TNI AU jenis CN 295 dengan nomor A – 2907 dari Bandara Frans Seda Maumere menuju Bandara H. Hasan Aeroboesman Ende. Pesawat tersebut telah disiapkan dan terpikir di apron Bandar Udara Frans Seda Kab. Sikka dengan Pilot Kolonel Pnb Trinanda.

Direncanakan Panglima Andika Perkasa beserta rombongan dijadwalkan akan tiba kembali di Bandara Frans Seda setelah kegiatan Upacara Hari Lahir Pancasila bersama Presiden RI berakhir.

Presiden memilih Ende sebagai tempat merayakan Kelahiran Pancasila 1 Juni 2022 memiliki dasar historisitasnya tersendiri. Sebab Ende merupakan salah satu tempat pengasingan Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno pada masa penjajahan Belanda.

Ende, kota kecil di daratan Flores ini menyimpan banyak kenangan dan idealisme Sang Proklamator. Di tempat ini ia banyak berdiskusi dengan para Imam Katolik terkait, seni, pluralisme dan filsafat karena Soekarno merupakan pengagum berat Filsafat terutama Marx.

Di tempat inilah benih-benih pemikirannya mulai tumbuh dan berkembang dan menjadi tempat lahirnya Pancasila. Ia merumuskan Pancasila pada masa pengasingan tersebut.

Bapak Proklamator itu diasingkan oleh Belanda pada Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938. Turut diasingkan bersama dengan sang istri, Inggit Garnasih, anak angkatnya, Ratna Djuami dan Kartika, serta mertuanya yang bernama Ibu Amsi.

Selain itu, Soekarno juga suka merenung selama berjam-jam di sebuah taman di Kota Ende, tepatnya di bawah pohon sukun yang rindang. Buah dari renungan di bawah pohon sukun tersebutlah yang melahirkan tiap butir nilai kehidupan dalam Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia. Itulah mengapa Kota Ende kerap disebut juga sebagai “Kota Pancasila”.*

*Kontributor: Y. F. Marino