Tilik. Bulir.id. Bullying atau perundungan saat ini menjadi topik hangat yang diperbincangkan di negara Korea Selatan. Berawal dari kicauan seorang korban perundungan yang dilakukan oleh seorang atlet voli Korea Selatan, berujung dengan mencuatnya korban-korban yang lain. Salah satunya adalah seorang netizen yang mengaku menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh aktor KorSel Ji Soo.
Dia menyebutkan bahwa Ji Soo menjadi pelaku utama perundungan selama mereka berada di bangku SMP. Kasus ini mengakibatkan aktor Ji Soo tidak bisa melanjutkan drama yang sekarang sedang dikerjakannya, yaitu River When The Moon Rises. Bahkan dikabarkan bahwa semua drama yang telah dibintangi oleh Ji Soo tidak akan bisa ditayangkan kembali.
Mengapa Korea Selatan memberikan hukuman yang berat terhadap pelaku perundungan walaupun kejadiannya sudah jauh berlalu?
Hukuman tersebut diberikan sebagai balasan atas perundungan yang telah mereka lakukan saat di bangku sekolah. Menurut YouTuber Korea Selatan, Jang Han Sol, para perundung bukan tidak boleh meraih sukses, namun alangkah lebih baik jika mereka mengaku dan meminta maaf bahwa mereka pernah melakukan hal yang tidak mengenakkan di masa lalu dan menunjukkan perubahan di masa sekarang. Dari pada mereka meminta maaf setelah masa lalu tersebut terkuak.
Sesungguhnya, kasus perundungan hampir terjadi di segala jenjang pendidikan bahkan di hampir seluruh belahan bumi. Kasus perundungan juga masih banyak terjadi di Indonesia, mulai dari anak-anak bahkan sampai orang dewasa yang tanpa sadar melakukan perundungan ataupun menjadi korban.
Lalu mengapa perundungan atau bullying bisa tejadi?
Perundungan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang merasa dirinya memiliki kelebihan, entah dalam bidang akademik ataupun non-akademik, dari segi fisik atau bahkan dalam hal harta kekayaan, kepada mereka yang dinilai berada jauh dibawah standar yang telah mereka tetapkan.
Perundungan tidak hanya menyakiti secara fisik, namun juga menyakiti korban secara mental. Proses penyembuhan mental seorang korban perundungan akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan bahan perundungan bisa merubah kepribadian seseorang dalam jangka waktu yang lama, misalkan menjadi pribadi yang tidak percaya diri, sering cemas dan memiliki pemikiran yang negatif saat harus berhadapan di masyarakat.
Akan lebih menyakitkan lagi bila perundungan ini memengaruhi proses belajar dan tumbuh kembang korban. Mungkin sebagian orang akan menganggap bahan rundungan hanya sebagai becandaan antar teman, namun lain hal dengan apa yang dirasakan si korban.
Perundungan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menghentikannya. Meski tidak bisa langsung dihentikan seketika, tetapi kita bisa membuatnya berkurang secara drastis. Belajar menerima perbedaan yang ada di sekitar menjadi salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghindari dan mengurangi perundungan di Indonesia. Mari jadikan Indonesia yang lebih baik dengan bebas perundungan. *Orifa