Dua Universitas di Kota Kupang Lakukan Pendampingan Pelaksanaan Pendidikan Inklusi untuk Sekolah Reguler

0

KUPANG, Bulir.id – Universitas San Pedro dan Universitas Citra Bangsa, bekerja sama dengan SMA St. Arnoldus Janssen dan Dinas Pendidikan Provinsi NTT mengadakan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan tema pendampingan Guru tentang penyelanggaraan Pendidikan Inklusi pada Sekolah Reguler di kota Kupang, pada Jumat, 15 September 2023 di Aula SLB Bhakti Luhur Baumata.

Kegiatan tersebut disponsori oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Ketua Tim PKM, Alex Andiwatir mengatakan bahwa, jumlah penyandang disabilitas di Kota Kupang saat ini terus meningkat setiap tahunnya. Berdasrkan hasil pengamatan, ada beberapa sekolah reguler “terpaksa” harus menerima siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di sekolah mereka.

Keputusan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya guru ABK juga jarak akses ABK ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang jauh. Dengan situasi demikian Guru reguler pun dituntut untuk bisa mengajar ABK yang ada disekolah mereka, walaupun memiliki keterbatasan pengetahuan dalam penanganan siswa ABK.

“Adapun alasan yang mendorong tim dosen dari Universitas San Pedro, Universitas Citra Bangsa, mengadakan kegiatan tersebut sebagai strategi pemerataan kualitas pendidikan. Sebab Gagasan besar pendidikan inklusi yang merupakan upaya membuka akses pendidikan terhadap semua anak dengan apapun kondisinya belum terpenuhi dengan baik. Terutama terbukanya akses pendidikan bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan dan hambatan dalam belajar (children with disabilities),” ungkap ketua tim PKM Alex Andiwatir.

Dalam sambutan pembuka kepala SMA St. Arnoldus Janssen mengucapkan terima kasih kepada tim PKM dan Dinas Pendidikan Provinsi yang mendukung kegiatan tersebut. Dengan demikian membuka kesempatan bagi anak yang berkebutuhan khusus juga bisa diterima untuk belajar bersama.

Menurut Kepala sekolah yang juga adalah anggota dari Misionaris Serikat Sabda Allah (SVD), hal ini juga sejalan dengan misi pelayanan karya karitatif dari SVD sendiri.

Selain itu, Kepala Bidang PKLK Bapak Yan Laka menyampaikan apresiasi kepada tim PKM yang sudah mau membantu pemerintah Provinsi NTT untuk bersama memikirkan tentang situasi dan kondisi pelayanan pendidikan di NTT terutama mereka yang berkebutuhan khusus.

“Ini adalah Langkah awal yang baik bagi kita di NTT untuk terus mengkampanyekan dan segera melaksanakan pendidikan yang adil dan merata untuk semua. Kita juga sedang mengupayakan agar dapat dilakukan juga untuk sekolah lain di Kabupaten lain di NTT selain di kota Kupang,” ungkap Yan Laka.

Kegiatan akan dilanjutkan dan dilaksanakan di sekolah masing-masing dengan pembentukan Tim Penyelenggara Inklusi di sekolah, dan pendampingan penyusunan Program Pendampingan Individu (PPI). Pada kesempatan tersebut hanya pemaparan materi mengenai Layanan Pendidikan Inklusi, yang disampaikan oleh Alex Andiwatir sekaligus ketua tim pelaksana; Materi Karakteristik ABK yang disampaikan oleh Yasinta Betan dan Saran Praktis mengajar ABK yang dipaparkan oleh Ot Bil Wilson Selan yang dimoderatori oleh Rudo Talan dan Erna Febryanti.

Pantauan media ini, para peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut Terdapat 30 peserta yang terdiri dari guru SD, SMP dan SMA reguler yang tersebar di Kota Kupang.

Menurut pengakuan beberapa peserta, selama ini mereka pernah mendengar kata inklusi tetapi belum mengetahui apa maksud dan tujuannya.

Selain itu, salah satu peserta mengaku bahwa sudah sering merawat anak dengan berkebutuhan khusus di sekolahnya. Namun itu hanya berbekal kasih sayang dan juga karena ada alasan lain yaitu ada penugasan dari kepala sekolah.

Tampak dalam diskusi ini, lahirlah beberapa rekomendasi yang pertama adalah, terbentuknya tim 30. Tim yang menjadi pelopor sekolah inklusi di Kota Kupang, kedua, agar kegiatan ini dapat di terapkan di sekolah masing-masing, maka hal ini perlu dibiaskan.

Namun kesulitan lain yang dialami adalah “Kebijakan”. Maka rekomendasinya adalah, hasil FGD dalam kegiatan ini dilaporkan ke mitra (Dinas Pendidikan Provinsi & Dinas Pendidikan Kota) sehingga hal ini menjadi gerakan bersama seluruh guru di Kota Kupang melalui satu garis komando.*