Kemenpora Ungka Strategi Cetak Timnas Berkualitas: Satu Desa Satu Lapangan

0
Deputi Pembinaan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema ‘Momentum Regenerasi Sepak Bola Indonesia’, Senin (20/11)

Jakarta, BULIR.ID  – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus berupaya meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia, salah satunya dengan memperbaiki infrastruktur dan mencetak lapangan hingga pelatih berkualitas.

Dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema ‘Momentum Regenerasi Sepak Bola Indonesia’, Senin (20/11), Deputi Pembinaan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono, mengatakan bahwa Kemenpora akan merenovasi 22 stadion yang akan digunakan oleh Liga 1 dan Liga 2. Begitu juga akan melakukan kerja sama dengan Kemendes membangun satu desa satu lapangan.

Di samping itu, Kemenpora juga mendorong pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat untuk membangun lapangan sepak bola yang memenuhi standar nasional.

“Stadion itu sebenarnya hanya untuk kemegahan dan untuk kompetisi. Tetapi yang terpenting yang sekarang ini, jutaan anak-anak atau 30 juta itu yang kita perlukan adalah bagaimana memperbanyak lapangan rumput yang standar nasional,” jelasnya.

Menurut dia, lapangan sepak bola yang berkualitas penting untuk mencetak pemain sepak bola yang memiliki teknik dasar yang baik. Hal ini dapat dicapai apabila fasilitas pendukungnya sudah memadai.

“Ada anekdot sekarang ini atlet-atlet kita kalau bermain itu merunduk, bukan menatap lawan maupun kawan. Ini karena terbiasa mereka latihan di lapangan yang tidak rata, takut kalau ditendang malah jatuh,” ucap Surono.

Maka dari itu, Kemenpora bekerja sama dengan Kementerian Desa (Kemendes) membuat program Satu Desa Satu Lapangan. Program ini bertujuan untuk menyediakan lapangan olahraga yang layak dan memadai di setiap desa di Indonesia.

Dengan keberadaan lapangan yang memadai di setiap desa, calon atlet masa depan Indonesia ini sudah bisa menguasai kemampuan dasar sejak dini. Sehingga, ketika masuk ke jenjang selanjutnya akan lebih mudah dan terukur.

Selain infrastruktur, Kemenpora juga fokus pada peningkatan kualitas pelatih sepak bola. Surono mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan PSSI dan perguruan tinggi untuk meningkatkan jumlah pelatih yang bersertifikat.

“Kalau kita hitung mungkin berapa sih pelatih kita yang bersandar yang lisensi C,B, atau A itu sangat tidak proporsional dengan atlet yang ada di Indonesia. Bisa dihitung mungkin tidak ada ribuan,” kata Surono.

Kemenpora bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk memberikan lisensi pelatih C atau D kepada lulusan Fakultas Ilmu Keolahragaan. Hal ini bertujuan untuk mempercepat regenerasi pelatih sepak bola di Indonesia.

“Agar mereka yang lulus S1 olahraga kemudian diberi pelatihan dan sertifikasi, juga bisa bekerja berdasarkan sertifikasi,” kata Surono.

Upaya-upaya yang dilakukan Kemenpora tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dan mencetak pemain-pemain yang mampu bersaing di level internasional.

Hal tersebut perlu dilakukan segera mengingat momentum Piala Dunia U-17 Indonesia, menjadi ajang Timnas U-17 untuk menunjukkan tajinya di babak penyisihan grup. Dimana Kaka Purwanto cs berhasil menahan imbang dua tim besar Ekuador dan Panama, meski kalah dari Maroko di laga terakhir dan membuat anak asuh Bima Sakti gagal lolos ke babak 16 besar.