Tabur, BULIR.ID – Partai Golkar telah mencanangkan kemenangan dalam Pileg (Pemilu Legislatif), Pilpres (Pemilu Presiden) dan Pilkada (Pemilu Kepala Daerah) tahun 2024. Partai berlambang pohon beringin itu juga menetapkan Ketua umum Airlangga Hartarto menjadi calon presiden dan memimpin Koalisi Besar partai politik menghadapi pesta demokrasi bersejarah tahun 2024
Tiga keputusan strategis itu diambil Partai Golkar dalam Rapimnas I awal Maret lalu di Jakarta. Rapimnas dihadiri wakil dari 34 DPD Provinsi, Hasta Karya, Organisasi Sayap Golkar, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, Dewan Penasihat, Dewan Pakar, dan Dewan Etik.
“Rapimnas mengeluarkan keputusan yang luar biasa strategis karena percepatan konsolidasi organisasi menjadi partai modern sudah terurai dengan sangat baik. Kemudian langkah-langkah konsolidasi untuk menjadi pemimpin koalisi besar tinggal diimplentasikan oleh segenap struktur dan jaringan, mulai dari pusat, DPD-DPD I, DPD-DPD II hingga di level akar rumput di desa. Target konsolidasi organisasi Golkar tahun 2021 selesai,” demikian pandangan politisi senior yang juga wakil ketua umum Partai Golkar, Dr. HC. Drs. Nurdin Halid.
Nurdin menjelaskan, target kemenangan di tiga event politik dan memimpin Koalisi Besar partai politik dalam kontestasi demokrasi 2024 dilandasi analisis data dan fakta serta beberapa pertimbangan argumentatif. Disebutkan, Golkar adalah pemenang kedua dalam Pileg 2019 dengan perolehan suara 12 persen. Dengan berbagai langkah konsolidasi organisasi dan modernisasi manajemen dua tahun terakhir hingga tahun 2024, Nurdin Halid meyakini perolehan suara Golkar tahun 2024 akan naik secara signifikan.
“Pemenang kedua dengan perolehan suara 12% adalah pencapaian yang signifikan justru di saat Golkar baru selesai masalah internal yang berkepanjangan. Sebagai pemenang nomor dua dengan 12% suara, wajar saja kalau Golkar menempatkan diri sebagai pemimpin Koalisi Besar. Butuh tambahan satu partai saja untuk bisa dapat tiket mencalonkan presiden. Tapi kita tentu berharap tidak hanya satu partai melainkan dengan beberapa partai,” ujar Nurdin Halid.
Nurdin menambahkan, target ‘sapu bersih’ kemenangan juga didasari fakta bahwa tahun 2024 tidak ada lagi incumbent sehingga medan pertarungan Menjadi sangat luas. Ibarat mencari ikan di laut lepas, maka sejak awal harus dipersiapkan dengan baik dan matang, mulai dari kapalnya harus besar, alat pancing yang canggih, dan logistik yang kuat. Itu tidak bisa dilakukan di ujung.
“Jadi, Partai Golkar sejak awal menyatakan terbuka capresnya. Ini hasil kajian mendalam. Tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi. Dengan begitu, segenap sumberdaya dan kekuatan yang dimiliki Partai Golkar bisa dikonsolidasikan ke satu titik, yaitu kemenangan Pileg dan Pilpres 2024,” ujar Nurdin Halid.
Selain itu, Golkar sebagai partai ide (The Party of Ideas) telah memiliki blueprint pembangunan nasional berupa Visi Indonesia Emas 2045 tentang Negara Kesejahteraan. Partai Golkar memenuhi kriteria sebagai partai politik modern yang ditandai ide-ide dan nilai-nilai demokrasi yang dianut terlembagakan dengan baik sebagai tradisi dan budaya organisasi. Golkar yang berkembang semakin melembaga juga mengalami depersonalisasi sejak awal Orde Reformasi sehingga tidak ada kultus individu dalam diri partai Golkar.
“Partai Golkar itu milik seluruh kader. Tidak bergantung pada sosok tokoh tertentu. Itulah sebabnya, Golkar dalam 20 tahun terakhir berhasil mengorganisasikan diri sebagai instrumen untuk memobilisasi dukungan konstituen, walau pernah mengalami masa-masa sulit,” ujar Nurdin.
Nurdin mengatakan, dalam 4 tahun terakhir, transformasi Partai Golkar menjadi partai ide yang ditopang organisasi dan manajemen modern berjalan baik di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Salah satu indikatornya, Partai Golkar menjadi pemenang dalam Pilkada serentak 2020. Jadi, Golkar punya dasar kuat, faktual, dan realistis ketika memasang target tinggi dan menempatkan diri sebagai pemimpin koalisi besar menuju kontestasi demokrasi bersejarah tahun 2024,” Nurdin menjelaskan.
Sosok ‘Ideal’ Airlangga Hartarto
Terkait sosok Airlangga Hartarto sebagai capres Partai Golkar tahun 2024, Nurdin Halid mengatakan hal itu sebagai aspirasi dan kebulatan tekad segenap kader Golkar. Nurdin menilai Airlangga Hartarto sebagai kader terbaik Partai berlambang Pohon Beringin yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk mengambil-alih tongkat kepemimpinan Indonesia 2024-2029.
Selain itu, posisi Airlangga sebagai ketua umum Partai Golkar dan kinerja serta prestasi nyata sebagai Menko Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sangat strategis menjadi modal sosial dan modal politik bagi Golkar untuk memenangkan pertarungan di Pemilu 2014, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden.
“Dengan modal kapasitas dan kapabilitas, serta prestasinya selama ini sebagai anggota kabinet di dua periode Pak Jokowi memberikan insentif elektoral ke depan baik bagi Golkar maupun capres yang diusung Golkar ini,” urai politisi senior Golkar dan tokoh Indonesia timur ini.
Nurdin Halid menjelaskan, Airlangga Hartarto adalah sosok pemimpin Indonesia modern dan demokratis yang dibutuhkan negara bangsa ini untuk melanjutkan berbagai pencapaian dan warisan yang diletakkan oleh Presiden Jokowi. Pemimpin Indonesia di era demokrasi, kata Nurdin, adalah kinerja dan prestasi. Bukan eranya lagi pemimpin yang piawai beretorika.
Menurut Nurdin Halid, Airlangga memiliki kapasitas intelektual, kapabilitas yang memadai, dan integritas yang teruji. Kelebihan lain yang menjadi kekuatan Airlangga ialah kepemimpinan humanis, pembawaan yang tenang dan berwibawa, berkarakter, santun, sedikit bicara banyak kerja, mau mendengar dan mampu bekerjasama dengan berbagai lembaga dan pemimpin atau orang-orang di strategic level, tactical level, sampai operational level.
“Kerja-kerja Pak Airlangga sangat nyata dan bisa dirasakan kemanfaatan oleh rakyat banyak. Termasuk kerja-kerja berat sebagai anggota Kabinet yang mendapat kepercayaan mengomandoi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Di bawah komando Pak Airlangga, program-program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional berjalan seiring sejalan, sinergis dan saling melengkapi. Hasilnya, kini sudah menunjukkan tanda-tanda positif,” papar Nurdin Halid.
Airlangga juga, kata Nurdin, memiliki visi kuat dan tajam, sosok berpikiran maju, berwawasan luas, memiliki manajemen leadership yang baik, dan berkemampuan mengeksekusi program. Pemimpin tidak perlu banyak berteori dan beretorika, tetapi mampu mengelola segenap sumberdaya yang dimiliki secara baik, efektif, dan optimal.
“Itu ciri kepemimpinan yang efektif. Tolak-ukurnya sederhana saja, mengapa Pak Jokowi di periode kedua pemerintahannya memberikan kepercayaan yang besar kepada Pak Airlangga untuk menjadi komandan Bidang Ekonomi. Tentu pertimbangan kapasitas, kapabilitas, dan kepemimpinan Pak Airlangga. Ketika pandemi Covid-19 mengguncang Indonesia dan dunia, Presiden justru memberikan kepercayaan penuh kepada Pak Airlangga untuk mengomandoi Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Berarti, Pak Jokowi melihat ada yang istimewa dari sosok Pak Airlangga,” ujar Nurdin Halid.
Sebagai capres Partai Golkar, Nurdin Halid melihat visi besar dan ambisi kuat Airlangga untuk memajukan Bangsa ini. Airlangga sudah memahami masalah-masalah mendasar Negara Bangsa ini, cara menyelesaikannya, dan ke mana negeri ini harus dibawa seturut amanat dasar negara Pancasila dan panduan Konstitusi UUD 1945. Pengalaman 6 tahun menjadi orang kepercayaan Jokowi semakin menyempurnakan visi, misi, strategi Airlangga untuk memperhebat lagi pencapaian-pencapaian Jokowi selama ini.
“Jika kelak mendapat kepercayaan memimpin Indonesia, saya sangat yakin Pak Airlangga mampu mempercepat kemajuan yang sudah diletakkan dengan sangat baik oleh Pak Jokowi. Kita butuh pemimpin yang mampu mengawal dan mempecepat apa yang sudah dikerjakan Pak Jokowi dalam 7 tahun terakhir plus 3 tahun ke depan,” ujar Nurdin Halid.
Selain teruji selama 5 tahun mendampingi Presiden Jokowi, Nurdin Halid juga meyakini bahwa Airlangga Hartarto akan mendapat tempat di hati rakyat karena sudah memiliki program jelas, terukur, nyata, dan terbukti untuk membangun partai Golkar yang modern, menyiapkan kader-kader yang kaya ide, berwawasan luas, idealis-nasionalis melalui Golkar Institute, serta menyiapkan sumber daya partai lebih adaptif terhadap industri 4.0.
“Transformasi menjadi partai modern, program kaderisasi, dan konsolidasi partai sudah terbukti hasilnya kita menang di Pilkada serentak 2020 lalu. Kerja-kerja Partai Golkar 3 tahun ke depan tentu akan semakin mematangkan kesiapan menghadapi kontestasi 2024. Bersamaan dengan itu, kerja-kerja nyata Pak Airlangga untuk rakyat 3 tahun ke depan mendampingi Presiden menjadi modal dan amunisi efektif bagi segenap kader Golkar untuk militant merebut hati rakyat sekaligus kemenangan dalam pesta demokrasi tahun 2024,” demikian Nurdin Halid.
Karena Golkar, lanjut Nurdin, modal utamanya karya kekaryaan, berkarya nyata untuk rakyat. Energi positif ini harus segera disampaikan kepada rakyat sehingga rakyat bisa menilai Airlangga Hartarto sebagai sosok yang dibutuhkan oleh Indonesia dan untuk masa depan bangsa ini. Misalnya, bagaimana Airlangga Hartarto sebagai Menko Ekonomi begitu getol mendorong dan mempercepat Indonesia masuk era ekonomi digital sebagai tuntutan revolusi industri 4.0.
“Dan itu adalah salah satu program primadona Pak Airlangga dalam mengelola bangsa ini. Karena itu, sosialiasi sosok Airlangga lebih baik dilakukan mulai dari sekarang, sehingga rakyat ada waktu cukup untuk menilai, daripada dihantam di ujung jadi tidak ada waktu untuk mempertahankan diri. Itu pandangan Nurdin Halid. Dan Golkar sekarang sudah bagus, sudah punya calon, jadi rakyat tidak harus ‘beli kucing dalam karung,” ujar Nurdin.
Sebagai capres, kata Nurdin, Airlangga Hartarto sudah memiliki visi besar tentang Indonesia. Visi besar itu bertolak dari Visi Indonesia Emas 2045 Partai Golkar tentang Negara Kesejahteraan dan diperkuat oleh Visi Indonesia Maju-nya Presiden Jokowi. Menurut Nurdin Halid, rancangan Pembangunan nasional 2024-2029 tak bisa dilepaskan dari proses pembangunan yang sudah berjalan dalam 7-10 tahun pemerintahan Jokowi.
“Rumusnya seperti itu. Tidak bisa presiden pasca Jokowi ujug-ujug bikin rencana pembangunan yang serba baru. Jika demikian, negeri ini akan bergerak maju mundur, tak akan pernah berlari cepat mengejar berbagai ketinggalannya. Nah, Pak Airlangga sudah tahu caranya Membangun negara kesejahteraan itu karena sudah dipraktekkan di lapangan. Hasil sentuhan dan kerja nyata Pak Airlangga mudah terlihat dari bukti-bukti lapangan dalam 5 tahun terakhir bersama Presiden Jokowi,” ujar Nurdin Halid. “Fakta-fakta ini harus ditunjukkan kepada para kader, dan harus di-announced karena ini bukan retorika tapi fakta.”
Nurdin menjelaskan, dalam krisis 1998, yang terpukul itu konglomerat. Kalau sekarang di era pandemi Covid-19, yang terpapar itu ekonomi kecil, ekonomi mikro, koperasi dan lainnya. Jadi kondisinya lebih susah. Tetapi pelan-pelan Indonesia bisa bangkit lagi. Ekonomi rakyat terbukti masih eksis. Pada saat yang sama, berbagai program penanganan Covid-19 seperti vaksinasi dan PPKM skala mikro hingga ke tingkat RT/RW berjalan efektif. Begitu juga dengan penyediaan infrastruktur, fasilitas, dan tenaga kesehatan.
“Nah, semua itu kan sebuah keberhasilan. Itulah yang bisa kita tunjukkan kepada kader-kader Golkar. Sehingga ada sugesti yang kuat bahwa inilah pemimpin Golkar yang ideal menjadi pemimpin bangsa. Sugesti ini akan membangkitkan militansi segenap barisan kader Golkar di seluruh negeri untuk mengkampanyekan sosok Airlangga Hartarto sebagai capres terbaik untuk melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi,” pungkas Nurdin Halid.
Di mata Nurdin Halid, Airlangga Hartarto adalah sosok dengan kemampuan komplit dan sarat pengalaman karena merupakan kombinasi dari perjalanan panjang jatidiri dan karirnya sebagai pengusaha, organisator, intelektual, politisi, dan birokrat.
Dia terpilih sebagai anggota DPR RI pada periode 2004-2009 dan menjabat Ketua Komisi VII DPR RI periode 2006-2009 membidangi energi, lingkungan hidup, dan ristek. Ia Kembali terpilih pada periode 2009-2014 dan Menjadi Ketua Komisi VI yang membidangi industri, perdagangan, UMKM, Investasi, dan BUMN. Di Golkar, Airlangga pernah menduduki posisi wakil bendahara dan ketua DPP Partai Golkar.
“Pak Airlangga sarat pengalaman dan sangat matang sebagai pemimpin, baik di Lembaga legislatif maupun eksekutif. Kapasitas intelektual beliau juga terlihat dari jenjang pendidikan yang dilaluinya di Dalam maupun di luar negeri. Dan sebagai pengusaha sukses, saya melihat Pak Airlangga tidak punya interest lain selain berbakti untuk negeri ini. Hal itu bisa terlihat karakter dan integritasnya selama hampir 20 tahun berkecimpung di lemabaga DPR dan Lembaga Pemerintahan,” pungkas Nurdin Halid.
Dr. HC. Airlangga Hartarto, MM, adalah alumnus Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (1987) ini adalah peraih gelar MBA dari Monash University, Australia (1996) dan Manster of Management Technology dari University of Melbourne, Australia (1997), serta Doktor Honoris Causa (HC) Bidang Sport Management dari Universitas Negeri Semarang (2020).
Sejumlah organisasi yang pernah digelutinya antara lain Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode 2006-2009, Ketua Asosiasi Emiten Indonesia 2011-2014, Majelis Wali Amanah UGM (2012), Ketua Keluarga Alumni Fakultas Teknik UGM (2003). Semasa studi, AH aktif sebagai Wakil Ketua OSIS SMA Kanisius, Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM, dan Ketua Barisan Muda Kosgoro 1957.*