Rawat Kebhinekaan di Kota Benteng, Grand Final Pemilihan Cide Kode Benteng 2025 Kembali Digelar

0
Foto: Brian Gensu Tanadi
Tangerang, BULIR.ID – Pemilihan Cide Kode Benteng 2025 kembali digelar di Ballroom DPrima Hotel Tangerang. Acara ini diikuti oleh puluhan Grand Final yang berkompetisi untuk menjadi bagian dari komunitas pelestari budaya Cina Benteng.
Maryono Hasan, AP., M.Si., selaku Wali Kota Tangerang pada sambutannya mengungkapan pentingnya menjaga kebinekaan Kota Benteng yang sudah terjalin selama ratusan tahun. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan budaya, meskipun memiliki latar belakang dan tujuan yang berbeda.
“Cide Kode Benteng memiliki pesan moral yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Apa pun bentuk etnis yang melestarikan budaya, baik etnis Tionghoa maupun Arab, patut diapresiasi. Kita boleh belajar dari budaya lain, dan budaya lain pun boleh masuk, namun mari kita tetap memajukan budaya Cina Benteng di Tangerang,” ujarnya. Ia juga berharap agar budaya ini terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat.
Sementara itu, Ketua Yayasan Cide Kode Benteng, Michael Riyano, S.I.Kom., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada keluarga dan seluruh orang tua Cide Kode Benteng yang selalu memberikan kepercayaan serta dukungan penuh kepada pihak yayasan. Ia mengapresiasi kerja keras seluruh panitia dan finalis yang telah berjuang dengan dedikasi tinggi selama proses pemilihan ini.
“Panitia dan para finalis hampir setiap hari harus pulang larut malam selama tiga bulan dalam rangkaian acara pemilihan ini, mulai dari audisi, workshop, hingga berbagai persiapan lainnya. Ini adalah perjalanan yang panjang, penuh tantangan, tetapi juga penuh kebersamaan dan semangat untuk memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Michael Riyano juga menegaskan bahwa Yayasan Cide Kode Benteng tidak hanya berfokus pada ajang pemilihan ini, tetapi juga terus menginisiasi berbagai kegiatan lain yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan membangun komunitas yang solid.
“Kami tidak hanya menyelenggarakan ajang pemilihan ini, tetapi juga berbagai program lain yang mendukung pelestarian budaya, pengembangan bakat generasi muda, serta kegiatan sosial lainnya,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para donatur dan sponsor yang telah berkontribusi, tidak hanya dalam penyelenggaraan acara ini, tetapi juga dalam berbagai proyek besar yang sedang dan akan dijalankan oleh yayasan.
“Dukungan dari para donatur dan sponsor sangat berarti bagi kami. Tanpa bantuan dan kepercayaan dari berbagai pihak, tentu semua ini tidak akan berjalan dengan baik. Kami berharap kolaborasi ini terus terjalin untuk masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Di akhir sambutannya, Michael Riyano mengajak seluruh pihak untuk terus berperan aktif dalam menjaga dan mengembangkan budaya Cide Kode Benteng. “Mari kita bersama-sama menjaga warisan budaya ini, mengembangkannya, dan membawanya ke tingkat yang lebih tinggi. Semoga ajang ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang dan membawa manfaat yang besar bagi generasi mendatang,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Budayawan Tionghoa, Hendra, SE., MM., menjelaskan bahwa tujuan dari Cide Kode Benteng adalah sebagai komunitas generasi muda yang berupaya melestarikan budaya Cina Benteng. Salah satu kegiatan tahunan komunitas ini adalah pemilihan Cide Kode Banten, yang tahun ini mengusung tema “Cina Benteng The Art of Timeless Traditions”.
Dalam wawancaranya, Hendra menyampaikan harapannya agar komunitas ini semakin berkembang dan mendapat perhatian lebih dari pemerintah. “Saat ini, pemerintah memang belum memberikan kontribusi secara langsung, tetapi semangat dan pengakuan dari mereka sudah menjadi dorongan besar bagi kami untuk terus eksis,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa  Cide Kode benteng dalam ajang ini tidak hanya berhenti di satu acara saja, melainkan akan terus berkontribusi dalam berbagai kegiatan budaya sepanjang tahun. Sasaran utama dari kegiatan ini adalah siapa saja yang ingin belajar dan mengembangkan budaya Tionghoa di masyarakat luas.
Ke depannya, komunitas Cide Kode Banten berharap agar budaya Cina Benteng semakin dikenal luas oleh masyarakat, serta mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. “Yang terpenting, kita ingin menunjukkan bahwa budaya Tionghoa Peranakan Cina Benteng sudah membumi di Indonesia, dan kami ingin terus melestarikannya,” tutup Hendra.
Salah satu juri dalam ajang ini, Dra. Sri Rochani Soesetio Karim, mengungkapkan bahwa para Grand Final menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti kompetisi. Ia mengapresiasi semangat dan dedikasi peserta dalam menampilkan yang terbaik, terutama dalam mengangkat budaya Cina Benteng.
Sebagai juri, ia menilai karakter peserta dengan cermat, tidak hanya dari segi penampilan, tetapi juga dari wawasan, pemahaman, dan cara mereka menyampaikan nilai-nilai budaya. “Penilaian tidak hanya melihat dari penampilan luar, tetapi juga dari cara berpikir dan pemahaman mereka terhadap budaya yang mereka bawa. Apa yang mereka sampaikan, itulah yang kami tanyakan lebih dalam,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kompetisi ini bukan sekadar ajang untuk mencari pemenang, tetapi juga sebagai wadah edukasi bagi generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai budaya lokal. Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan budaya Cina Benteng tetap lestari dan semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya keseimbangan antara modernitas dan tradisi. “Kita hidup di era globalisasi, di mana budaya luar dengan mudah masuk ke dalam kehidupan kita. Namun, jangan sampai budaya kita sendiri tergerus. Justru, kita harus semakin bangga dan menjadikannya identitas yang kuat,” tambahnya.
Dra. Sri Rochani Soesetio Karim berharap ajang ini dapat terus berlanjut dan semakin berkembang di masa mendatang. “Semoga kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga dan melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur kita,” pungkasnya.*