The Balai Sarwono: Pertemukan Harapan Warga dengan Visi Misi Sang Jagoan Bangun Jakarta

0
Ketua Dewan Pakar Bulir.id Asri Hadi bersama Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung di The Balai Sarwono (Foto: Ist)

Jakarta, BULIR.ID – The Balai Sarwono menjadi “saksi bisu” akan sekian banyak harapan dan doa warga akan Jakarta yang lebih baik dengan niat tulus dalam visi misi para calon pemimpin. Secara khusus Calon Gubernur calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung – Rano Karno pada pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta mendatang.

Penyampaian harapan-harapan akan Jakarta yang lebih baik lima tahun ke depan itu merupakan bagian dari gelaran acara “Bincang-bincang tentang Jakarta Menyala Bersama Mas Pram & Bang Doel” yang digelar pada Minggu 22 September 2022 di The Balai Sarwono, tepatnya di Jl. Madrasah No.14 7, RT.7/RW.6, Cilandak Timur, Jakarta Selatan.

Warga Jakarta itu merupakan para alumni sejumlah sekolah menengah atas (SMA) yang tergabung dalam kelompok Alumni SMA Top Gun Jakarta.

Alumni SMA Top Gan merupakan gabungan kelompok alumni beberapa SMA, antara lain Alumni Kanisius Jakarta, Alumni Tarakanita Jakarta, Alumni Santa Ursula Jakarta, Alumni Pangudi Luhur, Alumni Gonzaga Jakarta, Alumni Theresia Jakarta dan lain-lain.

Pantauan media di lokasi, hadir juga perwakilan alumni SMA Negeri 3 Teladan Jakarta di antaranya adalah Asri Hadi selaku Ketua Dewan Pakar Bulir.id

Pada kesempatan itu, selain menyampaikan harapan kepada paslon, mereka juga menyampaikan dukungan untuk memenangkan paslon Pramono Anung-Rano Karno sebagai paslon unggulan yang mereka yakini dapat membawa perubahaan yang baik bagi Jakarta.

Banyak hal yang didiskusikan: mulai dari masalah lingkingan seperti sampah, kemacetan, banjir dan masih banyak masalah lainnya.

Keluhan mereka pun dijawab cagub Pramono. Dia mengatakan, sebagai calon pemimpin daerah, dirinya akan menampung apa yang menjadi keluhan warga. Menurutnya, persoalan Jakarta bukan persoalan di tingkat elit, tapi ada di masyarakat.

Maka dari itu, memperbaiki Jakarta tak hanya masalah banjir, kemacetan, atau pembuangan sampah tapi sudah menjadi masalah sosial di lingkungan warga. Banyak warga Jakarta mengeluh sulit mendapat tempat bila ingin menggelar hajatan.

Jika nanti terpilih, mereka akan melaksanakan program membangun balai rakyat di seluruh wilayah Jakarta, yang bisa dimanfaatkan warga untuk menggelar kegiatan.

“Memperbaiki Jakarta menjadi lebih baik, memang harus orang Jakarta, dan permasalahan di Jakarta tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengaji sampai sore,” kilahnya.

Sementara Cawagub Rano Karno mengatakan di daerah hanya ada dua tugas yang harus dikerjakan pemimpinnya yakni tugas wajib dan pilihan. Masalah pendidikan, kesehatan, infrastruktur itu wajib sementara permasalah sosial itu pilihan, kemacetan, sampah, dan lainnya.

Baik Pramono maupun Rano Karno menceritakan pengalaman saat ditunjuk partainya menjadi Cagub dan Cawagub. Sampai mendekati jadwal pendaftaraan calon Gubernur, Pramono menyatakan tidak berniat karena ia ingin mengurusi cucunya bila tugasnya sebagai Sektetaris Kabinet purna. Sebagai orang yang sudah 10 tahun paham `dapur` pemerintah, akhirnya iya bersedia.

“Berapa kali Ketua Umum meminta saya maju pilgub Jakarta, saya bilang, tidak, tidak, tidak. Sarah dan Zenab kecewa karena Pram-lah yang bersama bang Doel, sekarang saya maju menjadi Cagub Jakarta, saya bilang fight, fight, fight,” ujarnya.

Sementara bang Doel, pernah menjadi pejabat daerah, dirinya bersikeras di Komisi X DPR, tapi partainya menunjuk Rano sebagai orang Jakarta yang harus memimpin Jakarta.

“Mas Pram tahu Jakarta, Jakarta tahu Doel”, ujarnya menutup bincang-bincang bersama alumni sekolah dan perguruan tingga se-Jakarta.*