“Tidak Seperti Laki-laki Itu,” Kumpulan Puisi ‘Mengintip Cakrawala’ oleh Gerard N Bibang

0
Gerard N Bibang

MENGINTIP CAKRAWALA-10:

PILIHAN GANDA

merindukanmu dengan segenap jiwa ibarat menyilang soal-soal pilihan ganda
harus tetap menyilang salah satu jawaban betapapun anehnya jawaban-jawaban yang tersedia
rinduku bukan dongeng Cinderella dengan pilihan pangeran tampan yang tinggal di istana megah
rinduku adalah ada-bersamamu
dan itu bukan pilihan semu
bukan pula tebakan ini dan itu

dengan mengintip cakrawala di luar sana, adalah cara merawat rinduku agar tidak menjadi fosil meski disimpan di dalam lemari terkunci; dengan mengucapkan kata-kata dan nada yang menghibur, dengan puisi dan syair, aku tak ingin mulut dan pikiranku menjadi absurd; engkau pun telah menerimanya dengan kesadaran yang gembira; karena tak ingin engkau dijebak di tikungan yang tak terduga; cinta kita bukan jebakan!

MENGINTIP CAKRAWALA-11:

YANG LALU-LALU TIDAK BERLALU

seakan tidak percaya, kuintip cakrawala dan terlihat di sana air mata yang tak pernah tumpah untuk menjadi titik air yang dapat dipegang; air mata yang mengalir bersama garis senyum dan tawa; dengannya rinduku sering bercengkerama; yang mengajariku banyak pengetahuan; antara lain untuk menjadi tegar dan jiwa besar

oh cakrawala, terimakasih berlimpah; kau telah membuatku kadang-kadang percaya bahwa beberapa orang yang saling merindukan telah ditakdirkan untuk tak pernah saling bertemu; kadang-kadang percaya, jangan-jangan rindu ini semu; mereka dapat berada di suatu kota dan tempat yang sama untuk beberapa saat; di suatu negara untuk bertahun-tahun lamanya; di pulau yang sama untuk beberapa lama, di gedung yang sama untuk beberapa kesempatan; namun tak satu pun persilangan yang mempertautkan mata mereka berhadapan di satu titik; agar perasaan yang ada tidak menjadi teka-teki

oh cakrawala, berilah kepadaku setetes cahaya agar aku dan kekasihku saling memikirkan dan merindukan; dan mengadakan penelusuran ke dalam relung-relung sukma; agar masa lalu tidak sepenuhnya terkubur; agar masa lalu barangkali kelak akan memberi jawaban; agar yang lalu-lalu tidak begitu saja berlalu

MENGINTIP CAKRAWALA-12:

TAK SEPERTI LAKI-LAKI ITU

dari tetesan cakrawala yang aku intip, tercurah kata-kata supaya aku tak boleh seperti laki-laki itu yang mencintai perempuannya; yang membuat tarikan senyumnya selalu melebar walaupun ia berusaha menyembunyikannya; tidak, tidak! aku tak ingin seperti laki-laki itu yang ia tahu bahwa ia dan perempuan itu tidak lagi berbagi ruang bathin; bahwa tawa lebar perempuan itu berada di dunia yang berbeda dengannya; ah, tidak, tidak! aku tak ingin seperti mereka yang dapat menikmati tawa masing-masing; padahal mereka tahu bahwa mereka masing-masing berada pada dimensi berbeda satu sama lain

berbeda satu sama lain telah diramu menjadi satu dalam cintaku dan cintamu; bisikan cakrawala adalah tetesan sejuk di badai gersang pada punggung gurun; agar mencintai lebih utama daripada membeda-bedakan satu sama lain; toh berbeda itu, abadi; seabadi cinta kita menuju penyempurnaan dalam kekekalan

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.