Jakarta, BULIR.ID – Komentator ulung sepak bola nasional, Valentino Simanjuntak atau lebih dikenal Valentino Jebret mengundurkan diri sebagai komentator sepak bola liga 1 pasca tragedi di Stadion Kanjuruan, Malang yang menewaskan 125 orang suporter.
Di Podcas Deddy Coubuzier, Valentino mengaku terpukul dengan banyaknya korban yang meninggal, apalagi ada anak-anak dan ibu-ibu. Ia mengatakan, sebenarnya di beberapa musim terakhir iklim dan suasana seluruh stadion bola di Indonesia sangat ramah terhadap siapapun termasuk terhadap anak dan perempuan.
Namun kata Valentino, kenyataan itu justru dinodai dengan fakta baru kematian ratusan suporter di Satdion Kanjuran. Valentino bahkan mengaku, kematian sebagain suporter, apalagi anak-anak di Stadion Kanjuruan itu sebagai kesalahannya karena ia sering mengajak banyak orang termasuk anak-anak dan ibu-ibu untuk datang menyaksikan secara langsung pertandingan sepak bola.
“Bagian dari Ketika gue drop itu, yang paling dropnya adalah Ketika gue dengar banyak anak dibawah umur dan ibu-ibu yang tidak bisa menyelamatkan diri” cerita Valentino kepada Deddy Coubuzier.
“Yang buat gue sangat sedih mas, gue sering ngomong bahwa sepak bola Indonesia itu lebih mengasyikan, elu bisa bawa keluarga elu untuk datang, terus jangan takut lagi karena sekarang suatu stadion itu tempat yang ramah buat famili recreation” sambunnya.
Valentino mengatakan banyak orang yang datang ke Stadion gara-gara komentarnya. Terutama karena ia menggunakan bahasa dan julukan-julukan yang menarik dan mudah dimengerti, terutama oleh ibu-ibu dan anak-anak.
“Apalagi setiap komentar-komentar gue lebih banyak diterima oleh ibu-ibu dan anak-anak. Ketika gue keliling sekolah sepak bola, gue ketemu anak di jalan, teman gue bilang sekarang nyokap gue bisa nonton bola karena kalau dengar elu omong itu rasa-rasanya enak dan gampang didengar” cerita Valentino sambil mengusap air matanya.
“karena gue kasih julukan-julukan pada senang gtu, dan Ketika mereka udah merasa senang terus pingin nyabo datang ke Stadion tapi ternyata dalam satu momen terjadi tragedi seperti ini, apakah gue berdosa gue omong bahwa stadion itu udah aman, bahwa, ayo datang ke Stadion gitu, tetapi ternaya Stadion itu begini, mengerikan”, sambungnya.
Sebelumnya diketahui jumlah korban yang meninggal akibat tragedi di Stadion Kanjuruan Malang itu sebanyak 125 orang. Korban-korban itu berasal Kabupaten Malang sebanyak 69 korban; Kota Malang 29 korban; Kota Batu 1 korban; Blitar 6 orang; dan Magetan 1 orang. Kemudian, berasal dari Gresik 1 orang; Pasuruan 5 orang; Probolinggo 3 orang; Trenggalek 1 orang; Tulungagung 8 orang; dan tidak teridentifikasi 1 orang.