BURUNG-BURUNG UDARA (Sesirih Kapur Malam)

0

Oleh: Rantho Dannie*

Konon, mereka satu bahtera…
Lalu pisah setelah labuh…
Mereka berlagu di pintu-pintu fajar…
Dengan nada tak diajar…

 

Mereka menari di ritme alam…
Berteduh di celah rindang…
Saat senja pasti pulang…
Memeluk ranjang malam…

 

Mereka tidak menabur…
Namun hidup maju beralur…
Mereka tidak menanam…
Namun semesta sudah paham…

 

Burung-burung udara…!
Tak perlu harus bernama…
Nama diingat sesaat…
Namun yang sahaja tinggal erat…

 

Mengapa….?
Karena mereka tulus…
Pada fajar dan senja…
Sekaligus mereka bebas…
Pergi ke padang segala…
Luas dan luas…

 

Burung-burung udara…!
Tulusmu kadang cacat…
Bebasmu kadang macet…
Karena sesat laku dan suara…!

 

Laku siapa? Kami…!
Suara siapa? kami…!
Laku bulus melacur tulus…
Suara halus meracun bebas…

 

Tembak saja mereka…!
“Lagu” terlalu berisik…!
Tebas saja mereka…!
“Sayap” begitu energik…!
Tebus saja mereka…!
“Moncong” terlalu mematuk…!

 

Burung-burung udara…!
Ajar kami tentang tulus…
Agar motif kami lurus…
Lalu hati tak terpenjara…
Ajar kami sejatinya bebas….
Agar cita kami selaras…
Langkah kami jadi seirama…

 

Burung-burung udara…!
Masih ada bahtera dulu…
Mari pulang sebelum dihempas…!
Berubahlah, lekas…!

 

Merauke, 17 September 2022

Pukul 23.40 WIT

 


*Rantho Dannie merupakan alumnus di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero. Kini ia sedang menebarkan benih kebijaksanaan (staf pengajar) di salah satu lembaga pendidikan di bumi Cendrawasih Merauke-Papua.