Sport, Bulir.id – Timnas Argentina berhasil mengangkat trofi Copa America 2021 setelah mengalahkan tuan rumah Brasil 1-0 pada laga final di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, Minggu (11/7/2021) pagi WIB.
Kedua tim menampilkan tensi tinggi sepanjang 90 menit pertandingan.
Anak asuhan Tite tampil dominan dengan 13 kali percobaan (2 on target) dan penguasaan bola 60 persen. Sementara itu, Argentina melepaskan 5 tembakan dan menguasai bola 40 persen.
Argentina berhasil memimpin pada babak pertama. Setelah umpan panjang Rodrigo De Paul dan penyelesaian brilian Angel Di Maria jadi pembeda. Argentina unggul 1-0.
Tidak ada gol yang tercipta di babak kedua. Dengan demikian Argentina menjadi juara Copa America 2021.
Jalannya Pertandingan
Kedua tim memulai laga dengan tensi tinggi. Lionel Messi dan Neymar mantan rekan setimnya di Barcelona, pamer skill pada awal laga. Keduanya pun acap kali menjadi sasaran pelanggaran dari lawannya.
Pertahanan Argentin cukup solid. Itu terlihat ketika Nico Otamendi yang mampu meredam aksi Neymar dan Richarlison.
Sedangkan Argentina melalui Angel Di Maria cukup berbahaya menebar ancaman dengan kecepatan dan aksi individunya.
Argentina berhasil menciptakan keunggulan melalui akis Angel di Maria pada menit ke-22. Hal itu terjadi ketika Rodrigo De Paul melepas umpan matang untuk Di Maria. Dengan teknik tinggi, Di Maria melepas tendangan lop untuk membobol gawang Ederson. 1-0 untuk Argentina.
Neymar cs tidak tinggal diam. Mereka berupaya keras untuk bisa menyamakan kedudukan. Meski demikian Neymar memanfaatkan free kick pada menit ke-34. Sayang tidak mampu dikonfersikan menjadi gol karena masih bisa diblok.
Brasil berupaya keras mengejar ketertinggalan. Sepakatan Everton pada menit ke-42 juga belum membahayakan gawang Argentina.
Dua menit kemudian, pada menit ke-44 Brasil mendapat peluang. Sayang sundulan Richarlison yang menerima umpan tendangan sudut Neymar belum tepat sasaran.
Untuk menambah daya gedor di babak kedua, Tite melakukan perubahan. Roberto Firmino dimainkan untuk menggantikan Fred. Hasilnya Brasil menunjukkan intensitas serangan yang agresif.
Pada menit ke-52 Pemain Everton, Richarlison berhasil mengoyak jala lawan. Sayang, gol harus dianulir karena Richarlison lebih dulu dinilai dalam posisi offside.
Richarlison kembali menebar ancaman dengan melepaskan tendangan keras ke gawang. Meski demikian tendangannya dimentahkan oleh Emiliano Martinez. Brasil masih tertinggal 1-0.
Tite kemudian menurunkan Vinicius Junior pada menit ke-63. Gabriel Barbosa dimainkan pada menit ke-76. Perubahan ini belum memberikan hasil yang maksimal.
Lionel Messi mendapatkan peluang emas pada menit ke-88. Setelah menerima umpan matang De Paul, Messi berada tepat di depan Ederson. Namun, Messi gagal mencetak gol.
Messi bersinar di panggung Internasional
Lionel Messi mengakhiri penantiannya untuk gelar internasional pertama saat Argentina mengalahkan Brasil di final Copa America di stadion Maracana Rio.
Ini menjadi titel pertama bagi mega bintang Lionel Messi bersama timnas senior Argentina.
Messi tersungkur ke tanah dengan gembira pada peluit terakhir pertandingan. Dan dengan cepat dikerumuni oleh rekan satu timnya, sebelum dilempar ke udara untuk merayakan kemenangan.
Messi membantu mengakhiri masa 28 tahun Argentina sejak terakhir kali mereka memenangkan kompetisi dan dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen setelah empat golnya dalam kompetisi.
Terlihat jelas dari perayaan penuh kegembiraan Argentina di pertandingan penuh, dengan Messi sebagai titik fokusnya, bahwa dorongan skuad ini untuk menang melawan rival lama mereka.
Sudah 15 tahun sejak Messi pertama kali mewakili Argentina di turnamen besar dan setelah empat Piala Dunia dan enam penampilan Copa America, dalam 53 pertandingan, dia akhirnya memiliki gelar internasional yang dipersembahkan untuk negaranya.
Meskipun menjadi salah satu pemain yang paling memukau dan brilian di era modern – dan bisa dibilang sepanjang masa – dengan 10 gelar La Liga, empat Liga Champions dan enam Ballons d’Or. Namun publik mempertanyakan kontribusi Messi bagi negaranya di panggung internasional. Namun pertanyaan tersebut dijawabnya.
Gelar kali ini juga menjadi prestasi tersendiri buat Lionel Messi. La Pulga akhirnya berhasil menuntaskan dahaga juara bersama Argentina sepanjang karier profesionalnya.
Pertanyaan tentang masa depannya sekarang terus dipertanyakan. Messi sekarang menjadi pemain bebas setelah kontraknya di Barcelona berakhir dua minggu lalu – meskipun Barca telah meningkatkan upaya mereka untuk mempertahankan pemain bintang mereka dengan negosiasi terus berlanjut.
Masih ada prospek Messi untuk mengejar peluang terakhirnya memenangkan Piala Dunia – sesuatu yang belum pernah dilakukan Argentina sejak 1986 – jika dia memimpin negaranya di Qatar pada usia 35 tahun pada Desember 2022.