Tabur, BULIR.ID – Satu anggota ormas Front Betawi Rempuq atau FBR berinisial DA (27) tewas usai dikeroyok oleh pelaku yang diduga berjumlah lebih 10 orang. Korban terwas di lokasi pos Parlemen TPU Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, Minggu 14 November 2021.
Salah seorang warga, Kholis (51) menceritakan tragedi berdarah tersebut. Ia menuturkan darah korban berceceran di lokasi karena sabetan senjata tajam pelaku.
“Darahnya langsung bercecer di sini. Tapi, sudah disiram (dibersihkan),” kata Kholis di lokasi, Senin 15 November 2021.
Dia mengatakan, sebelumnya pemuda yang tewas dikeroyok itu sempat parkir sepeda motor di depan rumahnya. Kemudian, ia mengatakan korban menghampiri kerumunan orang yang ada di depan pos FBR.
Namun, tak lama terjadilah keributan yang mengakibat korban meninggal dunia.
“Iya ke situ jalan. Saya kan nggak tahu karena rame orang. Cuma pas ada orang mau beli pulsa begitu di sana gumprang-gumprang kaca hancur. Suara orangnya Allahuakbar, Allahuakbar gitu,” jelas Kholis.
Saat kejadian, Kholis mengatakan korban sempat menyelamatkan diri dengan lari dalam kondisi bersimbah darah. Korban ketika itu dikejar oleh beberapa orang “Anaknya lari-lari, darahnya berceceran di sini (depan warung),” lanjutnya.
Dia menambahkan, tak lama kemudian datang beberapa orang yang diduga rekan korban. Saat itu, korban langsung dibawa ke rumah sakit dalam kondisi bersimbah darah.
“Terus dibawa sama teman temannya” ujarnya.
Menurut dia, sebelum kejadian ribut, ada beberapa orang mengendarai sepeda motor mondar mandir di lokasi. Mereka diduga sedang mencari seseorang.
“Memang sebelumnya banyak konvoi di sana, ke sana ke situ,” tutur Kholis sambil menunjukan lokasi.
Sementara itu, Kapolsek Kembangan Kompol H. Khoiri membenarkan korban adalah anggota FBR. Korban juga diketahui merupakan warga setempat. Dari pemeriksaan jenazah diketahui terdapat beberapa luka akibat sabetan senjata tajam. Namun, polisi masih mendalami motif pengeroyokan tersebut.
“Korban kena benda tajam yang mengenai luka tangan hingga meninggal,” tuturnya.
Khoiri mengatakan pihaknya masih mengumpulkan data untuk mengungkap kasus tersebut. Pelaku diduga lebih dari 10 orang.
“Dugaannya seperti itu karena itu pelakunya 10 orang tapi meninggalnya karena siapanya masih dalam proses. Tapi yang jelas pelaku lebih dari 10 orang,” ujarnya.*