Fakta Pembelajaran Daring di SMPK Virgo Fidelis Kabupaten Sikka

SMPK Virgo Fidelis (VIFI) berada di Maumere Kabupaten Sikka, Flores-NTT

0

Tilik. Bulir.id. Selama covid-19 melanda bangsa ini, paradigma mendidik putra-putri bangsa mengalami pergeseran di berbagai aspek mulai dari kebijakan pemerintah yang memberlakukan kurikulum dalam kondisi darurat, proses pembelajaran yang berubah dari tatap muka menjadi virtual (daring) dan kombinasinya, serta penilaian yang semakin banyak alternatifnya mulai dari portofolio, prestasi non-akademik, penugasan, sampai ujian tulis.

Oleh karena itu para pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik diperkenalkan dengan alat-alat komunikasi semisal HP android yang seketika laku keras di pasaran bak kacang goreng. Yang menjadi persoalan, alat komunikasi tersebut masih menjadi barang baru dan mewah yang belum bisa dimanfaatkan secara efisien dan efektif oleh para penggunanya. Peserta didik justru langsung terjebak pada media sosial seperti facebook, instagram, twitter, tiktok, juga game online yang memang selama ini sudah terlanjur familiar di tengah masyarakat.

Dalam survey yang dilakukan terhadap 400-an peserta didik diperoleh hasil sebagai berikut: 85% peserta didik telah memiliki HP sendiri dan disediakan pulsa data oleh orang tua untuk belajar online (daring). Namun, hanya 17% orang tua yang mendampingi anaknya saat belajar di rumah. Selanjutnya terdapat 83% peserta didik menghabiskan waktu untuk game online dan media sosial. Hal ini menjadi kontraproduktif antara kepemilikan handphone terhadap prestasi belajar atau peserta didik.

Melihat fenomena ini, kami mencoba memanfaatkan media sosial facebook sebagai media belajar. Kami membuka tantangan menulis puisi, cerpen, dan kisah inspiratif di facebook. Tantangan ini ditujukan kepada semua sahabat facebook, tetapi teristimewa kepada peserta didik dan pendidik di SMPK Virgo Fidelis. Hasil dari kegiatan ini cukup mencengangkan.

Pada September 2020 terbitlah buku ber-ISBN antologi puisi dan cerpen bertajuk Merdeka di Tengah Pandemi. Bulan Oktober 2020, terbit pula buku kumpulan kisah inspiratif nian tanah bertajuk “Bijak Lewat Kearifan Lokal” juga ber-ISBN. Terakhir lembaga SMPK Virgo Fidelis yang bekerja sama dengan Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional, berhasil meluncurkan buku antologi puisi dengan judul “Laskar Pena Virgo Fidelis”. Berkat program tersebut SMPK Virgo Fidelis juga mendapat predikat sekolah aktif literasi nasional. Dengan demikian, dalam dunia literasi, SMPK Virgo Fidelis cukup produktif berkat media sosial facebook. Meskipun demikian, angka partisipasinya masih sangat rendah.

 

Jadi, pembelajaran model apapun dengan teknologi semaju apapun, tidak akan bisa menghilangkan peran guru secara fisik untuk hadir bersama peserta didiknya. Untuk itu, kami meminta pemerintah untuk tidak menyamakan bidang pendidikan dengan bidang-bidang lain.

Sekolah punya protokol kesehatan dan aturan yang jelas dan tegas untuk bisa melakukan pembelajaran tatap muka meskipun dengan durasi waktu yang terbatas. Tidak perlu menyamakan dunia pendidikan dengan dunia hiburan malam, pasar, bioskop, stadion sepak bola, gereja, dan sebagainya.

Kami yakin, dengan menerapkan protokol kesehatan di sekolah secara baik dan benar, anak-anak bangsa ini pasti bisa belajar dengan nyaman bersama gurunya dan tidak akan menjadi klaster baru penyebaran Covid-10. Justru, sekolah harus menjadi pusat studi pencegahan Corona di negeri ini dan sekaligus menjadi media dalam menyampaikan dan mengajarkan protkol kesehatan serta kebiasaan hidup baru kepada masyarakat.

*Oleh: Robertus Adi Sarjono Owon. Penulis adalah seorang pendidik di SMPK Virgo Fidelis Maumere.