Mengenal Airlangga Hartarto dan Sang Leluhur Kiai Ageng Gribig

0
Momen Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan ziarah ke makam leluhur Kiai Ageng Gribig di Dukuh Jatinom, Desa Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Sabtu (19/6). Kiai Ageng Giring diketahui merupakan keturunan Raja Majapahit V, cucu Prabu Brawijaya dan menjadi penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung
Momen Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan ziarah ke makam leluhur Kiai Ageng Gribig di Dukuh Jatinom, Desa Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Sabtu (19/6). Kiai Ageng Giring diketahui merupakan keturunan Raja Majapahit V, cucu Prabu Brawijaya dan menjadi penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung

Oleh:
Andy Tandang, S. Fil., M. Si
Penulis merupakan Direktur di Indonesian Forum for Democracy and Social Issues (IFDeSI)

Jakarta, BULIR.ID – Pilpres 2024 sudah di depan mata. Konstelasi politik tanah air pun kian memanas. Sejumlah figur mulai turun gunung. Komunikasi politik memang harus terus berjalan. Memenangkan hati rakyat jadi kunci jika hendak melenggang ke RI 1.

Di media sosial, kita melihat dominasi narasi politik cenderung mengarah ke dua figur — yang boleh jadi bagi sebagian publik diklaim sebagai magnet politik sekaligus harapan baru menuju Indonesia yang lebih baik di 2024 yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Tentu, publik tak boleh terlalu gegabah mengambil simpul, sebab politik itu dinamis, selalu berubah. Figur yang telah diusung sekali waktu bisa ditarik kembali jika garis politik tak searah, sepemahaman.

Terlepas dari dua nama jagoan di atas, yang kerap diucapkan publik, ada satu sosok penting ‘masa depan’ Indonesia yang tak kalah kompeten di ranah politik adalah Airlangga Hartarto.

Nama Airlangga tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Selain sebagai politisi senior Golkar, Airlangga juga dipercayakan Presiden Jokowi menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2024 pada Kabinet Indonesia Maju.

Sejumlah pengamat menilai, selama menahkodai Menko Perekonomian, ketua DPP Partai Golkar itu sukses menekan angka pengangguran di Indonesia. Di sisi lain, Ia juga dinilai berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tanah air.

Kesuksesannya sebagai Menko Perekonomian, mengantar pria kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1962 itu masuk dalam bursa kandidat terkuat capres di 2024. Bahkan, ia dinilai bisa jadi kuda hitam di Pilpres mendatang.

Dalam survei yang dilakukan Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPMM), medio 21 Oktober sampai 3 November 2022, Airlangga mendapat posisi tertinggi di kalangan milenial dari 12 tokoh yang diperkenalkan ke responden survei. Mereka menganggap sosok Airlangga adalah tokoh politik yang memiliki karakteristik, kemampuan dan layak menjadi presiden penerus Jokowi.

Hasil survei yang dikeluarkan lembaga survei LSI Denny JA pun sama. Elektabilitas mantan ketua senat Fakultas Teknik UGM itu melesat tajam. Hal ini membuat publik percaya bahwa Airlangga mempunyai kekuatan politik yang luar biasa dan bisa diterima di kalangan akar rumput.

Belajar dari Mahatma Gandhi

Sebagai politisi yang akrab dengan kekuasaan, penerima penghargaan Presiden “Bintang Mahaputra Adipradana” itu menghidupi spiritualitas Mahatma Gandhi dalam mendedikasikan hidupnya, baik sebagai pengusaha, politisi dan pejabat pemerintahan.

Sama seperti Airlangga, Mahatma Gandhi juga merupakan politikus India yang sangat populer hingga hari ini. Gandhi adalah seorang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Namun, sebagai politisi sekaligus pemimpin spiritual, Gandhi menggunakan perlawanan tanpa kekerasan.

Ada tujuh hal perinsip yang diajarkan Gandhi yang juga dipegang teguh Airlangga yakni kaya tanpa bekerja, kesenangan tanpa kesadaran, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moral, ilmu tanpa kemanusiaan, penghargaan tanpa pengorbanan, dan politik tanpa prinsip.

Dalam sebuah wawancara bersama CNN Indonesia, Airlangga menyoroti dua hal penting yang diajarkan Gandhi, yakni bisnis tanpa moral dan politik tanpa prinsip. Bisnis tanpa moral mengerucut pada upaya persaingan yang tidak fair hingga mengorbankan yang lain. Dalam praktiknya, Airlangga menerapkan bisnis yang berkelanjutan, misalnya bahan-bahan yang harus didaur ulang.

Sementara politik tanpa prinsip, mengarah pada penubuhan ideologi demi merawat NKRI. Sebagai kader Golkar, prinsip politik mantan Ketua Dewan Insinyur Persatuan Insinyur Indonesia itu adalah NKRI, pluralisme dan mendorong pertumbuhan.

Prinsip-prinsip inilah yang mengakar dalam kehidupan mantan Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) itu, yang pada akhirnya membentuk integritas Airlangga sebagai politisi. Bisa dilihat, pembawaan diri Airlangga berbeda dengan sederet politisi lain. Ia memiliki karakteristik yang kalem dan tenang, tidak menonjolkan diri meskipun pun mempunyai segudang pengalaman dan pengetahuan.

Punya Leluhur Ulama Besar Jawa

Selain dekat dengan dunia politik, Airlangga Hartarto ternyata begitu dekat dengan agama, khusunya Islam. Airlangga punya leluhur, seorang ulama besar Jawa, Ki Ageng Gribig, yang mengabdikan hidupnya dalam mensyarkan agama Islam di Tanah Jawa.

Ki Ageng Gribig yang bernama asli Wasibagno Timur adalah ulama besar yang menyebarkan Islam di Desa Krajan, Jatinom, Klaten dan sekitarnya. Ia juga diketahui sebagai keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V.

Ki Ageng Gribig dikenal sebagai sosok yang dermawan. Ia tak pelit membagi ilmu dan harta miliknya. Semasa hidup, Ki Ageng Gribig menjadi amir tanah perdikan di Jatinom, sekaligus penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung.

Sosok yang berhasil menjadikan Jatinom pusat penyebaran Islam di Jawa itu memiliki ciri khas dalam berdakwah. Ia sering mambagi kue sembari mengucapkan “Ya Qowiyyu” sebagai doa untuk meminta kekuatan kepada Allah. Kemudian, kue tersebut dikenal dengan nama kue apem, yang berarti permohonan ampun pada Allah. Hingga kini, dirinya selalu dikenang oleh masyarakat di Klaten.

Sesungguhnya, gen religius Airlangga telah diwariskan sang leluhur, yang menempatkan kemanusiaan di atas segalanya. Semangat kemanusiaan itu termanifestasi dalam karya-karya politik Airlangga, yang menempatkan politik sebagai panggilan dan ajang pengabdian demi kebaikan bersama.

Publik tanah air merindukan sosok politisi yang berintegritas, konsekuen dan mau berkorban untuk rakyat banyak. Publik juga merindukan figur pemimpin yang humanis, yang bisa mengambil bagian dalam penderitaan rakyat. Kita bisa memberi harapan itu pada Airlangga, putra bangsa dengan segudang prestasi dan pengalaman.