Tabur, BULIR.ID – Tim Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dikabarkan telah mengunjungi Rusia pada Juni lalu untuk meninjau fasilitas produksi vaksin Covid-19 Sputnik V.
“Bulan lalu, kepala BPOM RI telah mengunjungi Rusia untuk secara langsung meninjau fasilitas-fasilitas produksi vaksin Sputnik V,” kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam pernyataan pers bersama Menlu Rusia, Sergei Lavrov, di Jakarta, Selasa (6/7).
Dalam kesempatan itu, Retno mengatakan bahwa Rusia juga sudah mendonasikan sejumlah obat-obatan anti-viral dan alat kesehatan bagi Indonesia sejak awal pandemi muncul.
Kerja sama kesehatan RI-Rusia, kata Retno, akan diperkuat melalui nota kesepahaman (MoU) Kerja Sama Kesehatan RI-Rusia yang masih dalam tahap finalisasi.
“MoU ini akan menjadi fondasi kerja sama kesehatan jangka menengah dan jangka panjang, termasuk soal rencana produksi bersama vaksin Covid-19 antara Indonesia-Rusia,” uja Retno.
Indonesia memang berencana menggunakan Sputnik V sebagai salah satu vaksin Covid-19 dalam program vaksinasi. Sejauh ini, pemerintah mengumumkan vaksin Negeri Beruang Merah itu akan digunakan dalam program vaksinasi gotong royong alias mandiri.
Pada April lalu, BPOM berencana mengeluarkan keputusan atas permohonan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) vaksin Sputnik V.
Namun, rencana itu ditunda karena BPOM mengaku masih memerlukan beberapa kelengkapan data sebelum memberi lampu hijau.
Indonesia juga telah berkomitmen mendatangkan total 20 juta dosis vaksin Sputnik V. Semula, pada akhir April atau Mei lalu, Sputnik V akan didatangkan secara bertahap. Namun, rencana itu mundur.
Dalam rapat dengar dengan Komisi IX DPR RI yang disiarkan secara daring pada April lalu, Kepala BPOM, Penny KLukito, mengatakan bahwa pengajuan EUA Sputnik sudah cukup lama.
Ia menjelaskan bahwa vaksin produksi Rusia ini didaftarkan PT Pratapa Nirmala, dan saat ini tinggal menunggu tambahan data efikasi, keamanan, dan mutu vaksin oleh produsen.*