“Sehelai Daun Hijau Muda” Puisi oleh Gerard N. Bibang

0
Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.

Tilik, BULIR.ID – Ujung-ujung sehelai daun hijau muda
terlambai-lambai di butir-butir udara
suara serempak melambungkan puja-puji ke langit tinggi
bersama barisan embun khusuk melantun syair
berharap hujan segera tiba untuk melepaskan rasa dahaga
rindu bersamamu segeralah terpuaskan
setelah pandemi ini membuat engkau dan aku sendiri-sendiri dan sendirian

Puja-puji terlantun kepada sebuah nama
dari pagi hingga siang
mengumbar harapan semu dalam sukma
betapa lucunya dambaanku didengarkan oleh semesta
hanya dalam hitungan hari bahkan jam, kata-kata yang terucap berganti rupa
aku malu, aku malu!

Apalah artinya bolak-balik-bolak-balik kata tapi bernafas dengki
selain aku, kamu-kamu semua kafir
bolak-balik-bolak-balik kata-kata rindu
tapi selain ada-bersama, engkau di sana, aku di sini adalah jarak yang mengajak ribut

Debu pun menetes pada ujung-ujng sehelai dahun hijau muda
hakekat kemaklukan yang dungu dan bebal
oleh angus arang bom bunuh diri
yang mungkin dimaksudkan untuk mendebukan kamu-kamu yang melambai-lambaikan daun hijau muda hari ini
di sini dan nun jauh di timur sana, di bumi sulawesi

Pada sehelai daun hijau muda
tertulis syair baru berbau asap api tentang kenestapaan:

“Makhluk kesepian-lah aku ya Tuhan
namun selalu yakin pada kasih-sayang-MU
teruji dalam sejarah keselamatan manusia
khairos-ku dari waktu ke waktu

(gnb:tmn aries:jkt:minggu palma,28.3.21, ketika serangan bom bunuh diri di depan Kathedral Makassar, Sulawesi Selatan, saat misa minggu palma sedang berlangsung)

NB:
* Khairos = saat keselamatan Tuhan

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.