ATAS NAMA LUKA…
(Sesirih Kapur Senja)
Luka lama masih berbekas…
Luka baru mengoyak sudah…
Berkas sejarah luka kian bertambah…
Rasa hati jemaat kembali teriris…
Belum tumpulkah belati benci-mu menyayat tubuh Gereja Allah?
Belum letihkah lidah dendam-mu mencabik korban yang gugur telah?
Bisakah sejenak kau simpan benci dan dendam-mu?
Bisakah selamanya kau hapus aksi murka-mu?
Kutulis ini bukan atas nama suka tapi luka…
Luka yang kau cipta tanpa kasih…
Kutulis ini tidak untuk kaum-mu tapi kaum-ku…
Kaum-ku yang kau nodai tanpa salah…
Ketika kurenungkan :
Murka-mu ternyata hanya mampu membunuh tubuh…
Namun tak sanggup melenyap-hilangkan roh…
Aksi-mu hanya mampu melacuri suasana aman…
Namun tak bisa melucuti busana iman…
Raja Yerusalem tetap kami sambut hari ini…
Daun Palem tetap kami lambaikan saat ini…
Doa dan puji-pujian terus kami gaungkan tiada kiamat…
Termasuk doa buat kaum-mu agar lekas bertobat…
Biarlah luka dan sakit dibawa berlari…
Berlari kepada Dia yang terluka…
Di sana-lah ada kesembuhan…
Di dalam Dia-lah, ampunan…
(BOM Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar)
Merauke, 28/03/2021
*Penulis: Rantho Dannie merupakan alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Ledalero. Beliau sekarang sedang menebarkan benih kebijaksanaan (staf pengajar) salah satu lembaga pendidikan di tanah Merauke-Papua.