Terbongkar! Pendiri Demokrat Buka Suara, Ungkap Proses Terpilihnya Moeldoko

0
Senior dan pendiri Partai Darmizal (jaket Demokrat) menunjukkan hasil KLB Sibolangit. Foto: Mufit/PojokSatu.id

Tabur, BULIR.ID – Kemelut partai Demokrat terus berlanjut. Kian panas usai terpilihnya Jendral Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresiden (KSP) dua periode menjadi Ketua Umum versi KLB Deli Serdang.

Darmizal, senior sekaligus salah satu pendiri Partai berlambang mercy itu akhirnya buka suara karena sudah menjadi salah satu sosok inisiator lahirnya Kongras Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang tersebut.

Dalam keterangannya, Darmizal mengaku dan menyesali perbuatannya. Dalam pengakuannya, ia juga membongkar proses terpilihnya Moeldoko sebagai ketua umum melalui KLB Sibolangit.

Darmizal menegaskan, terpilihnya Moeldoko itu sama sekali bukan keinginan Kepala Staf Presiden (KSP). Melainkan murni permintaan dari semua kader Partai Demokrat yang ingin menyelenggarakan KLB.

Pernyataan itu disampaikan Darmizal kepada wartawan di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (9/3/2021).

“Beliau (Moeldoko) tidak pernah datang kepada kami meminta menjadi Ketum Demokrat, untuk bertemu, kecuali kami undang,” bebernya.

Karena itu, tambah Darmizal, kabar tanpa dasar yang menuduh Moeldoko yang berhasrat ingin menjadi Ketum Demokrat itu tidak benar.

“Pak Moeldoko tidak pernah bercita-cita menjadi Ketum Demokrat. Tapi nasiblah yang mengantarkan beliau menjadi ketum dengan permintaan kader Demokrat,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Darmizal juga menangis menyesali perbuatannya serta mengungkap penyesalannya.

Ia menyesal karena berhasil mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Demokrat dua periode.

“Saya sangat menyesal karena menjadi aktor utama tim SBY menjadi ketum dua periode di Bali dan di Surabaya,” ungkapnya sambil menangis. Darmizal mengatakan, apa yang telah ia lakukan itu adalah sebuah dosa besar kepada partai berlambang bintang mercy tersebut.

“Ini dosa terbesar saya. Rekan-rekan media, saya menyesal karena mulai pimpinan SBY itu, mulai ketua DPD wajib menyetor mahar ke DPD,” ungkapnya.*