SETELAH INI-37:
TUKANG BENCI KITA
suatu saat kau akan jadi kenangan bagi pencintamu
ia mengasihimu dengan segenap jiwa raga
untuk menunjukan dirinya sebagai benar-benar seorang manusia pencinta
ialah makhluk puncak ciptaan yang dari kodratnya hanya menabur cinta
yang kau sebut kekasih
yang sejak penciptaannya hanya meraih kebahagiaan dengan menjadi diri bagi yang lain
setelah ini, kian terang terbukti
cintamu yang dimulai dengannya tidak akan berakhir
suatu saat kau dan aku akan jadi kenangan bagi tukang benci kita
ia membenci kita hanya karena untuk menunjukkan bahwa ia mencintai dirinya sendiri di atas segala-galanya
SETELAH INI-39:
BERBINAR-BINAR
setelah ini, di saat-saat tertentu, sahut-sahutan kita sambung menyambung, menyentuh, membara dan terhenyut; kita tertawa mendengar kicau burung trilili-tralalalalaaaaaaa dan lupa bertanya apakah cinta itu;
yang ada hanya kita sambung menyambung dalam rasa yang bergelora; soal kau di sana; aku di sini, bukanlah jadi perkara yang menyulut amarah
setelah ini, suatu saat, akan terbayang pada pada ciuman itu
surga samar-samar terbuka
setan tersipu-sipu
tersilau oleh cahaya matamu yang berbinar-binar
cerminan cinta tulus ikhlas tak kasat mata bagi banyak orang
*
(Juli ’21)
SETELAH INI-38:
HARUM KE SELURUH RUANGAN
suatu saat aku ingin menulis puisi tentang keluarga yang entah apa namanya
tentang pagi yang mekar di ranjang
dan harumnya tersebar ke seluruh ruangan
aku ingin suatu saat kau membacanya sambil tersenyum
dan memanggilku hanya untuk mengatakan bahwa aku telah membuat puisi bagus tentang tua anak manusia yang saling mencinta
setelah ini, sebait puisi akan segera kutulis
satu yang kupastikan, puisi pasti tidak selesai
bagaimana mungkin selesai karena kau sendiri adalah puisi?
*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.