Bulir.id – Jika orang ditanya hari ini “Mana yang lebih penting antara cinta dan persahabatan?” Kebanyakan dari mereka menjawab “cinta”. Mereka mendefinisikannya sebagai perasaan tanpa pamrih dan intimitas yang kuat pada seseorang atau sesuatu, suasana hati yang bersahabat, kasih sayang, pengabdian, gairah dan hasrat erotis, atau bahkan sebagai tujuan dan kebaikan tertinggi.
Sedangkan persahabatan sebagai sebuah pengabdian dan saling pengertian tanpa hasrat erotis yang menyatukan dua orang atau lebih yang tidak berhubungan dalam artian tertentu.
Namun, nenek moyang kita lebih menghargai persahabatan daripada cinta. Tanda dari hal ini adalah bahwa kita sering menemukan kata persahabatan dalam tulisan-tulisan kuno sebagai lawan dari cinta. Misalnya dua tokoh besar filsafat Yunani Kuno, Plato dan Aristoteles secara khusus menulis tentang persahabatan.
Nah, apakah cinta lebih penting daripada persahabatan, dan jika tidak, mengapa tampaknya demikian? Jawaban atas pertanyaan kita adalah menjadi jelas segera setelah kita mendefinisikan persahabatan.
Persahabatan
Kita mungkin mendeskripsikan istilah “persahabatan” sebagai harapan untuk seseorang tentang apa yang Anda yakini sebagai sesuatu yang baik, bukan untuk Anda sendiri tetapi untuk dia, dan cenderung, sejauh yang Anda bisa, untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Seorang sahabat adalah orang yang merasakan hal tertentu dan membangkitkan perasaan sebagai balasannya. Jadi persahabatan adalah sebuah kesatuan etis, dan “menjadi ramah” aktualitasnya.
Cinta
Karena “menjadi sahabat” tidak lain adalah mencintai seseorang karena karakternya, jelaslah bahwa cinta lebih berkaitan dengan watak dan bukan pada keadaan. Bagi seorang sahabat boleh saja mencintai tapi siapapun yang mencintai belum tentu seorang sahabat.
Selain itu, pria mungkin mencintai tanpa dicintai, namun persahabatan tanpa kebersamaan tidak mungkin. Tetapi jika ini masalahnya, disposisi tidak bisa lebih penting daripada kesatuan. Karena sesuatu yang lebih stabil atau lebih tahan lama, semakin berharga, dan keadaan lebih stabil karena sulit untuk mengubahnya.
Lebih jauh, kita mendapatkannya dengan latihan dan bukan sebaliknya. Seorang pria, misalnya, menjadi adil atau berani dengan melakukan hal yang benar dan cenderung dalam satu atau lain cara, dan tujuan atau pemenuhannya lebih berharga daripada yang mendukung mereka.
Tapi apa yang terjadi dan cinta dianggap sebagai kesatuan juga? Pertanyaan kita akan lebih terungkap jika kita mempertimbangkan kapan penggunaan kata cinta dimulai. Karena mutualitas terjadi tidak hanya karena kebajikan tetapi juga untuk kesenangan dan untuk keuntungan.
Dengan munculnya agama Kristen kebutuhan untuk memisahkan keutamaam persahabatan, yaitu persahabatan untuk kebajikan, dari jenis persahabatan lainnya menjadi lebih mendesak. Jadi, sementara kata persahabatan pada awalnya meluas dalam segala jenis, secara bertahap mulai terpisah dari jenis yang lain, meninggalkan tempatnya untuk cinta. Jadi, misalnya, di masa lalu sementara kata persahabatan merujuk baik untuk suami ke istri maupun untuk orang tua ke anak, sekarang kita menggunakan kata cinta sebagai gantinya.
Adapun pertanyaan “Mengapa cinta tampaknya lebih penting daripada persahabatan?” jawabannya sederhana: terlalu banyak yang keji, sangat sedikit yang bajik. Artinya bahwa, sebagian besar dari kita memilih sahabat daripada keuntungan atau kesenangan dan bukan kebajikan. Hal ini sehubungan dengan kenyataan bahwa definisi utama persahabatan tidak diperhatikan, dan perbedaan penggunaan kata cinta, membuat kita lebih memuji cinta daripada persahabatan.* _ Lj _