SETELAH INI-34:
SAAT DEGUP DADA
adalah engkau, kekasihku
mentari tak pernah berhenti menyinari
dari pagi ke pagi
tak pernah bosan aku menunggumu
adalah engkau
bait-bait doa tanpa kata
melodi sukma yang melantun tepat waktu
penentram jiwa saat degup dada makin cepat
adalah setelah ini
langit biru membentang dalam sunyi
cinta bersemi telah mengalahkan kata
penawar rindu dalam segala situasi
lebih-lebih di bentangan hening malam
apalagi saat mata enggan terpejam
setelah ini, cinta yang benar tampak nyata
melampaui nikmat-nikmat raga
membuat malu para pemburu anggur merah
yang membalas cinta dengan asinnya air mata
adalah engkau
bejana jiwa
Deo gratias-ku tak berhingga
**
· Deo gratias (Latin)= Syukur kepada Allah
**
(gnb:tmn aries:jkt: ’21)
SETELAH INI-35:
DALAM GALAU
aku terjerembab dalam galau, wahai kekasihku
cinta sebagai mahkota nikmat raga telah menjadi nomor satu
dunia ini menganggapnya begitu
apa yang dianggap suci
bukan urusan dunia
setelah ini, akhirnya kuakui
galauku adalah bagian masa lalu
yang lalu-lalu, berlalu
tak layak menjadi jembatan bertaut
kini dan di sini adalah yang terpenting
usah memikirkan apa kata orang karena hanya bikin capek hati
mencintaimu adalah tujuanku
maka dunia tidak pernah kuburu
kata yang menjelma cinta tak’an mendadak lesu
oleh dunia yang bagai tsunami membobardir dinding-dinding kalbu
*
(jkt, ’21)
SETELAH INI-36 :
TAWARKAN RINDU
ini yang kualami setelah ini
selama ini
engkau, kekasihku, tawarkan rindu
di bentangan hening malam
saat mata enggan terpejam
kekasihku,
kepulan awan biru mengangkasa
adalah bait-bait doa
dari dupa jiwa
tanpa kata yang miskin makna
sukmaku mengembara
dalam gairah dekap-dekap cinta
di dunia fana
raga terpagut sunyi
sendiri dan sepi
seringkali di bawah rumpun bambu
katak jantan merayu yang betina
engkaukah yang memercikan api gairah bercinta mereka
di jiwa musim yang luluh-lantah?
maka setelah ini aku kangen menggairahimu
tanpa perlu bersembunyi di bawah atap dan dinding rumah suci
tanpa perlu terperangkap lembar-lembar ayat suci
dalam kalbu, engkau dan aku, telah satu
ah, kekasihku
aku engkau malu ketika manis anggur cinta yang kau tawarkan
aku balas dengan asinnya air mataku
yang aku tuang dari bejana jiwaku yang rapu
dalam rinduku yang tulus
semua itu kurawat
hingga di sana, kelak, cinta kita disempurnakan
***
*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.