“Gerimis Tangis,” Kumpulan Puisi Gerard N Bibang

0
Gerard N Bibang

GERIMIS TANGIS

gerimis pagi
gerimis tangis
sekelabat tertelan misteri
di atas sana sekawanan nuri luka
mencakar jantung lara
membuat gelisah purba melekat di ubun-ubun
jangan-jangan rindu jumpamu hanyalah bayangan semu

HAMPARAN SEMESTA

pagi yang baru menghamparkan semesta
adem seperti danau biru tanpa buaya
terlihat seperti rembesan segala cinta
tapi yang kasat mata hanyalah dataran bumi yang retak diguras waktu
adakah kita mampu menyimak segala rahasia
yang bermain antara gelap dan pijar-pijar cahaya di celah-celah bongkahan retak itu?

TERNYATA GENANGAN

serasa terbanting di lantai rebahan
berdentang galau abad digital
dan goresan luka-luka
tiada pilihan selain harus membanting langkah
menyusuri mentari
di lautan abadi dahsyat sunyi
terlumat dalam porak-poranda post truth
yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar
hanya karena diperkatakan terus menerus tanpa pupus
syukur kulantunkan kepada cahaya mentari
penyuluh budi di abad penuh intrik ini
merangsek segala salah sangka
dikira pagi ini kunikmati kenangan
ternyata, oh ternyata, genangan

JINGGA

guratan jingga membelah langit
bagaikan prisma merayu pelangi
tampak dewa dewi mabuk matahari
mengatmosfirkan sunyi
mencuci galau di hati
rindu pun membias ke angkasa
menyentuh pelangi yang bercanda dengan awan
ah, kekasihku tidak pernah mati
dalam cinta, aku dan dia, abadi

DUA SIKU

dulu kita bertikai
aku minta gigi
kau malah berikan belalai
antara jalanmu jalanku
langkah-langkah kita berirama menuju
membentuk dua siku
begitulah cinta yang hakekatnya adalah jalan
bahagia bersama adalah tujuannya
*(gnb:tmn aries:jkt:senin:8.11.21)

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.