AWAN RAIB
adakah engkau di sana
memandang awan raib dan pasir penuh bulan
jalan kita berdebu, kekasih
terbentang di padang rasa, tiada bertepi
matahari memanah dari enam belas ufuk
garang sepanjang kulminasi ke sudut-sudut kalbu
adakah engkau di sana?
aku yakin iyah
biarlah sejuta harimau mengaung-ngaung memburu cermin wajah kita
biarlah gagak-gagak menyanyi ke arah rimba
seperti menyayat-nyayat daging kita
toh mereka hanya memakan raga kita, bukan jiwa
bukan pula cinta kita yang bukan milik mereka
SISA PAGI
kulihat di sana lunglai melangkah seorang musafir
sedang mencari arah ke mana pergi
mungkin mencari bentangan sisa-sisa pagi
ia adalah musafir hilang
perih terluka oleh hakekat tiada
tentang ketiadaannya ia tulis dengan air mata
dengan tangis di hari-hari yang selalu kembali
menjadi sebait puisi cinta
satu-satunya gairah di dadanya
selama perjalanan di pagi-pagi tersisa selanjutnya
DARI SUNYI
sepasang burung berlagu menghalau kemarau
ternyata membuat awan hamil dan turunlah hujan
kulantunkan sabda dari kitab-kitab-NYA
menyanyikan keras-keras memohon Seru Firman dari sunyi
IA, Sang FIRMAN, adalah kata itu sendiri
tak pernah tuli mendengarkan setiap rintih dan tangis
maka meski aku sendiri tapi tidak sendirian
aku sendirian tapi tak merasa sendiri
kata sunyi hanya istilah
di dalamnya aku menemukan diri sejati
SELALU BERNAMA
engkau, kekasihku, bukan tanpa nama
engkau selalu bernama
terangkum dalam tiga patah kata purba: cinta, kasih dan sayang
di atas pundakmu tegak berdiri impian yang menjulang
yang menjangkau bintang-bintang dengan hati dan janji
tentu selalu bersama sang kekasih
KETIKA TIADA
ketika engkau tiada
ke-tiadaan-mu mengiris rindu untuk segera berjumpa
di mana-mana gemuruh menghadang cakrawala
laut berkisah di hempasan gelombang
rusuh menyasar sanubari
gemas resah terhempas di haluan semilir
rinduku bergelora menuju hakekat tiada-ku
entah kapan tiba, hanya waktu yang tahu
*(gnb:tmn aries:jkt:senin:8.11.21)
*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.