Kumpulan Puisi Gerard N Bibang “Patung Letih”

0
Gerard N Bibang

PATUNG LETIH

Tak pernah sekalipun aku mengimpikanmu menjadi patung letih
Yang tidur dengan mata layu terbuka dan mulut pucat menganga
Tidak, tidak! cinta kita melampaui nikmat-nikmat raga

Bertahun-tahun aku mencari definisi apa itu cinta sejati
Mencoba ritual kendi berlumut untuk medapatkan inspirasi
Atau menggali tujuh perigi, tujuh sumur keramat
Aku bercermin dan bermenung menimang arti kata-kata
Suara sayup-sayup diam-diam menyamar
Mengalir dan menggenangi sekujur diriku
Aku meyakini itu suara Tuhan
Untuk cinta sejati janganlah pernah sekali-kali dirisau

LANGIT SENYAP

Di kaki patung batu
Cahaya lilin membawa angan-anganku ke kilau awan
Mengiringiku ke sumber asal
Ke jalan air di kaki langit
Darinya cinta menetes ke sanubari

Aku melambungkan doa dalam hati
Melarungkan dosa-dosa ke angkasa
Serasa diriku memasuki sunyi mimpi
Lalu dengan hati-hati mendekati Cinta Segala Cinta
Kembali ke bumi untuk menuliskannya dalam bentuk narasi
Agar kisahku dibaca lagi
Agar semesta tahu bahwa aku pernah mencinta
dan hilang di langit senyap

REDUP SESAAT

Di jalan pulang
Senja redup sesaat
Jemariku gemetar
Bergoyang manja mencari sasaran

Terlihat getar di langit temaram
Menyilau mata membaca bintang
Tampak serpihan-serpihannya berjatuhan entah ke mana
Segera aku sadar aku sedang di jalan pulang
Ialah kembali ke tempat dari mana aku datang

Tiba-tiba di ujung lidahku merujuk makna
Jalan pulangku sejatinya adalah jalan pergi
Membelai nyeri dan mengusap gulita
Seperti senja redup tidak abadi
Mengarungi gelap menuju cahaya
Jalan pulang dan jalan pergiku akhirnya sama saja
Dari dan menuju ke Maha Cahaya

*(gnb:tmn aries:jkt:selasa:22.11.22)

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.