“Lagu Senyap,” Kumpulan Puisi ‘Ibu’ Gerard N Bibang

0

CAHAYAMU, SEDIKIT SAJA

wahai Tuhan aku memohon cahaya-MU sedikit saja
atas kegelapan cakrawalaku dalam mencinta
kepada-MU dan kepada manusia
kepada ibuku dan kepada kekasih
di sini mau pun di tempat lain

wahai Tuhan mohon jangan biarkan
cintaku tergerogoti oleh rasa malas dan bosan
oleh ketakjuban buruk dan kemarahan
mohon halangi cintaku dari rasa putus asa

aku mencintai ibuku
seperti juga kepada kekasih
tak perlu aku memotret aliran air di sungai panjang puisi kasihnya
mereka-merekalah sumber air murni sungai keindahan itu
ialah mencinta tanpa setengah-setengah
dalam suka dan duka tak pernah berkata berhenti mencintai
yang tak menghabiskan siang malamnya untuk meratapi dan marah kepada dirinya sendiri
atau bahkan menyalahkan-MU dengan kehidupan yang ENGKAU hamparkan
yang membuat ibuku dan para terkasih terserimpung oleh kesengsaraan hati
maka aku mohon cahaya-MU. sedikit saja
untuk bertabur kasih sayang sejauh-jauh aku melangkah hingga ke alas tiba
*
(gnb:tmn aries:jkt:selasa:28.9.’21)

LAGU SENYAP

mungkin engkau memerlukan darahku untuk melepas dahagamu
mungkin engkau butuh kematianku untuk menegakkan rindumu
kasihku mungkin tak sampai
tapi hatiku utuh untukmu
aku tak selalu bisa merumuskannya dengan cara yang jeli
cintaku seringkali kusembunyikan dari kata-kata
apa-lah arti kata jika hanya untuk mengada-ada

mungkin engkau memerlukan diriku untuk melepas maumu
ambillah! ambillah!!
akan kumintakan izin kepada Tuhan yang memilikinya
sebab toh.bukan diriku ini yang diinginkan dan dirindukan
adalah Tuhan yang terus ber-sabda sejak dahulu kala
IA-lah yang merajaiku luar dan dalam

akhirnya jelas terwarta lantang
tentangmu, ini yang kukatakan:

” di atas jalan sunyi kakimu melangkah
mendendangkan lagu senyap
sendiri di kedalaman sukma
puisi yang engkau sembunyikan dari kata-kata
cinta yang tak kan kami-kami temukan bentuknya yang pas
terus menyapa di sela-sela sambaran badai zaman
kasih sayang tak terhalang oleh serbuk-serbuk tanah”

*(gnb:tmn aries:jkt:rabu:29.9.21)

MENCARI DIRIMU

kau bilang aku mencari rahasia Tuhan
terjelma dalam cinta
termaktub dalam sanubari
walau bukan dalam jumpa pertama-kali

aku mencari dirimu, jawabku
rahasia Tuhan bertahta dalam kalbu
sebenar-benarnya itulah kebahagiaan
mungkin kau tidak selalu sadar akan rinduku
lebih-lebih ketika kakiku memijak di bumi kenyataan
rasa bercampur nafsu terlampias semau-mauku
menelan api dunia sekenyang-kenyangnya
sampai-sampai lupa maut pasti datang menjemput
ketika langkahku suatu saat mendarat di alas tiba
*(gnb:tmn aries:jkt:rabu:29.9.21)

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.