Bulir.id, Jakarta – Kuasa hukum sekaligus Paman Almarhum Yoshua Hutabarat, Kamuarudin Simanjuntak mengungkapkan hasil otopsi ulang Jenazah Brigadir Yoshua yang tewas diduga karena saling tembak.
Di Channel YouTube Hendro Firleso, Kamarudin mengungkap hasil otopsi yang mengerikan. Ia mengatakan, ketika kepala Almarhum dibuka, otaknya tidak lagi ditemukan.
“Ketika kepalanya dibuka, otaknya sudah tidak lagi ditemukan. Yang mereka temukan setelah diraba-raba kepalanya ada semacam penempelan lem. Jadi di bagian kepala belakang itu dilem”, kata Kamarudin di Jakarta, Sabtu (30/7/22).
Kamarudin mengatakan, almarhum diduga ditembak dari belakang kepala. Hal itu diketahui karena lubang tembakan tembus sampai hidung. Dari lubang belakang sampai lubang hidung kata Kamarudin, lubangnya datar.
“Setelah diraba-raba juga rambutnya, lemnya dibuka ternyata disitu ada lubang. Setelah disondik lubang itu, ke arah mata mentok, dan disondik ke arah hidung jadi tembus. Diduga almarhum ditembak dari belakang kepala”, katanya.
Hasil itu lanjut Kamarudin sesuai dengan temuan mereka sebelumnya di mana tepat pada lubang hidung ada sayatan dengan dua jahitan. Sementara itu, menurut keterangan dokter, lanjut Kamarudin, hal itu disebabkan karena lubang peluru yang ditembakkan dari belakang.
Selain itu di dalam tengkorak ditemukan juga enam retakan akibat tembakan. Kemudian yang lebih mengerikan adalah, otaknya telah dipindahkan ke bagian perut.
“Otaknya rupanya pindah ke bagian perut. Setelah itu ditemukan juga, diduga sebagai tembakan dari leher mengarah ke bibir. Kemudian ditemukan juga lubang di dada. Itu semua sesuai dengan yang kita bicarakan selama ini”, cetus Kamarudin.
“Kemudian setelah itu, ditemukan lagi di tangan sebelah kiri itu bagian lengan bawah itu patah, itukan ada tulang dua itu, ya itu patah. Patahnya kenapa belum bisa disimpulkan karena masih harus disimpulkan oleh dokter forensik”, lanjutnya.
Temuan lain tambah Kamarudin adalah terdapat patahan-patahan jari dan di Punggung ada memar dan luka.
“Terdapat patahan-patahan jari dan kulit yang terkelupas. Kemudian di punggung bagian belakang itu juga ada semacam memar atau luka. Semuanya itu nanti akan diambil sampling untuk diteliti di Laboratorium RSCM”, katanya.
Pada kesempatan itu, Kamarudin juga sempat menyinggung keluhan Ibu korban yang mengakui bahwa anaknya dulu terlahir sempurna, tak ada cacat fisik sebagaiman dari temuan hasil otopsi.
“Mengenai ada keluhan Ibunya bahwa anaknya dulu terlahir sempurna, kemudian waktu melamar polri kakinya juga sempurna, tetapi ketika mati kenapa kaki tangannya tidak lurus lagi tetapi sudah menjadi bengkok, itu juga diteliti”, kata Kamarudin.
Kamarudin mengatakan, semua luka pada tubuh korban belum bisa diketahui penyebabnya karena harus menunggu proses penelitian lebih lanjut. Namun mesti begitu, ia berharap agar kasus ini segera menemukan titik terangnya dengan mengedepankan proses dan prinsip penegakan hukum yang transparan dan akuntabel.