MESKI DUKAKU TAK SAMPAI
adakah seorang penyair di luar sana yang mampu menggambarkan; betapa sebuah rindu tidaklah berlangsung datar tanpa guncangan
di sini, tangisku merintih, sendiri; setiap kali mentari menyingsing, aku menyembunyikan muka; tak kuasa aku menghadapi waktu yang menyajikan fakta engkau sudah tidak di sini lagi
tetapi aku tetap mencintaimu, meski dukaku tak sampai padamu; cinta kita adalah jembatan tak kelihatan; dua jiwa menyatu rasa hingga keabadian
setiap menjelang malam, aku sembunyi dalam sepi dan bisu; hatiku menggigil, telinga jiwaku dirusak; aku yakin engkau sangat hadir tapi ditutupi oleh suara gaduh berderak-derak
kucari di mana agar peristiwa kita berdua terulang lagi? bisakah yang mustahil ini menjadi mungkin? Tuhan macam apa yang tega hati membuat engkau dan aku saling tiada secara kasatmata?
di dada ini selalu berdegup rindu penyambung kalbu; meski dukaku tidak sampai padamu
**(tmn aries:gnb: rabu:1 sept ’21; foto by Yos S. Nggarang)
*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.