Terima kasih Masyarakat Desa Hale, Mapitara, Flores untuk “Bapak Air” Pangkostrad Maruli Simanjuntak

Saya malah penasaran, apa yang dimaksud dengan sebutan “Bapak Air” bagi Maruli Simanjuntak. Ternyata sebagai Pangdam Udayana yang berkedudukan di Denpasar dengan wilayah tanggungjawabnya mencakup propinsi Bali, NTB dan NTT, Maruli banyak membantu masyarakat di daerah-daerah yang kering dan kekurangan air bersih. Sekitar 150 proyek air bersih telah dibantu pembangunan/pengadaannya oleh Maruli.

0
Setelah memalui beberapa proses akhirnya air bersi bisa mengalir

Apa yang dilakukan Maruli mengingatkan saya akan Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Jusuf, alm.

Oleh: Ans Gregory da Iry

—————–

Tilik. Bulir.id -Pada hari Senin, 31 Januari 2022, Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dilantik oleh KSAD Jenderal TNI Dudung Abdulrahman sebagai Panglima Kostrad. Selain Maruli, ada beberapa jenderal lain yang dilantik sebagai Pangdam.

Saya tertarik membaca sebuah tulisan di Tribunnews.com tanggal 22 Januari 2022 tentang Pangkotrad yang baru ini. Oleh penulisnya Egy Massadiah, Maruli Simanjuntak disebutnya sebagai  “Bapak Air”. Ha-hal lain mengenai karir militernya  yang menonjol dapat dibaca dalam tulisan itu ,atau juga dapat di-googling di internet.

Saya malah penasaran, apa yang dimaksud dengan sebutan “Bapak Air” bagi Maruli Simanjuntak. Ternyata sebagai Pangdam Udayana yang berkedudukan di Denpasar dengan wilayah tanggungjawabnya mencakup propinsi Bali, NTB dan NTT, Maruli banyak membantu masyarakat di daerah-daerah yang kering dan kekurangan air bersih. Sekitar 150 proyek air bersih telah dibantu pembangunan/pengadaannya oleh Maruli.

Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Pangkostrad yang baru

Maka langsung saya teringat bahwa di kampung kelahiran saya, Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka – Flores, NTT, telah dan sedang dibangun dua proyek air bersih atas bantuan Pangdam Maruli. Saya mengikuti perkembangan pembangunan di desa Hale itu  lewat sosmed yang di-upload oleh kepala desa Albertus Ruben da Iry.

Air berish untuk dusun Napunkontas dan Watuwolod

Wairara adalah nama sebuah kali atau sungai kecil di desa Hale yang volume airnya cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Kali ini menjadi sumber air minum bagi masyarakat di desa Hale, khususnya mereka yang berdiam di dusun Watuwolod dan Napungkontas. Tetapi orang harus berjalan cukup jauh, 2 sampai 3  kilometer untuk mengambil air dengan menggunakan bambu sebagai penampung dan dibawa ke rumah untuk keperluan masak dan minum.  Selama ratusan atau mungkin ribuan tahun sejak orang berdiam di sini, mereka pasti mengambil air di Wairara, karena itulah satu-satu sumber air yang disediakan alam.

Sekitar 30 tahun lalu, dengan bantuan Ausaid – lembaga donor Australia – diadakan pemasangan pipa untuk menarik air dari sumber air di Wairmale, yang letaknya di sebelah atas Wairara, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Akan tetapi ketersediaan air bersih ini masih jauh dari cukup, karena selain volume air dari sumbernya tidak besar, juga jumlah penduduk yang terus bertambah sehingga kebutuhan akan air pun bertambah. Oleh karena itu masyarakat sangat senang dan bersyukur ketika mendapat kabar bahwa Pangdam Udayana akan memberikan bantuan berupa pompa-pompa hidran untuk pengadaan dan distribusi air ke rumah-rumah penduduk. “Masyarakat sangat senang menerima bantuan untuk pengadaan air bersih dari Bapak Pangdam Udayana,” ujar kepala desa Albert Ruben da Iry.

Dana untuk pengadaan pompa-pompa hidran berasal dari Kodam Udayana, sedangkan untuk pengerjaannya pemerintah desa juga mengalokasikan dananya. Jadi ada kerja sama antara Kodam dan desa.

Untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Dandim 1603 Sikka Letkol Inf. Mohamad Jaf’ar mengerahkan Danramil Bola Raya dan para Babinsa, khususnya Babinsa Mapitara Robbi Masneno dan teknisi melakukan pekerjaan pemasangan pmpa hidran, dibantu oleh tenaga tukang setempat dan juga masyarakat.

Peringatan Hari TNI, 5 Oktober 2021 di lokasi proyek.

Pengerjaan pemasangan 2 unit pompa hidran di Wairara dimulai bulan Juli 2021 dan selesai pada Desember 2021. Masyarakat dusun Napunkontas dan Watuwolod yang berjumlah 1765 jiwa kini sudah menikmati air bersih dan sehat. Selesai pemasangan pompa hidran dan pengaliran air ke rumah-rumah penduduk, mereka membangun pula sebuah fasilitas MCK umum di pasar desa Hale.

Air bersih dan Irigasi untuk dusun Glak

Sementara itu untuk dusun Glak sedang dibangun 4 pompa hidran di sumber air Aragete. Dua pompa hidran untuk mengalirkan air bersih kepada 533  jiwa penduduk dan dua pompa lagi untuk mengalirkan air bagi irigasi/pengairan sekitar 150 hektar lahan pertanian. Selama ini lahan-lahan tersebut hanya diolah sebagai ladang tanah kering yang bergantung kepada musim hujan. Dengan adanya  air ini maka lahan kering akan dapat diubah menjadi sawah, suatu hal yang tidak saja mengubah pola bertani masyarakat setempat, tetapi juga memperkenalkan mereka dengan budaya bertani yang baru yaitu sawah, dengan potensi penanaman padi, jagung dan tanaman sela yang lebih bervariasi.

Proyek ini dimulai November lalu dan direncanakan akan selesai Desember 2021. Tetapi mengingat musim hujan tiba dan angin, maka pekerjaan sementara ditunda. Kepala desa Ruben da Iry mengatakan, masyarakat yang biasanya bergotong royong membantu pekerjaan itu minta agar pekerjaan proyek air untuk sementara waktu dilakukan cukup dua hari dalam seminggu. “Supaya pada hari-hari lain  mereka bisa mengolah ladang-ladang mereka untuk ditanami padi. Nanti kalau sudah selesai menanam, mereka siap membantu pekerjaan proyek setiap hari sampai selesai dan dapat mulai berfungsi, baik untuk air bersih bagi warga maupun untuk irigasi”, ungkap Ruben.

Beberapa Foto Dokumentasi Proses Pengerjaan Air Bersih Untuk Dusun Napunkontas, Watuwolod dan Dusun Glak

Proses uji coba pompa hidran
Pengerjaan pemasangan pompa hidran
Setelah memalui beberapa proses akhirnya air bersi bisa mengalir
Finalisasi pemasangan pompa hidran

Terima kasih kepada Pangdam Maruli Simanjuntak

Pangdam Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak sempat mengadakan video conference dengan Dandim Sikka Letkol M. Jaf’ar beserta Danramil Bola dan para Babinsa yang terlibat dalam pengerjaan proyek air bersih tersebut. Pangdam berpesan agar pekerjaan dilakukan dengan sebaik-baiknya agar hasinya (output) juga baik dan dapat dinikmati oleh masyarakat setempat.

Sementara itu mewakili 2696 jiwa masyarakat desa Hale, kepala desa (atau lurah di Jawa) Ruben da Iry menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi  kepada Pangdam Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Dandim Sikka M. Jaf’ar dan para Babinsa serta teknisi TNI yang melakukan pekerjaan pada proyek tersebut. Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam pengerjaan proyek-proyek ini, yang sangat bermanfaat bagi masyarakat desanya.

Mengingatkan akan Menhankam/Pangab  Jusuf

Apa yang dilakukan Maruli membantu ketersediaan air bersih untuk masyarakat ini, mengingatkan saya akan Jenderal TNI M. Jusuf, alm, Menhakam/Pangab, 1978-1983, pada masa Orde Baru. Jusuf adalah seorang negarawan, tokoh militer Indonesia yang sangat populer dan dicintai oleh prajurit dan rakyat Indonesia, karena perhatian dan karya-karyanya yang langsung menyentuh kepentingan mereka.

Menhankam/Pangab Jusuf melakukan apa yang belakangan ini dikenal sebagai “blusukan”, yaitu kunjungan maraton ke seluruh pelosok negeri dan berbagai instansi TNI/ABRI (TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU dan Kepolisian RI), berkomunikasi langsung dengan prajurit dan keluarga mereka, dengan

Jenderal TNI M. Jusuf

pemerintah daerah dan juga masyarakat luas. Tema besar yang diangkat dan dijalankan oleh  Jusuf selama 5 tahun masa jabatannya adalah  “Kemanunggalan ABRI dengan Rakyat”, yaitu persatuan dan kesatuan antara TNI/ABRI dengan Rakyat sebagai ibu kandungnya, dalam membangun, mengembangkan, memajukan dan membela serta mempertahankan Tanah Air tercinta, Indonesia.

Untuk itu Jusuf menjalankan program yang terkenal yaitu ABRI Masuk Desa (AMD), yakni mengerahkan prajurit-prajurit ABRI untuk membangun proyek-proyek yang bermanfaat dan menyentuh langsung kepentingan ABRI dan masyarakat luas.

Jusuf membangun dan memperbaiki rumah-rumah ibadah, jalan dan jembatan, pengadaan air bersih, stasiun relay TVRI dan sebagainya. Proyek-proyek ini dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh keluarga ABRI dan juga masyarakat.

Banyak sekali proyek yang dibantu dan dibangun, tetapi saya ingin menyebut 2 proyek yang penting dan sungguh bermanfaat bagi masyarakat di kota Maumere, yakni pembangunan/pengadaan air bersih dan stasiun relay TVRI di Iligetan. Pada masa itu hanya TVRI satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, belum ada stasiun-stasiun tivi swasta sebanyak sekarang.

Air dari batang Pisang

Menjelang penghujung tahun 1979, terjadi musim  kemarau yang panjang di daerah Flores, khususnya di wilayah kabupaten Sikka. Meskipun sebenarnya masyarakat di daerah ini memang sudah biasa kekurangan air bersih/air minum sehingga banyak yang mengambil air dari batang pisang, tetapi kekeringan tahun itu termasuk ekstrim. Berita-berita mengenai masyarakat harus mengambil dan mengkonsumsi air dari batang pisang sempat tersiar di surat-surat kabar Jakarta.

Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Jusuf yang menerima laporan dari bawahannya atau mungkin membaca sendiri berita-berita tersebut, tergerak hatinya untuk mencari solusi: mengadakan air bersih bagi masyarakat Maumere.

Waktu itu saya bekerja sebagai wartawan Seksi Hankam mewakili surat kabar harian Suara Karya, Jakarta dan termasuk salah satu anggota tetap rombongan wartawan yang mengikuti dan meliput kunjungan kerja dan kegiatan Menhankam/Pangab ke seluruh negeri.

Pada suatu hari di bulan Desember 1979, rombongan Menhankam terbang dari kota Dili, Timtim, yang waktu itu masih bergabung dengan Indonesia, menuju Maumere, di Flores. Di dalam pesawat Hercules VIP TNI-AU yang menerbangkan kami, Jenderal Jusuf memberitahu wartawan bahwa kami akan terbang ke Maumere, Flores, karena dia ingin melihat dan mendengar langsung kesulitan masyarakat akan air bersih, sehingga mereka terpaksa minum air dari batang pisang.

Dalam rombongan wartawan itu ada 2 orang yang berasal dari Maumere, yaitu Ansel da Lopez dari Harian Kompas dan saya dari Suara Karya. Dalam perbincangan dengan Jusuf di pesawat itu,  Ansel minta kepada Jenderal Jusuf agar membantu pengadaan air bersih di kota Maumere karena masyarakat sangat kekurangan air bersih. Sebelum Jusuf menjawab saya menambahkan,”Juga stasiun relay TVRI Pak Jusuf, orang-orang di situ tidak bisa menangkap siaran TVRI karena belum ada stasiun relay”. Jusuf tidak menjawab tetapi hanya senyum-senyum saja.

Dalam hati saya berpikir, Pak Jusuf pasti akan membantu, tetapi bagaimana kalau tidak ada permintaan dari pemerintah dan masyarakat setempat? Karena itu sebaiknya ada permintaan dulu dari bupati Sikka saat memberikan laporan mengenai situasi daerahnya, dan sesudah itu Jusuf pasti akan memberikan tanggapan atau jawabannya.

Oleh karena itu waktu tiba di ruang tunggu bandara Waioti, kini bandara Frans Seda, sebelum berangkat ke kota Maumere, saya sempat membisiki Bupati Daniel  W. Palle untuk minta bantuan Menhankam mengatasi masalah kesulitan air dan juga stasiun relay TVRI agar masyarakat bisa menonton siaran TVRI. Sore itu dalam pertemuan di ruang sidang DPRD Sikka, Bupati Palle dalam laporannya sempat mengajukan permintaan tersebut, dan Jusuf menanggapinya dengan positif. Malam harinya dalam rapat umum di lapangan Kota Baru, Jusuf menyampaikan  kepada masyarakat luas mengenai permintaan bupati akan pengadaan air bersih dan stasiun relay TVRI. Dan bahwa Departemen Hankam/ABRI akan memenuhi permintaan tersebut. Masyarakat menyambut dengan tepuk tangan dan pekikan meriah. Jusuf memenuhi janjinya dan dalam waktu beberapa bulan berikutnya, proyek pengadaan air bersih dan stasiun relay TVRI selesai dibangun dan masyarakat dapat menikmati kecukupan air bersih dan juga menonton siaran TVRI. (Bogor, 1 Februari 2022).