FILSAFAT, Bulir.id – Thales dari Miletus, lahir sekitar tahun 624/623 SM di negara-kota Miletus, sekarang menjadi Turki modern. Ia juga sering dianggap sebagai pencetus filsafat Barat. Tidak seperti penjelasan mitologis yang lazim pada masanya, Thales mencari penjelasan naturalistik untuk fenomena di sekitarnya, dengan demikian meletakkan dasar-dasar bagi penyelidikan ilmiah.
Sebagai seorang yang memiliki banyak ilmu, minatnya mencakup matematika, astronomi, dan teknik, menjadikannya tokoh terkemuka di era pra-Socrates. Meskipun detail hidupnya diselimuti kabut waktu, jelas bahwa kecerdasan dan keingintahuan Thales tidak mengenal batas.
Gagasan dan Kontribusi Utama
Thales memiliki keyakinannya bahwa “air adalah prinsip dari semua hal,” sebuah pernyataan mendalam yang menunjukkan pencariannya akan arche, atau substansi yang mendasari, dari dunia alami. Pencarian akan prinsip tersebut menandai dimulainya penyelidikan metafisik dalam pemikiran Barat. Pernyataan Thales bahwa dunia dapat diketahui dan bahwa fenomena alam memiliki penyebab alamiah bersifat revolusioner, yang menjauhkan pemikiran manusia dari penjelasan mitologis.
Selain spekulasi metafisiknya, Thales juga dikenal dengan sejumlah penemuan matematika. Ia dikenal dengan teorema-teorema yang berkaitan dengan geometri, seperti konsep bahwa lingkaran dibagi dua oleh diameternya, dan ia memanfaatkan prinsip-prinsip geometri untuk memecahkan masalah-masalah di dunia nyata, seperti mengukur tinggi piramida di Mesir.
Tidak seperti banyak penerus filsafatnya, Thales tidak meninggalkan karya tulis. Pengetahuan kita tentang ide dan ajarannya terutama berasal dari filsuf dan sejarawan kemudian, seperti Aristoteles, yang mendokumentasikan kontribusinya. Kurangnya teks utama ini menjadikan Thales sebagai tokoh yang penuh teka-teki, namun pengaruh idenya tidak dapat disangkal.
Warisan Thales adalah perubahan yang ia mulai dari penjelasan mitologis ke rasional tentang dunia alam, sebuah transisi yang membuka jalan bagi pengembangan sains dan filsafat. Ia dianggap sebagai orang pertama dalam deretan Tujuh Orang Bijak Yunani, sebuah bukti kebijaksanaan dan kecakapan intelektualnya. Metode penyelidikannya, yang menekankan observasi dan pemikiran rasional, menjadi landasan pemikiran ilmiah dan filosofis.
Fakta Menarik
Peramal Gerhana : Thales konon telah meramalkan gerhana matahari yang terjadi pada tahun 585 SM, yang menunjukkan pemahamannya yang mendalam mengenai astronomi dan matematika.
Kisah Perasan Zaitun : Legenda mengatakan bahwa Thales menggunakan pengetahuannya tentang astronomi untuk meramalkan panen zaitun yang baik, berinvestasi pada ekstrak zaitun dan menghasilkan banyak uang, dengan demikian menggambarkan penerapan praktis dari pengetahuan filosofis.
Salah satu dari Tujuh Orang Bijak : Thales diakui sebagai salah satu dari Tujuh Orang Bijak Yunani, sekelompok tokoh awal abad ke-6 SM yang terkenal karena kebijaksanaan mereka.
Kesimpulan
Thales dari Miletus merupakan tokoh besar pada awal tradisi intelektual Barat. Kegigihannya dalam mencari penyebab alamiah bagi fenomena alam menjadi dasar bagi semua upaya ilmiah dan filosofis berikutnya. Meskipun rincian kehidupan dan karyanya masih sedikit, warisan keberanian dan keingintahuan intelektualnya terus mengilhami pencarian pengetahuan dan pemahaman.*