Washington DC, BULIR.ID — Pemerintah Indonesia terus memperkuat upaya diplomasi ekonomi dengan Amerika Serikat melalui serangkaian pertemuan strategis yang melibatkan sejumlah pejabat tinggi AS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin delegasi Indonesia dalam rangkaian negosiasi yang berlangsung di Washington DC, bertujuan mempererat kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan antara kedua negara.
Dalam konferensi pers virtual yang digelar dari Washington DC dan dimoderatori oleh Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, dan dijadwalkan bertemu dengan Secretary of Treasury.
“Pemerintah Indonesia secara aktif menjalin komunikasi dengan para pejabat terkait di Amerika Serikat sebagai kelanjutan dari pembahasan sebelumnya. Respons dari pihak AS cukup cepat, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang direspons lebih awal,” ujar Airlangga.
Adapun beberapa poin yang ditawarkan Indonesia dalam negosiasi tersebut meliputi peningkatan pembelian energi, produk pertanian, dan jasa Engineering, Procurement, Construction (EPC), serta pemberian insentif bagi perusahaan AS dan Indonesia. Selain itu, pemerintah juga mengusulkan optimalisasi kerja sama di sektor critical minerals, kelancaran impor produk AS, serta dorongan terhadap investasi strategis melalui skema business to business.
Indonesia juga menekankan pentingnya kerja sama dalam bidang pendidikan, sains, ekonomi digital, dan layanan keuangan. Di sisi perdagangan, Indonesia mengusulkan penetapan tarif ekspor yang lebih rendah dibanding negara kompetitor, khususnya untuk produk seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang—produk yang dinilai tidak bersaing langsung dengan industri domestik AS.
“Target utama dari negosiasi ini adalah agar tarif produk ekspor Indonesia dapat lebih kompetitif dan setara dengan negara-negara lain. Pembahasan kemungkinan akan berlangsung dalam satu hingga tiga putaran,” jelas Airlangga.
Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyelesaikan proses negosiasi dalam waktu 60 hari. Pemerintah Indonesia berharap kesepakatan tersebut dapat diformalkan dalam bentuk perjanjian bilateral yang mendukung kestabilan dan pertumbuhan ekonomi kedua negara.
“Selama 60 hari ke depan, kami akan terus menjalin komunikasi dengan para stakeholder, baik dari kalangan bisnis maupun asosiasi di Amerika Serikat, agar posisi Indonesia dalam negosiasi ini semakin kuat,” tutup Airlangga.
Dalam kunjungan kerja ini, Menko Airlangga turut didampingi oleh Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, serta Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.*
