Jakarta, Bulir.ID – Vikep Keuskupan Agung Jakarta mewakili Uskup KAJ Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Romo Y. Edi Mulyono hadir memberikan sambutan Pembukaan KKM Pemuda Katolik DKI Jakarta sekaligus Serial Pertama Pelaksanaan KKM secara daring. Jakarta, Selasa (16/03/2021) yang lalu.
Dalam sambutannya, Romo Y. Edi Mulyono mengatakan, pemuda katolik masa kini mesti lebih berani untuk turut terlibat dalam menjawab persoalan-persoalan kebangsaan dan kenegaraan. Tentu, semangatnya adalah tetap berpegang teguh pada prinsip dan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
“Sebagai orang Katolik Anda terpilih untuk melayani sebagai generasi muda penjaga masa kini dan masa depan. Pergilah kamu diutus. Diutus untuk menjadi Misionaris. Dalam bahasa negara kalian adalah Misionaris Pancasila. Misionaris yang menyebarkan dan mewujudkan nilai – nilai Pancasila,” kata Romo Y. Edi Mulyono dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Romo Edi menyampaikan, misionaris bukan hanya Pastur, Bruder dan Suster, semua umat Allah termasuk Pemuda Katolik adalah juga Misionaris Pancasila dimana Iman akan Allah Maha Pengasih dan Penyayang diwujudkan dalam sikap, tindakan, perkataan, pikiran dan kepedulian yang berperikemanusiaan, adil dan beradab, menjunjung persatuan dalam berbangsa, menjunjung demokrasi serta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Romo Edi menambahkan, setelah selama lima tahun Keuskupan Agung Jakarta menjalankan Arah Dasar terkait dengan Amalkan Pancasila maka sudah saatnya untuk menjalankan Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja itu diantaranya pertama, penghormatan akan martabat manusia sebagai gambar dan citra Allah.
Kedua, prinsip Bonum Commune atau kebaikan bersama; ketiga, keberpihakan kepada mereka yang miskin, lemah, kecil, tersingkir dan difabel; keempat, dengan prinsip solidaritas dan Subsidiaritas, dan kelima, mempedulikan kelestarian lingkungan hidup.
Pastor Moderator Pemuda Katolik DKI Jakarta, Romo Adrianus Suyadi, dalam materinya yang berjudul “Ajaran Sosial Gereja : Nafas Gerakan Pemuda Katolik mengajak para peserta mendalami Ajaran Sosial Gereja sebagai ajaran atau doktrin Gereja Katolik tentang martabat manusia dan hidup bermasyarakat.
Ajaran Sosial Gereja didasari akan keyakinan bahwa Tuhan mempunyai rencana bagi ciptaan-Nya, yakni membangun Kerajaan Allah yang dipenuhi dengan kasih, perdamaian dan keadilan. Kita dipanggil untuk terlibat aktif membangun Kerajaan tersebut dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
Romo Suyadi menegaskan juga tentang prinsip – prinsip Ajaran Sosial Gereja sebagaimana yang disampaikan oleh Romo Edi karena itu setidaknya hal yang fundamental yang dapat dipahami terlebih dahulu yang selebihnya dapat dibaca dalam dokumen – dokumen yang ada. Beberapa poin yang musti dipahami diantara sebagai berikut :
Menyangkut harkat dan martabat, landasan Ajaran Sosial Gereja adalah komitmen kuat pada martabat dan harga diri setiap manusia tanpa terkecuali. Setiap pribadi manusia bukan hanya seorang individu yang suci, tetapi juga bersifat sosial.
Dalam hal kesejahteraan umum (Bonnum Commune), kita harus mempertimbangkan kebaikan bagi orang lain dan kebaikan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, dalam mengorganisir masyarakat kita – secara ekonomis, politis dan legal.
Pada sisi Solidaritas – Kasih terhadap sesama, kita belajar mewujudkan nilai solidaritas berarti belajar bahwa mencintai sesama memiliki dimensi global dalam dunia yang saling tergantung ini.
Tentang merawat ciptaan Tuhan : merawat Bumi, Kita harus bertanggungjawab untuk melindungi dan mengharagai keanekaragaman ekologi bumi, keindahan dan harta yang menopang kehidupan.
Mengenai subsidiaritas dan peran pemerintah, negara adalah sarana untuk mempromosikan martabat manusia, melindungi hak-hak asasi manusia dan mengembangkan kesejahteraan bersama. Prinsip subsidiaritas hendaknya diwujudkan dengan mendelegasikan sedapat mungkin pengambilan keputusan di tingkat paling bawah.
Terkait partisipasi, ditegaskan bahwa semua orang berhak untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat karena manusia adalah makhluk sosial, dan bagaimana kita hidup bersama mempengaruhi martabat individu dan kemajuan masyarakat.
Hal kewajiban dan hak asasi manusia, kita semua mempunyai hak atas segala sesuatu yang diperlukan untuk memenuhi martabat manusia. Hak-hak yang muncul dari apa yang kita perlukan untuk hidup sebagaimana Tuhan kehendaki untuk kita.
Perihal penegakan keadilan sosial dan promosi perdamaian, kita dipanggil untuk mempromosikan sedapat mungkin pendekatan tanpa kekerasan untuk memecahkan suatu masalah, dan berkontribusi untuk menciptakan masyarakat dan dunia yang lebih adil.
Dalam hal martabat pekerja dan hak – hak pekerja, Ajaran Sosial Gereja berpegang bahwa pekerjaan itu bermartabat dan pada hakikatnya baik dan pekerja harus selalu dihormati dan dihargai.
Jika martabat kerja dilindungi, maka hak-hak dasar para pekerja dihormati – hak untuk kerja produktif, hak atas upah yang layak dan adil, hak untuk berorganisasi dan bergabung dengan serikat pekerja, hak atas properti pribadi dan inisiatif ekonomis.
Di sisi yang lain Mike Verawati Tangka yang saat ini menjadi Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia turut memberikan materi yang bertajuk “Ajaran Sosial Gereja sebagai Instrumen Karya dan Kinerja Orang Muda Katolik”.
Mike mengajak para peserta sebagai pemuda Katolik untuk semakin memahami bagaimana peluang integrasi Ajaran Sosial Gereja dalam karya Pemuda Katolik.
Peluang itu diantaranya pertama, Pemuda Katolik dapat terlibat penuh dalam proses-proses demokrasi yang saat ini tengah berjalan, meskipun proses demokrasi kita saat ini masih menghadapi ujian yang berat.
Kedua, Pemuda Katolik dapat mengambil ruang-ruang, kerelawanan yang lebih konkrit, apalagi saat ini kita menghadapi pandemik, sumbangsih orang muda sangat penting.
Ketiga, Pemuda Katolik diharapkan mampu mendorong youth mainstreaming dalam proses pembangunan, karena kelompok muda diposisikan berbeda dengan kelompok lainnya.
Keempat, Pemuda Katolik dapat terlibat penuh dalam upaya-upaya global: SDG’s, Green Economic, G20, ASEAN Forum, dll.
Kelima, Pemuda Katolik berpeluang untuk mempromosikan HAM dengan inovasi-inovasi khas millennial, sehingga turut mengedukasi masyarakat. Dan keenam, Pemuda Katolik dapat keluar dari kegiatan-kegiatan yang mainstream, membuat ruang-ruang belajar yang terbuka, dan merangkul – dalam hal ini mulai bernisiatif .
Acara pembukaan KKM ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PP Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa dan turut memberikan sambutan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. KKM ini diikuti oleh sekitar 70 peserta dari utusan 12 Komda Se – Indonesia.*