JAKARTA, Bulir.id – Komedian sekaligus aktor asal NTT, Abdur Arsyad turut mengomentari kebijakan masuk sekolah jam 5 subuh bagi SMA dan SMK yang telah berlaku di Kupang Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menurut Abdur, sebuah kebijakan publik harus melalui uji akademis dengan paramater penelitian yang ketat, terukur dan bisa dipertanggung jawabkan.
“Yang namanya kebijakan publik itu Bapak/ibu sekalian, dia ada di punya alur sonde langsung main hantam-hantam sa”, Komentar Abdur melalui akun Tiktoknya @abdur.arsyad, Rabu (1/3).
Ia mengatakan, kalau bikin kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi harus dijelaskan pula landasan dan pertimbangannya. Pun kalau itu penelitian, metodenya apa, siapa yang bikin harus dilemparkan ke masyarakat untuk didiskusikan.
“Bukan main modal kunjungan kerja habis itu pulang duduk minum kopi dan jagung bose adu langsung bikin kebijakan, oe bapa raja ini bukan naik gunung ineboe kau main gas sa,” celetuk Abdur dengan logat khas Kupang nya.
Abdur juga mengaitkan kebijakan kontroversial itu dengan membandingkan tingkat kesenjangan di tengah-tengah masyarakat NTT. Kata Abdur, bagi para pejabat itu mungkin sangat mudah dan bisa disesuaikan karena ketersedian fasilitas, tetapi tidak memungkinkan dan bahkan sangat sulit bagi masyarakat kecil.
“Dan ini sakolah jam 5 pagi, beta baca tuh. Bilang biar terbiasa bangun jam 4 subuh nanti 1/2 jam mandi abis itu setengah lima su berangkat pi sekolah. Lah iya kalau batong di rumah sudah antri di kamar mandi bapak/ibu pejabat karena kalau batong ada kakak atau adik yang batong 1 sekolah nih batong sudah antri belum bapak dan mama juga mau ikut mandi batong sudah antri bapak/ibu pejabat enak di rumah kamar mandi 5, batu ini kamar mandi 1 pintu ada modal hordeng semacam ke rumah makan Padang. Batong mandi, mandi angin tiup batu perendang semua dapat lihat, lengkap itu lengkuas-lengkuas tuh”, kata Abdur bernada satir.
Bergaya komedi namun mengelitik, Abdur menunjukan sisi kelam kebijakan ini lewat hal-hal sederhana yang selama ini menjadi semacam borok seperti WC yang kotor serta akses tranportasi yang belum memadai bagi peserta didik.
“Dan masalah yang lain lagi tentang mekanisme tubuh tentang sistem eksresi. Orang yang biasa berak jam 6 pagi begitu sekolah jam 5 dia belum merasa berak tuh, nanti sampai di sakolah baru dia rasa berak. Dan bapak/i pejabat, supaya bapak/i tahu e pilihan untuk berak di sakolah itu adalah bukan pilihan yang tepat karena bapak dan ibu silakan cek itu WC WC di Sekolah aduh Tuhan dia pun da dolek sampai di plafon. Ini orang pung berak ke mana ko sampe da dolek di plafon. Da dolek semua, air sonde ada, begitu ada air, gayung lubang, air ada gayung bagus WC kotor. Dan ini sonde hanya tentang siswa, guru juga gtu,”.
“Satu hal lai. Bikin orang sekolah jam 5 subuh tuh dong berangkat harus setengah 5 nah itu bemo su ada ko belum, bapak/ibu sudah bikin transportasi yang bagus belum?” tanya Abdur.