Pilgub NTT: Siapa Figur Baru dan Sosok Muda-Ideal Pengganti Gubernur Viktor Laiskodat?

0

Jakarta, Bulir.id – Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat telah membuat pernyataan publik tidak ikut berkontestasi dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT 2024. Viktor tidak memberikan alasan yang detail selain mengungkapkan keinginannya kembali ke pusat (Jakarta).

Viktor meyakini, Jakarta, dengan prestise yang dimilikinya memegang kendali penuh terhadap eskalasi politik nasional yang berpengaruh besar terhadap sistem dan kebijakan-kebijakan di tingkat daerah.

“Tidak memiliki niat lagi untuk menjadi gubernur. Saya lebih memilih Kembali ke Jakarta untuk merubah cara berpikir aparatur agar sistem pemilihan kepala daerah secara langsung yang dilakukan selama ini bisa dirubah sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi lebih nyata,” kata Viktor belum lama ini seperti dikutip Antaranews.

Sayangnya, orang nomor satu di NTT itu tidak memerinci kekurangan yang ia maksud alih-alih menyebut pemilihan langsung memiliki banyak kekurangan.

Namun terlepas dari desas-desus di atas, ogahnya Viktor bertarung kembali di Pilgub NTT 2024, memunculkan banyak spekulasi dan diskusi publik yang mengerucut pada sosok ideal pengganti Viktor.

Dalam kontestasi demokrasi, ini sesuatu yang wajar dan masuk akal karena dapat menjadi bargaining position bagi sosok yang dianggap krebibel, juga bagi partai politik.

Lantas, siapa saja sosok ideal pengganti Viktor dan seberapa ia punya modal sosial, politik dan logistik? BULIR.ID mencoba membuka ruang diskusi publik dengan menyodor beberapa nama pontensial. Namun terbatas pada figur muda dan sosok baru yang pontensial.

Ini tidak bertendensi menganggap sosok di luar nama yang disebutkan tidak punya potensi untuk diusung. Sebab kalkulasi politik sulit sekali ditebak. Kadang mustahil bagi nalar dan persepsi publik, tetapi justru kemustahilan itulah yang menjadi kenyataan atau fakta politik.

Berikut nama-nama pontensial versi BULIR.ID untuk kursi NTT 1

Emanuel Melkiades Laka Lena (Melki Laka Lena)

Melki Laka Lena bukan orang baru di dunia politik.  Pada tahun 2013, ia menjadi calon wakil gubernur mendampingi Ibrahim Medah yang diusung partai golkar.

Selebihnya, dalam beberapa kali pilgub NTT, nama Melki masuk dalam bursa pencalonan partai politik. NAmun ia harus bersaing dengan seniornya di partai berlambang pohon beringin itu.

Sosok seperti Josef Nai Soi dan Ibrahim Meda adalah senior Melki di Golkar yang beberapa kali mengikuti konstestasi pilgub NTT. Majunya para senior-senior ini  mengurung niat Melki mencalonkan diri: di luar adanya faktor lain, seperti kebijakan internal dan hitung-hitungan partai politik.

Melki yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang membidangi Kesehatan, Ketenagakerjaan dan kependudukan, kembali digadang-gadang maju dalam pilgub NTT.

Golkar NTT bahkan telah secara terbuka menegaskan dukungannya untuk mengusung Ketua DPD I Partai Golkar NTT ini sebagai calon gubernur saat Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) dan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD Golkar NTT di Kupang bulan Mei lalu.

Partai Golkar tampaknya bulat mendukung Melki mengacu pada trac record, pengalaman dan tingkat penerimaannya di tengah-tengah masyarakat.

Selebihnya, Melki Laka Lena adalah Figur muda dan terhitung baru karena yang bersangkutan dipercaya membawa energi baru untuk kemajuan NTT.

Yohanes Fransiskus Lema

Sosok lain yang patut diperhitungkan dalam kontestasi pilgub NTT adalah Yohanes Fransiskus Lema atau familiar disapa Ansi Lema. Ansi Lema adalah kader PDIP yang sekarang menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dapil NTT 2.

Sebelum terjun ke dunia politik, Ansi memiliki karir dan latar belakang yang mentereng. Ansi antara lain pernah menjadi presenter televisi, dosen, dan pimpinan sejumlah organisasi nasional.

Nama Ansi mulai dikenal masyarakat luas saat ia menjadi Juru bicara dan tim kampanye Ahok saat Pilgub DKI. Ansi di DPR RI berada di komisi IV yang membidangi Pertanian, Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Kelautan.

Konsen Ansi terhadap masalah-masalah krusial pertanian, kehutanan, lingkungan hidup dan kelautan tampak dalam perjuangannya di Senayan untuk membela hak-hak para petani dan nelayan, termasuk memastikan proses pembangunan tidak menganggu keutuhan lingkungan hidup.

Perjuangan Ansi sangat relevan dengan situasi dan kondisi sosial masyarakat NTT saat ini, terutama dalam situasi dimana masyarakat kesulitan mendapatkan fasilitas alat pertanian yang memadai, masalah lahan kering dan kerusakan lingkungan hidup.

Trac record Ansi ini sudah menjadi alasan yang cukup bagi PDIP sebenarnya untuk tidak ragu-ragu mencalonkannya sebagai Cagub.

Bonifasius Hargens (Boni Hargens)

Nama Pengamat Politik dan akademisi Boni Hargens  termasuk figur muda dan pontensial Cagub. Sebagai akademisi, Boni dianggap sosok yang tepat untuk memerangi masalah klasik persoalan Pendidikan di NTT yang jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lain.

Selain itu, oleh mayoritas masyarakat, Boni digambarkan sebagai lokomotif gerakkan anti korupsi yang merusak stabilitas sistem pemerintahan lokal, yang kalau tidak segera diatasi berpotensi merampas kesejahteraan masyarakat.

Dalam sejumlah kesempatan, Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia ini sering  menumpahkan kemarahan dan kekesalannya terhadap perilaku koruptif pejabat-pejabat lokal termasuk pemimpin-pemimpin daerah di NTT.

Puncak kekesalannya ialah ketika ia menyebut sebagian pemimpin di NTT bermental “sonto loyo” karena perilaku koruptifnya. Kendati bukan kader partai politik, sosok Boni memiliki kedekatan dengan beberapa petinggi partai besar dan ini cukup menjadi modal untuk mendapatkan kendaraan politik.

Adrianus Garu (AG)

Sosok lain adalah mantan anggota DPD RI, Adrianus Garu (AG). AG sendiri sebenarnya beberapa kali sempat masuk dalam bursa cagub NTT yang diusung partai Hanura. AG yang berlatar belakang pengusaha ini memiliki karir politik yang ia bangun dari bawah.

Antara Ia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Manggrai, kemudian terpilih menjadi anggota DPD RI, menjadi pimpinan di berbagai perusahaan nasional, menjadi Komisoiner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) dan sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI.

AG sendiri memilki jaringan yang luas dan modal sosial yang tinggi. Tingkat penerimaan AG di tengah-tengah masyarakat juga sangat menjanjikan oleh karena pendekatan politiknya yang unik dan mudah diserap masyarakat.

Sosok ini sekarang tengah berlabuh ke partai Gerindra dan terus melakukan konsolidasi politik dengan bertemu masyarakat dari berbagai latar belakang sosial-budaya. AG menjadi magnet tersendiri bagi partai gerindra NTT setelah sebelumnya terjun bebas akibat pembelah politik pilpres Jokowi-Prabowo.

Selain nama-nama di atas, figur lain yang pontensial dan dikenal luas oleh masyarakat NTT karena beberapa kali ikut kontestasi Pilgub adalah: Beni Kabur Harman (BKH), Josef Nai Soi, Emilia Nomleni, Esthon L. Foenay, Christian Rotok dan beberapa nama lain.